Salah
satu hal yang menjadi perhatian seseorang ketika hendak melaksanakan sholat
adalah menetapkan arah sajadahnya. Atau sama artinya menetapkan arah sholat
kemana hendak dilakukan. Sudah seharusnya sholat dilakukan menghadap ke arah tertentu
yaitu kiblat. Menghadap kiblat sendiri merupakan salah satu dari enam syarat
sah sholat. Itu artinya jika seseorang tidak melakukan sholat menghadap ke arah
kiblat, sholatnya tidak akan sah.
“Jika
engkau hendak sholat, maka berwudhu lah dengan sempurna. Kemudian menghadaplah
ke kiblat” (HR. Bukhori dan Muslim).
Beberapa
aplikasi pun dirancang untuk menemukan arah sholat paling sempurna. Di beberapa
langit-langit kamar hotelpun sering dipasang tanda seperti panah yang
menyatakan arah sajadah ketika seorang muslim ingin sholat. Sebegitu pentingnya
arah sholat ini. Bahkan keabsahan sholat seseorang juga akan diragukan ketika
ia menetapkan sajadahnya ke arah yang kurang tepat.
Arah
di dalam sholat menunjukkan tujuan kemana sholat itu. Bukan bermaksud menyembah
ka’bah, melainkan menyembah penciptanya ka’bah. Ketika sholat dilakukan
menghadap kiblat, itu sejatinya mengingatkan kita bahwa ada Dzat yang menguasai
ka’bah. Ada Dzat yang sangat berhak kita agungkan dan kita sembah. Ka’bah hanya
menjadi simbol yang mengingatkan kita terhadap tujuan dari ibadah sholat yang
dikerjakan, yaitu ibadah kepada Allah swt.
Berbicara
perihal tujuan dan sebuah kefokusan, juga berarti tentang perjalanan. Sebuah
kapal yang berlayar di tengah lautan, bus yang melaju kencang di jalanan atau
pesawat yang sedang mengudara juga memiliki tujuan masing-masing. Semua
perjalanan itu memang berkelana entah kemana, menikmati setiap kota yang
dikunjungi, melewati badainya perjalanan. Tetapi semua perjalanan itu mengarah
pada satu titik yaitu tujuan. Kapal, bus dan pesawat itu memiliki tujuan
masing-masing. Tujuan itu yang mengarahkan arah perjalanan mereka. Apapun
bahaya, kendala yang dihadapi akan ditangani segera. Demi mencapai tujuan yang
mereka inginkan. Semua perjalanan akan sangat fokus terhadap tujuan
perjalanannya.
Hidup
juga seperti sholat, juga seperti sebuah perjalanan. Kita perlu mengarahkannya
kepada sesuatu titik atau tujuan yang jelas. Apa yang ingin dicapai dalam
hidup? kehidupan seperti apa yang diinginkan? Akhir kehidupan seperti apa yang
akan dituju? Semua itu harus jelas, fokus dan terarah. Bahkan sejatinya kita
perlu merumuskan dengan tepat apa tujuan dari kehidupan ini. Bukan sekadar
ingin have fun, enjoy atau sekadar
menikmati hidup saja. Seseorang yang cerdas harus benar-benar merumuskan tujuan
dan fokus hidupnya dengan tepat, ingat ya! dengan tepat.
Karena
tujuan yang tepatlah yang akan mengantarkan kehidupan menjadi lebih baik. Fokus
dan arah yang benarlah yang kemudian membuat seseorang merasa puas dan sempurna
dengan segala kehidupannya. Tujuan yang tepat dan terarah akan membuat
seseorang akan terus bergerak pada langkah-langkah yang tepat dan terarah juga.
Sebaliknya, sebuah tujuan hidup yang salah akan membuat hidup berada pada
koridor yang salah lagi keliru. Apalagi kehidupan yang tidak memiliki arah yang
tepat, aah ibaratkan kapal yang terombang-ambing di tengah lautan tanpa tahu
harus kemana mengarahkan kemudi kapalnya. Nauudzubillah.
Sekarang
begini. Coba deh bayangkan ketika arah kehidupanmu kacau, berantakan dan tidak
menentu. Lalu warna kehidupan itu berubah-ubah sesuai dengan keinginan dan mood yang punya kehidupan. Beberapa
badai, masalah dan cobaan menghantam kapal kehidupan tersebut. Akibatnya kapal
kehidupan itu berhenti di tengah deburan ombak samudera yang ganas. Tidak tahu
lagi ingin membelokkan arah kemana lagi. Sang nakhoda mulai kebingungan
menemukan arah yang tepat. Kapal kehidupan seperti inikah yang didam-idamkan
banyak orang? Ahh, tentu saja tidak. Atau mungkin lebih tepatnya, pantaskah
kehidupan seperti ini masih bisa dikategorikan sebagai kehidupan?
Astaghfirullah.
Tentunya
kita tidak menginginkan kehidupan yang berakhir naas layaknya kapal yang
terombang-ambing di tengah lautan. Makanya kita perlu merumuskan tujuan
kehidupan. Kita perlu membuat arah tujuan hidup itu lebih fokus dan terarah. Arah
yang memang dari awal telah benar-benar kita tetapkan. Dan apapun yang terjadi
selama kehidupan berlangsung, bagaimanapun peliknya masalah atau cobaan yang
dihadapi, jangan biarkan arah itu berubah walau hanya satu derajat. Pertahankan
arah itu. Kenapa? Karena ketika arah itu berubah, maka tujuan pun akan berubah.
Terus
bertahan dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan. Still focus!!. Percaya deh, ketika kita menjadikan sesuatu itu
sebagai fokus dalam hidup, maka kita akan mendapatkannya. Dan bukankah sebuah
kaca pembesar mampu membakar kertas di bawah sinar matahari hanya karena ia
fokus? Mungkin butuh waktu yang lama sebuah lup itu membakar kertas, tapi
percayalah ketika ia benar-benar fokus dan sedikit kesabaran, maka kertas itu
akan terbakar kok.
Begitu
juga dengan hidup. Yang amat kita perlukan adalah fokus. Mau nikah? Ya fokus
dan serius dong belajar ilmu-ilmu munakahat. Mau lanjut kuliah di luar negeri?
Fokus dong belajar bahasa, cari informasi dan beasiswa. Mau masuk syurga? Fokus
dong maksimalkan ibadah wajib dan sunnah kemudian berakhlak mulia. See? Fokus adalah inti dari semua
permasalahannya. Tenang saja, bentuk ke-fokus-an itu akan dinilai sama Allah. Perihal
waktu saja kapan Allah akan memberikannya kepada kita. Ya, terkadang Allah juga
memberikan dalam bentuk yang berbeda. Tunggu saja, insya allah akan diberi oleh
Allah kok.
Medan,
23 Juli 2018, 15 : 37
Tulisan
ini adalah gubahan tulisan ketika pertama kali mengikuti training jadi penulis dengan mentor andalan, kak Afifah.
_pendosa
yang ingin bermanfaat_
No comments:
Post a Comment