Menjadi guru dengan ratusan bahkan
hampir ribuan siswa memiliki keseruan tersendiri. Ada setakat bangga karena telah
berhasil membelajarkan mereka. Sekarung kabahagiaan
karena telah berhasil mengantarkan kesuksesan mereka (ya Allah, sukseskan
mereka, dimanapun mereka berada, aamin).
But,
anyway mengenali siswa itu merupakan hal
yang kudu and harus banget dilakukan oleh guru. Bahkan bukan
hanya sekadar nama, tanggal lahir, makanan kesukaan, penyakitnya, cara belajar,
hobi, bahkan masalah yang dihadapi oleh para siswa (hihihi, complete banget ya). Ketika seorang guru
sudah mengenali siswanya dengan baik, maka akan mudah baginya untuk membangun chemistry yang bagus dengan siswa. Nah,
lalu apa ? chemistry yang bagus ini akan meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar mata pelajaran yang akan kita jelaskan. Next, bakalan tahu dong bagaimana hasil
belajar jika motivasi siswa itu tinggi, wahh..
Terus, bagaimana dong kasus seperti
aku yang mengalami kesulitan ketika mengenali siswaku?, bahkan untuk nama saja
aku kewalahan. Oke, aku pernah menerapkan trik yang mungkin sedikit membantu
para guru untuk mengenali siswanya. Jeng---jeng—jeng--, ini dia solusinya ‘daftar
presensi siswa'.
![]() |
Source : Tokopedia |
Buat apa sih ? aku memiliki
kebiasaan sebelum mengajar selalu mengecek kehadiran siswaku (wah..ini mah
wajib dilakukan guru). Aku melakukannya bukan semata karena menerapkan RPP yang
telah aku buat, atau hanya sekadar memastikan si Furqon gak terlambat kan ?.
aku melakukannya dalam rangka menghapal nama siswaku satu per satu (duuh,
ketahuan). Aku menyebut nama mereka, lalu memperhatikan wajah dan kondisi fisik
mereka, bentuk wajah, cara memakai jilbab atau potongan rambut mereka. Dan ketika
ada siswa yang hanya menjawab panggilan namanya dengan “hadir buk” tanpa
memperlihatkan wajahnya, maka aku akan menagihnya (ngeri ahh) “mana orangnya?,
ibu gak nampak”. Intinya, aku akan selalu memperhatikan wajah mereka satu per
satu setiap kali aku masuk ke kelas. Dan alhamdulillah aku tidak melewati scene ini setiap memulai pelajaranku.
Lalu hasilnya ? Alhamdulillah,
terima kasih kepada Allah yang telah mengaruniakan ingatan terhadap mereka, aku
mulai mengingat nama mereka, aku mulai terlatih menskironkan nama dan wajah mereka
(yeyeyey, loncat-loncat di depan pantai dulu, eeeh). Nah, jadi buat para guru,
para ustadz/zah, para dosen yang bermasalah dengan nama siswa nya, boleh
mencoba caraku ini. Insya allah bakal mulai ingat tuh nama siswanya satu-satu.
Gak cuma ngabsen lo pak dan buibu. Aku
juga tidak begitu suka dengan panggilan seperti “anda” atau “saudara” atau “kalian”
apalagi “kau”. Biasanya dalam pembelajaran, aku mengusahakan untuk memanggil
mereka dengan sebutan nama mereka. Wah..tentunya ini juga semakin berat tugasku
kan, karena aku harus benar-benar pas mencocokkan antara nama dan wajah mereka.
Tapi i did it kok. Biasanya kata-kata panggilan di atas
hanya keluar ketika aku mulai marah dengan mereka. Marah ? guru boleh marah kah
? boleh dong. Ntar di next tulisan
aku coba bahas ya (semoga Allah mudahkan melawan rasa malas nulis ini, hehe)
Percayalah para pendidik, merasa
diperhatikan, merasa disayangi, merasa menjadi objek penglihatan guru merupakan
sensasi tersendiri bagi siswa. Hal itu merupakan impuls terbaik dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara agar siswa itu merasa diperhatikan, merasa
disayangi adalah panggil lah mereka dengan nama mereka, kenalilah mereka
pelan-pelan. Dan eits..jangan lupa perhatikan siswa secara detail yak,
perhatikan perubahan yang mereka sajikan setiap harinya. Karena kebanyakan
siswa membutuhkan komentar terhadap perubahan yang mereka tunjukkan. Jadi jangan
sungkan untuk mengatakan “Ridwan, potong rambut ya?” atau “Masha Allah Ilma,
kalau jilbabnya diulurkan ke dada gitu tambah cantik deh”. Bakalan
klepek-klepek tuh siswa sama gurunya. Dan ketika sang guru telah berhasil
merebut hatinya, percaya deh, para siswa itu juga akan memberikan sepenuh
hatinya, pikirannya untuk sang guru.
Nah, buat para guru yang lain,
monggo di coba caraku ya. Jangan berhenti menjadi guru terbaik untuk para siswa
hebat ya.. Orang hebat hanya akan lahir dari tangan seorang guru yang luar
biasa. Siap melahirkan dan mencetak generasi hebat ? maka jadilah guru yang
luar biasa.
Medan, 17 Agustus 2017, 14:55 WIB
Memaknai kemerdekaan di kos an sederhana (eeh)