Monday, 22 January 2018

Jalan-Jalan Pintar di Kebun Raya Bogor




Di setiap perjalanan kerja ke luar kota terutama ke Pulau Jawa, aku selalu menyempatkan diri untuk menambah jadwal perjalananku, hehe. Dan untuk perjalanan ke ibu kota Indonesia ini, aku memilih Bogor menjadi destinasi tambahanku. Kenapa harus Bogor ? ah, sebenarnya banyak drama yang terjadi sampai akhirnya memilih Bogor menjadi destinasi. Awalnya aku dan beberapa teman ingin memilih Yogyakarta, gak tahu kenapa kami sangat tertarik untuk berkunjung ke sana. Alhasil kami mencari tiket kereta api untuk memberangkatkan kami ke Yogyakarta, dan alhamdulillah tidak ada lagi tiket yang tersisa, semuanya telah habis terjual. Ya Allah, sedih rasanya. Padahal waktu itu ingin sekali mengunjungi kota Jogja.


 

Otak kami berpikir keras, gak mungkin balik ke Medan tanpa melakukan sebuah perjalanan lagi karena kami sudah melakukan pengunduran tiket pesawat. Dan akhirnya memilih Bogor menjadi destinasi. Tidak hanya itu, keberadaan salah seorang mamak ku (adik dari Bunda ku) juga ada di Bogor, aku memanggilnya maetek. Dengan mendatangi Bogor aku toh juga bisa bersilaturrahim dengan maetekku kan?. Jarak yang dekat antara Bogor dan Jakarta serta mobilitas yang memadai menjadi alasan yang menguatkan kami untuk akhirnya memilih Bogor.

Kami memasuki Kota Bogor siang hari. Mobil yang kami sewa   meliuk diantara kepadatan lalu lintas Kota Bogor. Yang aku lihat, ternyata Bogor rame angkot juga ya, hehe. Aku memang pernah baca sih katanya Bogor itu adalah kota seribu angkot, eh salah sejuta angkot maksudnya. Imbang-imbang dengan Medan lah. Hehehe. Alhasil melihat angkot yang tiba-tiba nyalip atau berhenti, itu mah udah jadi pemandangan yang biasa banget untukku.

Kamipun meletakkan barang di sebuah Hotel yang telah dipesankan maetek dan tanteku. Dan tanpa membuang waktu, kami segera mengunjungi destinasi yang menjadi icon  kota Bogor, apalagi kalau bukan Kebun Raya Bogor. Alhamdulillah tanteku berbesar hati untuk meluangkan waktunya menemani jalan-jalan dadakan kami (thanks tante, kapan-kapan kita ke Puncak ya, hehe). Bermodalkan angkot kami pun menginjakkan kaki ke kebun Raya Bogor.
Aku ingat, kami ke sana bukan di hari libur, tapi suasana di Kebun Raya Bogor itu sangat ramai sekali. Heheh. Saking ramainya bahkan kami gak sempat lagi berfoto di sebuah tulisan yang menyatakan “Kebun Raya Bogor”, biar buktinya otentik kalau kami beneran pergi ke sana, hehe. Setelah menyelesaikan proses administrasi (membayar tiket, haha) kami pun memulai aksi kami. Dan ternyata kebun itu sangat luaaaaaas sekali, kami bingung harus memulai dari mana, harus belok kemana. Dan sekali lagi Allah mengirimkan bantuanNya lewat tanteku, tante yang sudah sering bahkan hapal jalan-jalan di sini memilihkan spot-spot yang akan kami kunjungi dan kami abadikan gambarnya (ini yang paling penting, hehe).



Dan berfoto dengan latar belakang Istana Presiden adalah pilihan pertama kami. Aku hampir loncat-loncat karena bisa melihat secara langsung dan lebih dekat rumah dinas dari orang nomor satu di Indonesia ini. Sayangnya kami gak bisa berfoto lebih dekat lagi karena kebetulan Presiden SBY sedang berada di Bogor sehingga ada perimeter yang dipasang di sekitaran istana itu. Tak apalah, melihatnya secara langsung saja sudah merupakan kebahagian tersendiri untukku.

Tak perlu berlama-lama disini, kami melanjutkan perjalanan ke “Taman Meksiko”

Coba tebak tanaman apa yang ada di Taman Meksiko? Kaktus. Iya, di taman ini kami mendapati banyak sekali jenis tanaman kaktus dan bunga yang tumbuh di tempat dengan suhu kering, ahh aku lupa namanya euy. Jalan-jalannya dihiasi dengan susunan batu, wah serasa jadi koboy Meksiko kami.


Aku lupa nama jembatan ini apa. Tetapi jembatan ini juga sering dijadikan objek foto para netizen, hehe. Dan karena gak mau ketinggalan, kamipun mengabadikan beberapa pose disini. Kamipun terus melanjutkan perjalanan kami mengitari Kebun Raya Bogor. Jujur, aku capek sekali, sangat capek. Kami baru menempuh perjalanan ke Bogor dan langsung berkelana mengitari kebun ini. Tentu kebayang dong gimana rasa capeknya.

Dan akhirnya kami memilih tempat ini sebagai tempat terakhir kami di Kebun Raya Bogor;


Wajah-wajah yang capek banget kan ya? Haha. Kami pun beristirahat disini. Menyusun agenda, kemana lagi kita? Ahh padahal udah capek dan lelah tetapi semangat jalannya masih aja getool, hehe.

Sayangnya aku tak menemukan apa yang aku cari? Bunga Rafflesia. Entah dimana sebenarnya posisi bunga itu, bahkan tanteku pun tak mengetahuinya. Kami juga sempat menanyakan pengunjung lainnya dan jawabannya tetap sama, “kami juga lagi nyari bunga itu”. Misteri banget kan ya? Haha. Mungkin bunga itu ada di suatu tempat, kami aja yang belum menemukannya, kok sama seperti Jodoh yak? lho?.

Kebun Raya Bogor ini adalah sebuah destinasi wisata yang edukatif banget. Disini kita akan belajar banyak tentang biota tumbuhan, nama ilmiahnya, ciri fisiknya, bentuk daun, batang, aah semuanya deh. Berbagai spesies tumbuhan ada di Kebun ini, kereeeen sekali ide orang yang membuat kebun ini kan. Makanya selama perjalanan ini aku menemukan gerombolan anak sekolah dengan catatan di tangannya sedang mengamati pohon di depannya lalu menuliskan di buku catatan. Bahkan ada gerombolan anak TK yang antusias bertanya kepada guru mereka “ini pohon apa bu?” “ini apa”. Kami yang senantiasa bermain dengan angka jadinya tahu kalau ada pohon ini, ada pohon itu, hehe. Jalan-jalan pinter deh pokoknya.

Bermodalkan sisa tenaga yang kami punya, kami beranjak meninggalkan Kebun Raya Bogor. Hari sudah mulai gelap, daripada kami terkurung dalam kegelapan dan gak bisa keluar, kamipun segera melarikan diri. Kemana? Aaah, perjalanan panjang ini menguras semua tenaga kami, menghabiskan semua cadangan energi kami. Dan akhirnya, “yok makan”, kurasa itu ide yang sangat bagus.

           

Medan, 19 Januari 2018, 14:31
Ps :  Mereka yang menemani perjalanan ke Bogor itu telah kembali melanjutkan perjalanannya masing-masing dengan seseorang bernama suami. Aku? Ahh, mungkin saja sebentar lagi. Ya, sungguh sebentar lagi.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...