Otak
kami berpikir keras, gak mungkin balik ke Medan tanpa melakukan sebuah
perjalanan lagi karena kami sudah melakukan pengunduran tiket pesawat. Dan
akhirnya memilih Bogor menjadi destinasi. Tidak hanya itu, keberadaan salah
seorang mamak ku (adik dari Bunda ku) juga ada di Bogor, aku memanggilnya
maetek. Dengan mendatangi Bogor aku toh juga bisa bersilaturrahim dengan
maetekku kan?. Jarak yang dekat antara Bogor dan Jakarta serta mobilitas yang
memadai menjadi alasan yang menguatkan kami untuk akhirnya memilih Bogor.
Kami
memasuki Kota Bogor siang hari. Mobil yang kami sewa meliuk
diantara kepadatan lalu lintas Kota Bogor. Yang aku lihat, ternyata Bogor rame
angkot juga ya, hehe. Aku memang pernah baca sih katanya Bogor itu adalah kota
seribu angkot, eh salah sejuta angkot maksudnya. Imbang-imbang dengan Medan
lah. Hehehe. Alhasil melihat angkot yang tiba-tiba nyalip atau berhenti, itu
mah udah jadi pemandangan yang biasa banget untukku.
Kamipun
meletakkan barang di sebuah Hotel yang telah dipesankan maetek dan tanteku. Dan
tanpa membuang waktu, kami segera mengunjungi destinasi yang menjadi icon kota Bogor, apalagi kalau bukan Kebun Raya
Bogor. Alhamdulillah tanteku berbesar hati untuk meluangkan waktunya menemani
jalan-jalan dadakan kami (thanks tante, kapan-kapan kita ke Puncak ya, hehe). Bermodalkan
angkot kami pun menginjakkan kaki ke kebun Raya Bogor.
Aku
ingat, kami ke sana bukan di hari libur, tapi suasana di Kebun Raya Bogor itu
sangat ramai sekali. Heheh. Saking ramainya bahkan kami gak sempat lagi berfoto
di sebuah tulisan yang menyatakan “Kebun Raya Bogor”, biar buktinya otentik
kalau kami beneran pergi ke sana, hehe. Setelah menyelesaikan proses
administrasi (membayar tiket, haha) kami pun memulai aksi kami. Dan ternyata kebun
itu sangat luaaaaaas sekali, kami bingung harus memulai dari mana, harus belok
kemana. Dan sekali lagi Allah mengirimkan bantuanNya lewat tanteku, tante yang
sudah sering bahkan hapal jalan-jalan di sini memilihkan spot-spot yang akan
kami kunjungi dan kami abadikan gambarnya (ini yang paling penting, hehe).
Dan
berfoto dengan latar belakang Istana Presiden adalah pilihan pertama kami. Aku
hampir loncat-loncat karena bisa melihat secara langsung dan lebih dekat rumah
dinas dari orang nomor satu di Indonesia ini. Sayangnya kami gak bisa berfoto
lebih dekat lagi karena kebetulan Presiden SBY sedang berada di Bogor sehingga
ada perimeter yang dipasang di sekitaran istana itu. Tak apalah, melihatnya
secara langsung saja sudah merupakan kebahagian tersendiri untukku.
Tak
perlu berlama-lama disini, kami melanjutkan perjalanan ke “Taman Meksiko”
Coba
tebak tanaman apa yang ada di Taman Meksiko? Kaktus. Iya, di taman ini kami
mendapati banyak sekali jenis tanaman kaktus dan bunga yang tumbuh di tempat
dengan suhu kering, ahh aku lupa namanya euy. Jalan-jalannya dihiasi dengan
susunan batu, wah serasa jadi koboy Meksiko kami.
Aku
lupa nama jembatan ini apa. Tetapi jembatan ini juga sering dijadikan objek
foto para netizen, hehe. Dan karena gak mau ketinggalan, kamipun mengabadikan
beberapa pose disini. Kamipun terus melanjutkan perjalanan kami mengitari Kebun
Raya Bogor. Jujur, aku capek sekali, sangat capek. Kami baru menempuh
perjalanan ke Bogor dan langsung berkelana mengitari kebun ini. Tentu kebayang
dong gimana rasa capeknya.
Dan
akhirnya kami memilih tempat ini sebagai tempat terakhir kami di Kebun Raya
Bogor;
Wajah-wajah
yang capek banget kan ya? Haha. Kami pun beristirahat disini. Menyusun agenda,
kemana lagi kita? Ahh padahal udah capek dan lelah tetapi semangat jalannya
masih aja getool, hehe.
Sayangnya
aku tak menemukan apa yang aku cari? Bunga Rafflesia. Entah dimana sebenarnya
posisi bunga itu, bahkan tanteku pun tak mengetahuinya. Kami juga sempat
menanyakan pengunjung lainnya dan jawabannya tetap sama, “kami juga lagi nyari
bunga itu”. Misteri banget kan ya? Haha. Mungkin bunga itu ada di suatu tempat,
kami aja yang belum menemukannya, kok sama seperti Jodoh yak? lho?.
Kebun
Raya Bogor ini adalah sebuah destinasi wisata yang edukatif banget. Disini kita
akan belajar banyak tentang biota tumbuhan, nama ilmiahnya, ciri fisiknya,
bentuk daun, batang, aah semuanya deh. Berbagai spesies tumbuhan ada di Kebun
ini, kereeeen sekali ide orang yang membuat kebun ini kan. Makanya selama
perjalanan ini aku menemukan gerombolan anak sekolah dengan catatan di
tangannya sedang mengamati pohon di depannya lalu menuliskan di buku catatan. Bahkan
ada gerombolan anak TK yang antusias bertanya kepada guru mereka “ini pohon apa
bu?” “ini apa”. Kami yang senantiasa bermain dengan angka jadinya tahu kalau
ada pohon ini, ada pohon itu, hehe. Jalan-jalan pinter deh pokoknya.
Bermodalkan
sisa tenaga yang kami punya, kami beranjak meninggalkan Kebun Raya Bogor. Hari
sudah mulai gelap, daripada kami terkurung dalam kegelapan dan gak bisa keluar,
kamipun segera melarikan diri. Kemana? Aaah, perjalanan panjang ini menguras
semua tenaga kami, menghabiskan semua cadangan energi kami. Dan akhirnya, “yok
makan”, kurasa itu ide yang sangat bagus.
Medan,
19 Januari 2018, 14:31
Ps
: Mereka yang menemani perjalanan ke
Bogor itu telah kembali melanjutkan perjalanannya masing-masing dengan
seseorang bernama suami. Aku? Ahh, mungkin saja sebentar lagi. Ya, sungguh
sebentar lagi.
No comments:
Post a Comment