Kerja
keras, berusaha, ikhtiar, adalah beberapa kosa kata yang menggambarkan usaha
yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu yang benar-benar ia harapkan.
Bahkan tak jarang kita melihat bahwa manusia itu begitu totalitas dalam
melakukan usahanya, berharap agar hasil yang diperolehnya nanti sesuai dengan
usaha yang telah dilakukan serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Seorang
pelajar atau mahasiswa misalnya, ia akan sangat rajin belajar, serius mengikuti
proses pembelajaran, merelakan diri menghabiskan waktu di dalam perpustakaan
untuk mempelajari beberapa topik, atau ada yang tidak tidur hanya untuk
menghadiahkan tugas yang mendekati sempurna untuk para guru atau dosennya.
Semua hal yang dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa tersebut adalah agar ia
bisa mendapatkan ilmu yang dibutuhkannya, dan itu benar, akan tetapi tidak
dapat dinafikan bahwa kebutuhan akan penghargaan atas usaha yang telah
dilakukannya berupa nilai yang bagus, itu juga benar.
Jikalau
kita telah melakukan sesuatu usaha yang maksimal, kemudian kita mendapatkan
hasil yang sesuai dengan apa yang kita usahakan dan apa yang kita harapkan,
maka itu lah yang kemudian kita definisikan sebagai suatu perasaan bahagia,
lalu ?? bagaimana jika kondisi yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan ??
akankah itu bisa kita definisikan sebagai ketidak bahagiaan ???. Jika memang
seperti itu betapa banyak ketidakbahagiaan di dunia ini. Sungguh pelik kita
mendefinisikan hal itu sebagai ketidakbahagiaan, di antara beribu nikmat yang
telah diberikan Allah kepada kita, kemudian kita memunculkan idiom “tidak
bahagia” hanya ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang
terjadi.
Lalu,
apakah Allah itu adil dengan hal yang sedang diperbuatnya ?? bukannya Dia
sendiri yang telah tegas menyatakan di dalam surat Ar Ra`d ayat 11 yang artinya
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Ayat
ini dengan tegas menyatakan bahwa jika kita berusaha untuk mengubah diri kita,
maka Allah akan menjamin perubahan itu terjadi. Nah lo?? Ini Allah yang
betul-betul menjanjikan, lalu kenapa ketika seorang pelajar atau mahasiswa
berusaha keras, rajin belajar agar mendapatkan nilai yang bagus, malahan tidak
mendapatkan hal yang diinginkannya?? Kemanakah janji Allah itu ???
Dan
kemudian kita mendefinisikan bahwa Allah itu tidak adil ?? Allah itu ingkar
janii?? Tidak !!!. Ada suatu cerita luar biasa, ada hikmah yang tidak bisa
ditebak ketika kondisi ini menimpa kita. Ujian dan cobaan yang diberikan Allah
ini adalah suatu skenario Allah yang pasti akan berujung kepada sesuatu yang
indah dan bermakna. Ketika air mata ini berjatuhan, menyuarakan perasaan hati
yang tidak bisa diungkapkan, ketika raga ini terlalu lelah dengan usaha yang
telah dilakukan, akan tetapi hasil yang diharapkan tidak sebanding dengan apa
yang terjadi. Apakah Allah melihat usaha yang kita perbuat ??? tidakkah Dia
berkenan untuk membalas usaha itu ?? lalu bagaimana dengan mereka ?? mereka
yang usahanya tidak maksimal, bahkan ada yang tidak berusaha, mereka
mendapatkan hasil yang mereka harapkan ?? Dimana Allah ?? Apakah Allah hanya
diam saja ???
Tentunya
perasaan ini acap kali muncul. Apalagi ketika sahabat, rekan kerja, tetangga
atau orang lain bisa mendapatkan hasil yang diharapkan dengan usaha yang
minimal. Nah kita ??? yang usahanya sudah paling maksimal malahan mendapat
hasil yang jauh dari apa yang kita perkirakan. Pertanyaannya, siapakah yang
patut disalahkan ???. Begitulah manusia, perasaannya akan cepat menguasai
pikirannya dalam kondisi seperti ini, akibatnya logikanya akan bekerja untuk
mulai menyalahkan Allah. Naudzubillahi min dzalik. Padahal Allah juga telah
menjawab kegalauan ini di dalam surat ................. yang artinya
“.........................”. Ayat ini menjelaskan bahwa hal-hal yang telah kita
terima, sedang kita terima atau yang akan kita terima semuanya adalah hal yang
terbaik untuk kita. Lihatlah, Allah benar-benar teramat bertanggung jawab atas
kehidupan kita. Bukankah Allah yang Maha Mengetahui tentang diri ini ? tentunya
Dia tahu apa-apa saja yang terbaik untuk kita. Dia lha yang mengatur segala
lika-liku hidup kita agar kita selalu mendapatkan apa-apa yang sebenarnya kita
butuhkan bukan apa-apa yang kita inginkan. Garis bawahi, bukan KEINGINAN tapi
KEBUTUHAN.
Sayangnya,
manusia begitu cepat untuk menjudge
bahwa Allah itu tidak adil, Allah itu pilih kasih. Apakah dengan
menjelek-jelekkan Sang Maha Kuasa masalah akan menjadi baik ?? tentunya tidak
bukan? Jadi apa gunanya. Selang beberapa waktu Allah akan menunjukkan bahwa
takdir yang menimpa kita sebelumnya memberikan suatu berkah yang berharga
kepada kita, dan sekali lagi manusia sering lupa bahwa inilah balasan usaha
yang dulu pernah dilakukannya. Allah baru saja menunda memberikan hadiah kecil
kepada kita agar kita lebih bersabar karena ada hadiah yang teramat besar yang
sedang Allah siapkan untuk kita ? Lalu apakah kita tidak bisa bersabar sebentar
menunggu hadiah yang besar itu ? apakah perlu kita terburu-buru meminta hadiah
yang kecil jikalau Allah sebenarnya akan memberikan hadiah yang teramat
istimewa. Luar biasa bukan !
Pada
hakikatnya, tidak ada hal-hal yang jelek dalam hidup ini. Jika kita bisa
merunut kembali setiap peristiwa hidup ini maka kita akan menemukan bahwa
skenario kehidupan kita benar-benar luar biasa, sutradara kehidupan ita
yakninya Allah benar-benar merupakan sutradara terbaik sepanjang zaman. Tidak
ada yang sia-sia dalam hidup ini, semuanya bermakna, semua punya cerita dan
kisah tersendiri. Jika memang diri ini ditimpa suatu cobaan, maka kembalikan
semuanya kepada Dzat yang memberikan cobaan itu dan kemudian bersabarlah untuk
menunggu kejutan besar yang akan diberikan kepada kita. Kita memang diberikan
kebebasan untuk merencanakan kehidupan ini, membuat hidup ini lebih sempurna,
akan tetapi, sebaik, sebagus, dan sehebat apapun rencana kita, maka ketahuilah
rencana Allah itu jauh lebih baik. Percayakan semua kehidupan ini kepada Sang
Khalik, Hanya Dia yang mengetahui diri kita, bahkan Dia lebih tahu diri kita
dari pada kita sendiri.
Itulah
uniknya pribadi seorang muslim, ia akan bersabar ketika ia mendapatkan musibah
dan ia akan bersyukur ketika ia mendapatkan kebahagiaan. Lihatlah, betapa
indahnya hidup jika kita bisa menikmati dan mensyukuri semua alur kehidupan ini
karena hidup ini cuman sekali, bersyukur akan membuat hati ini menjadi lebih
lapang dan jauh dari masalah. Jadi nikmatilah dan kemudian syukurilah !. Sebuah
renungan penutup, Surat Ibrahim ayat 7 “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari nikmat Ku, maka pasti azab Ku sangat berat”
Waalahu
`alam bis Shawwab !!
. . .If You Want something You`ve never had, You Must be Willing To do Something You`ve never done. .
Friday, 17 January 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
KAU TAK SENDIRI
Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...

-
Siapa yang tak kenal matematika. Pelajaran yang hampir menjadi momok mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Aku juga ...
-
Judul : Harga Sebuah Percaya Penulis : Tere Liye Penerbit : Mahaka Publishing Halaman ...
-
Judul : Rumah Pelangi Penulis : Hj. Samsikin Abu Daldiri Penerbit : Arti Bumi Intaran...