Judul : Menjadi Murabbiyah Sukses
Penulis :
Cahyadi Takariawan dan Ida Nur Laila
Penerbit :
PT. Era Adicitra Intermedia
Halaman :
210 halaman
Buku ini telah dikhatamkan
sejak awal Juni, tetapi baru bisa mengulasnya di blog akhir Juni. Tentunya dengan
alasan -eh lebih tepatnya pembenaran- karena kesibukan Ramadhan dan lebaran. Bukankah
tidak seharusnya seperti itu? Harusnya ingat dan komitmen dong dengan azzam
yang pernah terucap bahwa setiap hari harus menulis sebuah tulisan renyah untuk
disetor di blog. Tapi ya, begitulah. Terkadang azzam itu bisa melemah,
mengendur dan mengerut. Ahh, sudahlah! Aku akan mulai menulis lagi.
Buku ini adalah hasil kebaikan
dan kemurahan hati kak Ayu, teman ngajar di Primagama. Awalnya iseng aja sih
minjam buku sama beliau, karena aku tahu beberapa buku beliau telah di ‘hijrah’
kan pulang kampung. Sehingga pastilah buku beliau di Medan gak akan banyak. Qadarullah
tiba-tiba di kantor Primagama, beliau menyerahkan buku ini kepadaku.
Glek. Aku menelan ludah ketika
kak Ayu menyerahkan buku ini. Sedikit menggigil ketika menerima buku ini. Tentu
ada banyak buku kak Ayu yang masih tersisa di Medan, tetapi kenapa si kakak harus
meminjamkan buku ini ya? entah apa maksud kak Ayu meminjamkan buku ini
kepadaku. Seolah beliau sedang menampar diriku dengan keras lalu mengatakan;
“Nah, lu baca nih buku. Terus urus kelompok halaqoh elu yang berantakan
itu”.
Astaghfirullah.
Ini adalah buku lama. Terbit pada
tahun 2005, itu sekitar 13 tahun yang lalu euy. Hmm, waktu itu aku masih
berseragam putih dongker, hahaha. Pengarangnya? Duuh please deh jangan ditanya. Ketika
aku melihat siapa pengarang buku ini, aku seolah tidak punya alasan lagi untuk
menunda membacanya. Siapa lagi kalau bukan pak Cahyadi Takariawan, seorang
qiyadhah, ustadz, dan sekaligus mentor tulisanku. Jujur, aku sukaaa banget
dengan tulisan pak Cah. Selain to the
point, beliau juga menulis dengan jelas, runut, dan detail. Tidak hanya
itu, irisan pemikiran antara aku dan Pak Cah juga membuatku semakin menyukai
tulisan beliau. Ya, tentu saja termasuk irisan wajihah, irisan guru besar,
irisan ilmu pengajian, dan terlebih lagi irisan partai politik. Heheh.
Buku ini adalah panduan
bagaimana seharusnya seorang murabbiyah membina para mutarobbinya. Duh, pada
bingung ya? kok banyak banget istilah yang gak familiar nih? Makanya, ikut
halaqoh dong, heheh. Murabbiyah merupakan sebutan untuk guru ngaji yang
perempuan. Well, sama seperti
ustadzah deh. Sedangkan mutarabbi merupakan sebutan untuk para anak didik dari
sang murabbiyah. Nah, sudah paham kan?
Berarti ini buku edisi akhwat
(perempuan) dong? Yap, benar sekali. Terus kenapa pak Cah yang nulis buku
tentang akhwat? Nanti relate gak tuh?
Tenaang, pak Cah menulis buku ini gak sendirian kok. Beliau merekrut seorang
perempuan tarbiyah terbaik yang beliau miliki. Siapa lagi kalau bukan istri
yang paling dicintai pak Cah, buk Ida. Jadi, pak Cah dan bu Ida berkolaborasi
menuliskan buku ini untuk membahas bagaimana seorang murabbiyah membina
kelompok halaqohnya. Ahh, what the
perfect combination deh.
Seperti biasa, pak Cah dan bu
Ida amat apik menuliskan buku ini. Dimulai dari penjelasan apa itu tarbiyah,
mengapa seorang akhwat harus tarbiyah, bagaimana memulai tarbiyah, sampai
kepada hal-hal yang diperlukan untuk memulai proses tarbiyah. Saking detailnya,
buku ini juga menjabarkan dengan jelas dan rinci, dilengkapi berbagai dalil. Jadi,
buat kamu yang bingung apa itu tarbiyah, buku ini cocok banget menjawab
kebingungan kamu. Buat kamu yang sudah paham tetapi terkendala mengenai langkah
pertama, percaya deh buku ini akan menyingkirkan segala kendala itu. Begitu
juga, jika kamu sudah terjun ke dunia tarbiyah dan tiba-tiba butuh suntikan
semangat (ah, mungkin ini aku), maka buku ini juga cocok untuk kembali
menyegarkan pengetahuan dan motivasi kamu tentang tarbiyah. Ahh, pokoknya puass
banget deh membaca buku ini.
Pak Cah dan bu Ida juga
melengkapi buku ini dengan beberapa kisah nyata dari pelaku tarbiyah. Tentang bagaimana
mereka menemukan tarbiyah, tentang jatuh bangun dalam mengelola kelompok
halaqohnya, atau suka duka menjadi murabbiyah. Semuanya terangkum dalam cerita
pendek tentang mereka, yang benar-benar menginspirasi. Bahkan ketika membahas
bagaimana mengelola halaqoh, pak Cah dan bu Ida menyajikannya dalam bahasa yang
benar-benar praktis. Beliau memberikan saran yang langsung ‘siap pakai’ bagi
murabbiyah untuk dipraktikkan langsung ketika mengelola kelompok halaqoh. Keren
kan?
Tarbiyah
itu seperti menggesek biola. Ia menganalisa fitrah manusia secara cermat,
menggesek seluruh senar dan nada sehingga menghasilkan sebuah suara yang merdu
( page 4 ).
Aku sendiri adalah pelaku
tarbiyah. Aku merasa beruntung karena mengenal tarbiyah sejak tahun 2009. Well, tentunya belum seujung kuku pak
Cah dan bu Ida. Tetapi dua orang hebat ini benar-benar menginspirasiku agar
tetap istiqomah di jalan tarbiyah ini. Nah, kamu gak mau ikutan tarbiyah juga?
Medan, 26 Juni
2018, 09 :11 WIB
Terima kasih atas ‘tamparan
keras’ melalui buku ini ya kak Ayu, pak Cah dan bu Ida. Pokoknya benar-benar
harus merapikan kembali kelompok halaqoh yang berantakan. Keep Hamasah !!
No comments:
Post a Comment