Perihal memilih pasangan adalah salah satu hal yang benar-benar dipikirkan secara matang. Bagaimana tidak, kita akan memilih seseorang tempat berbagi suka dan duka. Kita akan menentukan seseorang yang akan menemani hari-hari kita sampai tiada nantinya. Kita akan memilih seseorang yang tahu akan segala kekurangan yang kita miliki. Bukankah itu hal yang tidak mudah?
Memilih pasangan tidaklah segampang memilih baju di toko. Ahh, jika segampang itu semua orang akan menikah dengan mudahnya. Tahu kan cara memilih baju di toko? Lihat, pegang, coba-coba dulu, jika cocok langsung beli. Nah, jika ternyata gak pas atau ada cacatnya, kita masih bisa mengembalikan atau menukarnya di toko. Wah, gampang banget kan? Sayangnya memilih pasangan itu memang tak semudah memilih baju di toko.
Memilih pasangan itu harus dengan penuh keyakinan. Kamu yakin gak dengan calon pasanganmu itu? Ada sreg nya gak? Atau masih banyak keraguan? Masih banyak hal yang memberatkan?
Keyakinan itu dalam segala hal. Bukan hanya dari segi fisik semata. Kamu harus yakin dengan agama pasanganmu, dia sholat gak? Tilawah gak? Ikut ngaji gak? Dan berbagai pertimbangan lainnya. Temukan keyakinanmu dengan kualitas agama calon pasanganmu. Kamu harus yakin dengan baik buruknya? Dia suka mukul? Suka berkata kasar? Suka nongkrong? Dan berbagai hal lainnya. Termasuk juga yakin dengan pekerjaannya. Dia beneran kerja gak sih? Seperti apa pekerjaannya? Dimana kantornya? Pokoknya kamu harus benar-benar yakin dengan semua apapun tentang seseorang yang akan dijadikan pasangan.
Lalu keyakinan itu bersumber darimana? Ia bersumber dari istikharah dan doa-doa yang dimunajatkan kepada Nya. Selain itu tentu saja kamu butuh ikhtiar duniawi, misalnya mencari tahu tentang calon pasanganmu. Zaman sekarang ada banyak lini yang bisa kamu gunakan untuk “kepo” dengan orang lain. Media sosial, relasi, teman sungguh berperan penting dalam hal ini. Setelah itu pasrahkan hati kepada Nya. Jika memang hati diniatkan menikah karena Allah, maka Allah sendiri yang akan memberikan rasa yakin itu. Percaya deh, kamu akan merasa “kok dia pas banget ya buat aku”. Nah, itu tandanya Allah sudah ridho. Oh ya, jangan lupa untuk mengantongi ridho orang tua. Percaya deh, ridho orang tua beneran ampuh banget untuk membuat hati semakin yakin dengan calon pasangan.
Bagaimanapun kondisimu nanti, jangan pernah memilih pasangan karena iba atau kasian. Hingga dengan alasan iba ini kamu menurunkan standar kualitas agamanya. “Gak apa-apalah sholatnya berantakan, yang penting masih sholat. Ntar kalau nikah sama aku, pelan-pelan aku ajak untuk rajin sholat”. Jangan. Ini tuh ibaratkan kita sedang menolong seseorang yang jatuh ke jurang. Pilihannya hanya ada dua, dia yang selamat atau kita yang ikut masuk ke jurang bersamanya. Nah, kamu sudah siang menghadapi hal ini?
Begitupun dengan alasan yang ingin “mewarnai” pasangan dengan warna kebaikan. “Gak apa-apa deh aku menikahi perempuan yang seksi, nanti setelah menikah aku bakal ajak dia untuk berhijab”. Gini deh, jika seseorang yang kamu pilih itu warnanya hitam, apakah kamu siap mewarnainya hingga menjadi terang? Lalu bagaimana jika nantinya kamu yang terwarnai menjadi hitam? Bukankah lebih baik jika keduanya berasal dari warna yang terang, itu akan lebih mencerahkan.
Itulah mengapa memilih pasangan itu harus dilakukan secara selektif. Kita sedang mempercayakan syurga kepada dia yang kita pilih. Kita akan melakukan kebaikan secara bersama. Jika ternyata kita memilih orang yang kurang tepat, masih adakah jaminan syurga? Masih adakah kebaikan bersama yang kita lakukan?
Ini pesan buat seseorang yang tengah memilih pasangan
hidupnya. Jika ada netizen yang men-cap dirimu terlalu pemilih, aah sudah,
abaikan saja mereka. Biarkan saja mereka sibuk dengan pikiran dan halusinasi
mereka. Aku doakan semoga kamu semua tidak benar-benar salah menetapkan
pilihan, begitupun dengan diriku juga.
Medan,
11 Agustus 2020, 22 : 39
No comments:
Post a Comment