
Pict : Jalan Raya di Kota Medan
Karena saya adalah seorang angkoters sejati, hehe, maka topik angkot akan menjadi sesuatu yang sangat enak untuk dibicarakan. Kita pernah membahas tentang waktu yang dibutuhkan untuk menunggu angkot itu datang. Tentang bagaimana kita menyikapi angkot yang datang, baik sebentar, ataupun membutuhkan waktu yang lama.
Banyak
yang tidak sabar ketika menunggu kedatangan angkot. Akibatnya, ia memilih jalan
lain yang menurutnya lebih cepat mengantarnya ke tujuan. Kami para angkoters
menyebutnya “nyambung angkot”, hehehe. Maksudnya adalah menaiki angkot lain ke
arah tertentu dan kemudian melanjutkan dengan angkot lainnya, begitulah
seterusnya sampai ia sampai di tujuannya. Waah...kebayang dong turun naik
angkot itu rasanya gimana kan, dan terkadang nyambung angkot itu gak cukup dua
kali, bahkan ada yang lebih. Masya Allah !!
Apakah
kita sampai ke tujuan kita ? Yaa. Lalu apa bedanya jika kita masih setia
menunggu angkot yang “satu tujuan” dengan kita ?, rasanya daripada membuang
waktu, mending cara “nyambung angkot” ini kita lakukan. Ahh...ternyata memang
tidak sama, tidak sama dari energi yang akan kita keluarkan setiap proses turun
naik angkot, tidak sama ketika harus beradaptasi dengan kondisi angkot yang
baru dinaiki, dan yang jelas akan memakan biaya yang lebih mahal. Waah...lebih
banyak hal negatifnya ya ?
Begitu
juga “nyambung angkot” dalam masa penantian si “dia”. Mereka menyebutnya dengan
istilah Pacaran. Bertemu dengan pasangan yang sepertinya idaman, menjalin
hubungan, dan kemudian mengakhiri hubungannya tanpa status yang jelas. Ahh...
pembenaran yang terjadi dalam pikiran mereka adalah pacaran adalah salah satu
cara untuk menyeleksi calon yang benar-benar pantas mendampingi sisa hidup.
Karena pacaran adalah ajang memilih calon suami atau calon istri yang terbaik,
alasan klise mereka.
“aku
belajar mengenali sosok lawan jenis ketika pacaran jadi gak gamang lagi ketika
sudah menikah”
“Bagaimana kalau dengan pacar yang sekarang
gak berjodoh ?”
“Ya...kadang
kita harus bertemu dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu dengan orang
yang tepat”
Jawaban
yang rasional banget menurut mereka. Ya..mungkin mereka sedang turun naik
angkot menuju ke tempat tujuannya. Lebih capek bukan ? dan tentunya membutuhkan
biaya cukup banyak. Dan yang lebih naasnya, kadang tanpa kita sadari angkot itu
telah melaju kencang ke arah yang berlawanan dengan tujuan kita. Nah lo...apa
yang bisa kita lakukan jika kita sudah berada jauh dari tujuan kita ?
Ayooo...buat kamu yang lagi turun naik angkot sekarang, yuuk perbaiki jalan
hidupmu.
Karena
pacaran tak akan membuat jodohmu lebih dekat, dan jomblo juga tak akan membuat
jodohmu menjadi lebih jauh. Tugas kita sekarang adalah menjadi sebaik-baik
hamba Nya dan sebaik-baik umat Rasul Nya. Tak mungkin Allah tidak akan
memberikan yang terbaik kepada kita. Sedangkan mereka saja yang tak pernah
menyembah Nya, tak pernah menyebut asma Nya, Allah masih memberikan kelonggaran
oksigen, kondisi fisik, dan lainnya. Dan tentunya Allah akan berikan kenikmatan
yang lebih untuk kita, hamba Nya yang terus belajar taat kepada Nya.
Jangan hanya sekadar agar bisa menikah, agar
bisa punya gandengan, agar bisa jawab pertanyaan orang, atau hanya ikut-ikutan
zaman. Menikah itu niatnya murni untuk
ibadah kepada Rabb mu. Karena menikah itu sendiri adalah ibadah, maka
jaga keseluruhan prosesnya. Jangan sampai satu pun proses menuju pernikahan kita
nodai dengan kesalahan. Jika semua kesucian proses ibadahnya terjaga, maka
insya Allah, berkah Allah tak akan pernah henti-henti mengalir untuk pernikahan
tersebut, sebelumnya, setelahnya, bahkan selama-lamanya, Amin.
Karena tugas kita bukan mencari tahu siapa
jodoh kita, bukan mencari tahu kapan kita akan bertemu, dan kapan kita akan
mengucapkan janji suci. Percayalah, Allah tidak akan meminta pertanggungjawaban
karena jodoh kita lama, karena sampai detik ini belum menikah. Tapi Allah akan
melihat pertanggungjawaban dari perbuatan yang kita lakukan sampai kita
dipertemukan dengan jodoh.
Yuk menjadi sebaik-baik hamba Nya !!
===========================================================================
Sabarlah menunggu, janji Allah kan pasti
Sabarlah menanti, usahlah ragu, kekasih kan
datang sesuai dengan iman di hati
(Maidany—Menunggu di Sayup Rindu)