Sunday, 28 January 2018

Sebuah PIlihan


Puncak Lawang, Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat


“Kamu kuliahnya jurusan apa?”
---Matematika
“Kalau tamat kerja apa nanti?”
---Guru Matematika
“Lalu, kenapa ikut bisnis juga? Aku kira kamu jurusan manajemen bisnis”
---(tersenyum)

Begitulah kira-kira percakapan yang terjadi ketika ada orang yang mengetahui bahwa aku adalah seorang online seller. Ya, aku adalah penjual online. Menurut kalian apa yang aku rasakan ketika mereka mempertanyakanku tentang profesiku yang satu ini? Sedih? Gak juga. Bangga? Dari mana bangganya coba. Dianggap remeh? Sedikitlah.

Menjadi seorang online seller memang bukan impian yang aku idam-idamkan. Karena cita-citaku sedari kecil adalah menjadi seorang guru dan seorang penulis. Hanya itu, gak berubah, aku mah konsisten banget dengan cita-cita, hehe. Lalu apa yang mengantarkanku menjadi seperti ini? Lingkungan, kurasa. Orang tuaku memiliki kedai harian di rumah, sehingga aku sangat terbiasa dengan transaksi jual beli, dan dari kecil aku juga suka menjualkan es tebu hasil racikan Bunda ke pertandingan volly di kampungku. Kemudian ketika aku mulai melanjutkan sekolah dan hidup merantau aku mulai melupakan kebiasaan itu. Sehingga sampailah hari ini ketika aku membuat keputusan besar bahwa aku harus menjadi seorang online seller.

Mengambil bagian menjadi seorang online seller bukan hal yang tiba-tiba aku putuskan, bukan sekadar ikutan zaman karena semua orang sedang ‘latah’ dengan jualan online atau mencari sebuah eksistensi apalagi ajang tipu-tipu. BUKAN. Ada sederetan alasan yang membuatku dan mereka yang lainnya untuk mengambil sebuah keputusan besar ini. Keputusan besar? Ya, menurutku menjadi seorang online seller adalah sebuah keputusan yang besar. Keputusan untuk menyediakan separuh waktu, eeh, hampir semua waktu untuk mengurusi bisnis kecilnya. Keputusan untuk siap menerima omelan dari para customer. Keputusan untuk siap nganterin orderan kesana kemari. Keputusan untuk siap sibuk membalasi semua chat customer yang nanya ukuran atau warna dan ujug-ujug malahan gak jadi beli (eeh, kok jadi curhat ya). Begitulah, sebuah keputusan yang besar.

Menjadi seorang online seller adalah sebuah pilihan. Kita bisa saja ikut dan berperan di dalamnya atau bisa menjadi penikmatnya saja. Tidak ada yang salah. Tidak semua orang harus ambil bagian jadi online seller, coba deh bayangin kalau semuanya jadi online seller, siapa yang beli coba, hehehe. Sekali lagi ini hanya untuk mereka yang memilih menjadi seorang online seller.

Mereka siapa? Mereka yang tidak betah dengan kungkungan aturan kantor, mereka yang harus resign demi mengurusi rumah tangga dan anak-anaknya, mereka yang menyiarkan sesuatu lewat jualannya, mereka yang menekan keinginan untuk terus belanja, atau mereka yang terimpit beban ekonomi. Ada banyak alasan yang menjadikan banyak orang memilih online seller sebagai salah satu profesi sampingan bahkan profesi utama mereka.

Jika kalian merasa tertarik dengan profesi ini, maka temukan alasan kenapa kalian ingin menggelutinya. Jangan hanya terprovokasi oleh teman yang sukses, banyak uang, jalan-jalan kemana saja. Ingat! Bisnis itu tak selamanya akan sukses layaknya orang-orang itu, bisnis itu bukan berarti tidak mungkin gagal atau collapse. Atau jangan hanya sekadar coba-coba, eeh elu pikir ini undian berhadiah, yang digosok tiba-tiba menang mobil, hehe. Hidup ini terlalu murahan jika kita hanya beralasan coba-coba. Pikirkan yang matang, kenapa ingin menjadi online seller?

Jadi, temukan alasan yang tepat ketika memutuskan untuk mengambil bagian menjadi seorang online seller. Luruskan niat dan terus perbarui niat. Karena selama proses membangun bisnis yang kecil itu ada banyak rintangan yang dihadapi, sehingga butuh azzam dan tekad yang kuat. Niat, menjadi sesuatu yang harus terus diperbaiki selama proses itu berlangsung agar semangat tetap terjaga, agar langkah tetap berada di koridor yang seharusnya. Dan yang paling penting, niatkan semuanya karena Allah. Jika niat kita karena Allah, in sya Allah, akan dibantu oleh Allah, akan dimudahkan oleh Allah, dan akan mendapat berkah di setiap aktvitas yang kita lakukan. Uang datang, berkah Allah pun mengalir. Masha Allah.

Yang mau join online seller dan nanya-nanya silakan email langsung atau kepoin semua sosial mediaku. Insya allah akan aku tanggapi. Selamat mencoba para pejuang bisnis.



Medan, 18 Januari 2018. 16:01 WIB
Hari ini mendung menyelimuti kota Medan. Begitupun hatiku. Entah kenapa telepon seseorang tadi pagi merusak total semua moodku hari ini. Kenapa ini? Sepertinya Allah sedang rindu, sepertinya Allah sedang cemburu kenapa aku masih menceritakan masalahku dengan makhluk Nya. Ya  Robbi, Zholamtu Nafsii, Faghfirlii.
                                                                       

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...