Thursday, 15 June 2017

Ambil Secukupnya Saja!


Pict : Nasi Goreng Oriental

Tentunya kita pernah mendapati meja makan yang penuh dengan seabrek makanan dan minuman. Terlalu banyak pilihan, dan Masha Allah semuanya kelihatan nikmat. Ya....awalnya ada keinginan terbesar kita untuk menghabiskan sederetan makanan enak tersebut. Lalu ? apakah yang selanjutnya terjadi?. Dari ratusan piring di atas meja itu, kita mungkin hanya mampu menghabiskan beberapa piring saja. Lalu, pernahkan kau melihat, bahkan mengalami sendiri, manusia yang memiliki puluhan, eh ratusan, eh ribuan pakaian?. Apakah mereka memakai semuanya dalam satu waktu? Tentunya tidak. Dari ribuan pakaian mereka yang tertata rapi di lemari, mereka hanya bisa memakainya satu saja untuk satu waktu. Ahhh..

Mungkin dua analogi di atas cukup menjelaskan. Lihatlah, ternyata manusia itu tidak membutuhkan sesuatu yang berlebihan, manusia tidak membutuhkan harus memiliki semuanya, manusia tidak membutuhkan semua hal terbaik harus ada pada dirinya. Ya...pada dasarnya manusia itu membutuhkan kecukupan. Lihat saja, ketika merasa cukup dengan satu pasang pakaian untuk dipakai, maka ribuan pakaian di lemari seolah tak ada gunanya. Ketika merasa cukup dengan semangkok sop daging, maka segunung pizza pun tak akan menggoda. Ketika merasa cukup dengan menghabiskan waktu bersama keluarga, maka mengapa harus menghamburkan uang untuk jalan-jalan ke luar negeri. Ketika merasa cukup memiliki pasangan hidup yang begini begitu, maka mengapa harus mencari orang lain untuk menjadi sandaran hidup. Sekali lagi, hanya ketika kita merasa cukup.

So, jodohpun juga masalah kecukupan.

Sayangnya, manusia tak pernah merasa cukup. Selalu mencari yang terbaik di antara yang terbaik. Bahkan selalu membandingkan satu dengan yang lainnya. Ada yang baik, maka ia terus mencari yang lebih baik lagi, ketika ada yang lebih baik, maka ia akan mencari yang sangat baik. Suatu hari ada lelaki sholeh datang kepadanya, ditepis dengan alasan kurang mampu secara finansial. Ada laki-laki yang secara finansial mumpuni, juga ditepis karena wajahnya tak seperti artis korea (haha), ada laki-laki keturunan pejabat menghampiri juga langsung ditepis karena belum hafal juz amma. Ahh...kamu mau cari yang seperti apa sih?
Dan pastilah diri akan semakin bingung dengan kondisi itu. Berharap agar ada yang lebih baik lagi datang, berharap seseorang yang benar-benar sempurna akan menghampiri. Jelaslah bahwa diri akan semakin dilema, karena ketika terus mencari, terus membandingkan maka sejatinya kita sedang melawan fitrah manusia itu sendiri. Bukankah manusia itu fitrahnya “cukup”, bukan harus mendapatkan yang terbaik ?

Maka jangan teruskan lagi proses melawan fitrahmu. Engkau akan teus menyakiti dirimu, engkau akan terus mengkerdilkan jiwamu. Berhentilah !

Berhentilah untuk mencari yang terbaik !
Berhentilah untuk mencari yang yang sempurna !
Karena sebenarnya tidak ada yang benar-benar baik. Yang ada itu adalah yang bergerak ke arah kebaikan, bersedia untuk terus memperbaiki dan diperbaiki.
Ambillah secukupnya !!
Percayalah, yang cukup itulah yang justru bisa memberikan kenyamanan.
Percayalah, yang cukup itulah yang akan memberikan ruang gerak untuk terus tumbuh, untuk terus menjadi yang lebih baik lagi.

Ambillah dia, yang secukupnya bisa menjadi tumpuan hidup dunia akhirat
Ambiilah dia, yang secukupnya bisa menjadi sandaran dikala dunia mulai tak stabil
Ambillah dia, yang secukupnya bisa mendidik anak-anak menjadi qurrota ‘ayun
Ambillah dia, yang secukupnya dengan fasih membisikkan kalimat tayyibah di telinga kita saat kita menghadapi sakratul maut.

Karena pada akhirnya memang kita hanya memerlukan yang cukup !!

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...