Thursday, 15 February 2018

Resensi : Bintang



Judul             : Bintang
Penulis           : Tere Liye
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman          : 380

Setelah berjuang melawan kesibukan, berpacu dengan waktu serta bertarung dengan kemalasan, alhamdulillah buku om Tere Liye ini aku khatamkan juga. Walau ada rasa ‘sesak’ karena ini baru buku ke-lima di tahun ini, padahal ini sudah minggu ketujuh di tahun 2018. It means aku punya dua hutang buku untuk aku selesaikan, Hoaaam.

Buku ini adalah kebaikan hati seseorang remaja cantik, pintar, baik hati, diidolakan di sekolahnya(ngakunya sih dia begitu, tapi nyatanya, hehe) a.k.a. Aindah, murid les privatku. Ia memberikan buku ini karena dia mengagumiku (eh, kok jadi narsis, maafkeun), buku ini diberikan karena dia salah membeli buku di Gramedia. Dia sering banget ngelihat teman-temannya petantang-petenteng bawa buku ini, alhasil tanpa membaca sinopsis secara lengkap, diapun langsung membelinya. Ketika Aindah membaca beberapa halaman pertama, perutnya langsung mual, hahaha. Drama inilah yang kemudian mengantarkan buku ini menjadi milikku seutuhnya, terima kasih Aindah yang cantik, pintar, baik hati dan diidolakan (katanya, ehm).

Satu lagi, ini merupakan salah satu dari list  yang harus aku cari, temu dan khatamkan. Dan aku memang sudah berencana di bulan Januari ini aku harus membeli buku ini. Aku memang belum sempat mendoakannya berkali-kali, tetapi sekali lagi Allah itu beneran Maha Baik. Di awal Januari, Allah kirimkan langsung buku ini untukku melalui drama seorang remaja yang ‘salah’ beli buku. Alhamdulillah.

Buku Bintang ini adalah sebuah fiksi fantasi. Dan untuk kali pertama, Bintang dan teman-temannya menjadi karya pertama om Tere Liye yang bernuansa Fantasi, #eeh. Biasanya om Tere Liye suka menulis tentang romansa, kasih sayang atau peliknya hidup. Aku beneran jatuh cinta dengan setiap karangannya omTere Liye, #narsis. Akan tetapi, Bintang dan teman-temannya memberi nuansa berbeda dalam karya om Tere Liye. Buku Bintang sendiri merupakan kelanjutan dari buku pendahulunya yang juga menceritakan hal yang sama, yaitu Bumi, Bulan dan Matahari.

Bintang bercerita tentang tiga kisah remaja istimewa yang memiliki kekuatan luar biasa yaitu Ali, Raib dan Seli. Ali dengan kemampuan teknologinya yang keren, bisa menjelma menjadi seekor beruang serta memiliki ide genius yang sangat membantu. Raib dengan kemampuan menghilang, mengeluarkan hawa dingin dari tangannya sehingga bisa membekukan sesuatu serta menyembuhkan penyakit dengan cepat. Atau Seli dengan kemampuan mengeluarkan petir dari tangannya. Remaja istimewa yang harus berpura-pura menjadi remaja yang ‘biasa saja’ ketika menjelma menjadi anak-anak bumi.

Petualangan dimulai ketika ketiga remaja itu tersesat di Klan Bintang (istilah yang digunakan oleh om Tere Liye). Sebuah tempat yang berada di dimensi lain, tepatnya di pusat bumi. Ketiga remaja itu mendengar informasi bahwa Dewa Kota Klan Bintang akan menghancurkan pasak bumi yang nantinya menghancurkan ketiga Klan yang ada yaitu Klan Bumi, Klan Bulan dan Klan Matahari dengan menyisakan Klan Bintang saja.

Informasi yang teramat penting ini menyebabkan mereka terjebak lagi dalam petualangan ke Klan Bintang bersama beberapa pasukan hebat dari Klan Bumi, Klan Bulan dan Klan Matahari. Termasuk di tim mereka Miss Selena, guru sekolah mereka yang ternyata juga merupakan orang yang memiliki kekuatan. Mereka ingin menemukan pasak bumi yang akan dihancurkan oleh Dewan Kota untuk kemudian dibatalkan. Ada ribuan titik pasak bumi yang harus mereka perika, tetapi berkat kegeniusan Ali, ia mampu menyisakan enam titik yang harus mereka periksa. Bermodalkan enam titik, berangkatlah tim luar biasa ini ke Klan Bintang demi menyelamatkan peradaban.

Selama perjalanan tim ini memiliki banyak cerita, banyak kendala dan banyak duka. Seperti harus kehilangan salah seorang tim mereka ketika melewati hutan Taiga. Diserang laba-laba dengan bentuk yang mengerikan dan ganas. Terjebak di tempat pengelolaan sampah yang ternyata adalah teman mereka, bermain-main di Pusat Kota Klan Bintang, berhadapan dengan robot Elang Hitam yang merupakan teknologi terbaru dari Klan Bintang dan masih banyak cerita yang seru dan menarik dari perjalanan ketiga remaja ini. *eh aku sangat spoiler?*.

Ternyata, enam titik yang menjadi incaran itu sama sekali bukan pasak bumi yang akan dihancurkan oleh Dewan Kota. Lalu? Apakah pasak bumi beneran dihancurkan? Apakah misi tim hebat ini berhasil? Aah, aku gak mau spoiler lagi. Silakan kalian baca kelanjutannya di buku om Tere Liye. Hehehe.

Sebagai salah satu penikmat Fantasi, karangan om Tere Liye tidak cukup buruk kok, #eh, it means kurang bagus sih, hehe. Pertama aku ingin nilai dari sisi cover. Menurutku cover Bintang ini kurang menggigit saja, terkesan sumpek, terlalu rame dan sedikit ‘menyeramkan’, hehehe. Kalau dari segi isi sudah sangat bagus. Pembaca masih bisa tetap mengikuti jalan cerita walau tidak menamatkan novel Bumi, Bulan dan Matahari. Gaya om Tere Liye menceritakan *seperti biasa* bagus. Aku bisa membayangkan betapa gelapnya lorong yang mereka lalui, betapa hebatnya teknologi Klan Bintang, betapa menyeramkannya Robot Elang Hitam bahkan aku bisa membayangkan wajah Ali yang genius dan nakal ini, hehe. Tetapi, jika berbicara fantasi, maka Stephenie Meyer adalah penulis terbaikku, heheh. Oom Tere Liye mah belum ada apa-apanya dengan uncle Meyer.

Honestly, aku sebenarnya kurang suka dengan empat buku terbaru Tere Liye ini karena mengangkat cerita fantasi. Aku lebih prefer ketika Tere Liye menulis buku tentang romansa atau nilai kehidupannya. Lebih hidup, lebih nyata, dan lebih sarat makna (hey, ini menurutku ya). Aku jatuh cinta dengan om Tere Liye karena tulisannya yang seolah hidup dan beneran sarat makna, jadi please dong om, jangan buat illfeel  dengan tulisan-tulisan yang beginian. Hehehe.
Kalian mau dengar kabar buruknya? Cerita Klan Bintang ini masih berlanjut. Coba tebak apa kelanjutannya? Komet. Haha. Kira-kira ada berapa sequel yang akan ditulis oleh oom Tere Liye? Secara benda luar angkasa itu kan banyak tuh, jadi kalau masing-masingnya dibuatkan novel, waaah...gak kebayang deh. Ada novel Asteroid, novel Meteor, novel Black Hole, dan benda-benda lainnya. Hehehe.

Kalau kamu bukan penggila Fantasi, jangan coba-coba deh baca buku ini. Kamu akan mual-mual di beberapa bab pertama, hahaha. Masih banyak, eh sangat banyak maksudnya, buku om Tere Liye yang bercerita selain fantasi. Bukan bukunya yang kurang bagus, kita yang tidak tahu cara menikmati buku tersebut. Jadi, selamat menikmati berbagai buku oom Tere Liye!



Medan, 15 Februari 2018, 13:51
Ada borang kampus yang mau dikerjakan. Ada pembahasan soal matematika yang harus diselesaikan. Ada tugas yang harus dikoreksi. Entah kenapa pilihan pertama menulis resensi ini, aah. Betapa ternyata menulis adalah moodbooster terbaikku.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...