Monday 20 December 2021

DIAM-DIAM SUKA (FINAL PART)


"Hufft" aku menghela nafas panjang. Entah kenapa malam ini tak seindah biasanya. Padahal ribuan bintang itu bersinar dengan indahnya, bahkan tak satupun sinar dari ribuan bintang itu yang menyilaukan lamunanku. Aku merasa langit malam yang cerah ini hitam legam, tak ada setitik cahaya di atas sana. Ahh, layaknya duka yang tengah melandaku. Duka yang memporak-porandakan kehidupanku. Aarrrrggggghhhh..

Aku terus memandangi layar smartphoneku. Memperhatikan timeline instagramku.
Lama....
Lamaaa sekali
Aku memperhatian sebuah gambar yang terpampang jelas. Aku membaca caption yang ditulis kata demi kata nya. Dan akhirnya buliran air mata jatuh secara perlahan. Aku menangis.

Happy Engagement day !!
*Ruu and Swa*

Kurang lebih begitulah kalimat singkat yang tertera di caption itu. Sedangkan gambarnya menampilkan sosok Ruu dan Swa memamerkan cincin yang sama mengikat di jari manis masing-masing. Di kolom komentar pun tersematkan ribuan doa untuk pasangan idaman ini. 

Aku? Jangankan memberikan like atau ikut mendoakan. Menatap gambarnya saja aku sudah tak kuat, rapuh, gamang, goyang. Ahh, Apa yang sebenarnya aku rasakan? Inikah yang mereka sebut dengan patah hati? Inikah yang mereka namakan cinta tak harus memiliki?

Aku menghidupkan laptopku. Melakukan scrolling ke atas dan ke bawah lalu berhenti fokus memperhatikan layar laptop. Yaah..tampak seorang pria bersweater hitam itu sedang ter-canded memegang kameranya. Aku mengamatinya. Lama. Lama sekali. Dan sekali lagi, aku kembali menangis, menumpahkan segala kecewa yang aku rasakan. Meluapkan kesedihan yang ternyata tak dapat dibendung lagi

Aku menghela nafas panjang. Perlahan mengelap air mataku. Lalu sambil  memejamkan mata aku menekan tombol delete, dan foto pria itu lenyap dari laptopku. Dengan senyum yang dipaksakan aku mengazzamkan
"No more Ruu"
Lalu aku mematikan laptopku.
Ya. Itu adalah foto terakhir Ruu yang aku hapus dari laptopku setelah aku berhasil menghapus semua foto yang ada Ruu.

Aku kecewa. Aku terluka? 
Kenapa?
Apakah karena Ruu?
Tentu saja tidak. Aku kecewa karena diriku sendiri. Aku yang membangun khayalanku, aku terus menimbunnya hingga angan-anganku terbang tinggi. Hingga aku lupa membedakan mana yang nyata, dan mana yang fana. Sampai akhirnya ketika Tuhan membangunkanku dari khayalan ini semua, aku tersentak, kaget, jatuh. Aku jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku mengalami luka yang teramat pedih, mengalami nestapa yang teramat dalam. 

30 menit berlalu. 

Aku tersenyum. Ya, senyuman yang terpaksa aku hadirkan dalam basahnya air mata. Tersenyum menyadari akan kebodohan yang selama ini aku nikmati. Aku yang terlalu mengharapkan Ruu, aku yang diam-diam menyukainya, aku yang membangun imajinasi luar biasa tentang Ruu. Aku yang terlalu menikmati semua perhatian kecil yang Ruu berikan, perhatian yang ternyata bukan hanya untukku. Tapi untuk semua orang di sekitarnya.
Aku..
Aku yang begitu bodoh.
Dalam diamku aku menyukainya. Teramat menyukai. Tanpa aku tahu tahu ternyata dalam diamnya, dia sedang membangun bingkai pernikahan dengan pujaan hatinya.

Aku yang salah menyukai Ruu diam-diam. Aku yang salah karena tak memintanya langsung kepada Robbku. Aku yang salah karena telah mengkhianati cinta Robbku secara diam-diam.

Mulai sekarang, no more Ruu. Begitu pun, tak akan ada Ruu yang lainnya. Sudah cukup. Aku tak akan berkhayal lagi. Aku tak kan berimajinasi lagi. Aku akan menjaga hati agar kelak tak patah lagi seperti ini. Sungguh, ini menyakitkan

Jika nanti akan ada orang lain datang kembali, minta saja kepada Robbku. Aku tak perlu berimajinasi, tak perlu berkhayal lagi. Sudah cukuup. Aku harus menghentikan kebodohan ini. Aku harus kuat. Aku harus melanjutkan kembali kehidupanku.


Medan, 20 Desember 2021, 06.21 WIB
Entah kenapa di bagian ini menulisnya dengan sedikit air mata. 

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...