Foto yang diatas sekitar tahun 1995. Sedangkan foto
yang dibawah tahun 2017. Artinya 22 tahun telah berlalu. Namun semuanya hampir
tidak ada yang berubah. Lemari hias itu tetap kokoh berada disitu. Tidak
bergeser satu inci pun. Begitu juga dengan piring dan cangkir unik yang masih
tersusun rapi di dalam lemari. Mungkin hanya sedikit berdebu, karena tidak ada
lagi nenek yang sigap membersihkan barang-barang koleksinya. Alfatihah untuk
nenek tercinta.
Lalu, apa yang membedakan antara dulu dan sekarang?
Tidak adakah yang berubah dalam waktu 22 tahun tersebut?
Kita yang berubah.
Kita yang terus tumbuh besar, kuat, bijak dan dewasa.
Dulu hanya memikirikan bagaimana membujuk papa untuk
membelikan mainan baru. Atau sekadar memusingkan apa ya cemilan yang akan
dibelikan bunda setiap pulang belanja. Namun sekarang semua sudah berubah.
Tidak lagi memikirkan hal kecil. Bahkan sudah terlalu banyak yang dipikirkan.
Memikirkan deadline pekerjaan yang
tak kunjung habis atau bahkan kegelisahan hati yang kala itu kapten tak kunjung
datan. Eh
Tapi, bukankah perubahan itu sebuah keniscayaan?
Bukankah kehidupan ini hanya diisi oleh perubahan dan perubahan? Karena memang
tidak ada yang tetap dan abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri.
Maka teruslah berubah!
Berubah dari ghibah menjadi zikir.
Berubah dari riba menjadi sedekah
Berubah dari nongkrong menjadi tafakur di masjid
Teruslah berubah ke arah yang lebih baik.
Semoga kamu yang disana terus memperbaiki diri ya!!
Medan,
18 Juni 2020, 22 : 26 WIB
No comments:
Post a Comment