Banyak orang yang mengeluhkan berbagai hal dalam
hidupnya. Dari hal yang wajar dan pantas untuk dikeluhkan, sampai dengan hal
yang remeh banget. Seolah hidup itu harusnya berjalan sesuai dengan yang ia
mau, jika ada kendala sedikit saja maka ribuan keluhan akan keluar dari
mulutnya. Aiih.
Mungkin orang-orang seperti ini lupa bahwa ada orang
lain yang hidupnya jauh lebih tidak sempurna dari kehidupan yang ia miliki. Ada
orang yang bahkan hidup dalam kekurangan, kepayahan dan kezholiman
lingkungannya. Ada orang yang akhirnya mencoba berdamai dengan takdir yang
Tuhan gariskan. Akan tetapi orang-orang ini berbeda. Mereka tidak sibuk
mengeluh, tidak sibuk mengutuki ini itu, tidak sibuk menyalahkan dia dan dia.
Mereka malah disibukkan untuk terus menjalani kehidupannya, yang menurut
sebagian orang sangat tidak sempurna.
Sungguh sebuah kesenjangan bukan? Orang yang hidup
penuh kekurangan, kelemahan, hal yang memayahkan malah menjadi pribadi yang
bahagia, penuh syukur, kuat dan hebat. Lalu, mereka yang hidupnya bergelimang
kesuksesan, finansial, malah menjadi pribadi yang suka mengeluh manakala ia
mendapat cobaan kecil saja. Memang aneh. Tapi begitulah hidup, ada banyak
hal-hal aneh yang akan terus kita jumpai.
Otak kita seringkali berpikir bahwa setiap cobaan yang
Tuhan berikan adalah bentuk kezholiman Nya? Atau setiap kelemahan yang Ia
takdirkan adalah nasib na’as yang harus kita terima? Tentu saja tidak. Bukankah
Tuhan itu Maha Penyangang? Tentu saja Ia tidak akan tega memperlakukan makhluk
terbaik Nya dengan cara-cara yang tidak pantas. Lalu apa cerita Tuhan
memberikan hal-hal yang menurut kita buruk?
Tujuan Tuhan adalah untuk menguatkan. Pernah gak sih
menyadari bahwa setiap kelemahan yang Tuhan gariskan itu sebenarnya sedang
menguatkan kita? Pernah gak tahu bahwa setiap cobaan itu membuat kita tahan
banting dengan setiap cobaan lainnya? Ternyata begitu. Tuhan itu tidak akan
pernah sia-sia memberikan apapun kepada hamba Nya, termasuklah itu cobaan atau
kesenangan. Selalu ada hikmah dari semua hal yang Tuhan berikan.
Sebuah kondisi di foto ini pernah aku temukan di dunia
nyata. Dari mereka aku menemukan bahwa ternyata untuk menjadi kuat tidak harus
memiliki hal-hal yang luar biasa atau fantastis. Bahkan kelemahan, kepayahan,
kesusahan sesungguhnya bisa menjadi sesuatu hal yang bisa menguatkan. Mereka
saja contohnya. Para generasi muda ini sama sekali tidak memerlukan AC atau
pendingin ruangan ketika belajar. Padahal di tempat lain sana ada siswa yang
mengeluh ketika mati lampu di kelas sehingga AC mereka menjadi tidak berfungsi.
Mereka juga tidak memerlukan ruangan belajar yang
bagus dan instagramable. Cukup meja
belajar dan papan tulis, mereka menyerap berbagai ilmu dari sang guru.
Sayangnya, ada siswa di luar sana yang menjadikan fasilitas, kualitas gedung
dan ruangan belajar sebagai salah satu bagian paling penting ketika memilih
sebuah sekolah.
Generasi muda nan bersahaja ini juga tidak memerlukan
pakaian seragam warna warni ala film Korea. Bagi mereka cukuplah pakaian yang
sopan, menutup aurat dan nyaman dikenakan. Toh apapun seragamnya, ilmu itu akan
diperoleh kok. Karena ilmu itu tidak dipengaruhi oleh warna seragam, begitu
seloroh mereka. Sangat berbeda dengan sebagian generasi muda lainnya yang malah
saling melombakan seragam sekolahnya. Mereka bikin baju seragam event ini itu dengan biaya yang cukup
fantastis.
Dan satu lagi, generasi muda ini tidak peduli dengan
sesulit apapun pelajaran matematika, mereka akan tetap belajar. Ahhh, paling
suka deh dengan testimony mereka yang ini. Aku percaya, bahwa kalimat ini bukan
hanya tertuju kepada matematika saja (yang katanya terkenal sulit), akan tetapi
juga untuk mata pelajaran yang lain. Mereka yang hidup dalam kekurangan ini
sama sekali tidak mengeluhkan sulitnya mata pelajaran atau panasnya ruangan
belajar. Mereka terus belajar dan menikmati kondisi yang tengah mereka jalani.
Luar biasa, batinku. Ternyata bukan fasilitas lengkap
yang membuat kita hebat. Bukan kemudahan-kemudahan yang menjadikan kita sosok
luar biasa dan bermental pemberani. Dari mereka aku belajar bahwa kekurangan,
hambatan, ancaman dan tantangan ternyata menyimpan sesuatu yang istimewa.
Mereka mampu membuat jiwa yang rapuh menjadi lebih kuat, mampu menyulap jiwa
yang kerdil menjadi lebih bijaksana. Dan aku teringat dengan sebuah quotes; bahwa angin dan gelombang itu
hanya berada di dekat navigator yang handal.
Jadi, jika sekarang kamu tengah berada di sebuah angin
badai, nikmati saja prosesnya. Semua kekurangan yang melekat, hambatan yang
terus bermain-main di depan mata atau ancaman yang tiada kunjung berakhir,
nikmati saja. Toh juga mengeluh tidak akan membuat semuanya menjadi baik-baikk
saja. Jangan-jangan kamu adalah navigator atau pelaut yang handal, makanya
Allah berikan gelombang dan angin badai di kapal yang tengah kamu kemudikan.
Coba deh tarik napas pelan-pelan, lalu katakan kepada
dirimu sendiri;
“Aku baik-baik saja kok”
Medan, 6 November 2018 14 : 50 WIB
Ditulis ketika sedang merasa di dalam sebuah badai dan
gelombang yang dahsyat. Sabarlah wahai diri, Tuhan hanya sedang mengetes
kemampuan navigasimu.
No comments:
Post a Comment