![]() |
Puncak Lawang, Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
“Kamu
kuliahnya jurusan apa?”
---Matematika
“Kalau
tamat kerja apa nanti?”
---Guru
Matematika
“Lalu,
kenapa ikut bisnis juga? Aku kira kamu jurusan manajemen bisnis”
---(tersenyum)
Begitulah
kira-kira percakapan yang terjadi ketika ada orang yang mengetahui bahwa aku
adalah seorang online seller. Ya, aku
adalah penjual online. Menurut kalian apa yang aku rasakan ketika mereka
mempertanyakanku tentang profesiku yang satu ini? Sedih? Gak juga. Bangga? Dari
mana bangganya coba. Dianggap remeh? Sedikitlah.
Menjadi
seorang online seller memang bukan
impian yang aku idam-idamkan. Karena cita-citaku sedari kecil adalah menjadi
seorang guru dan seorang penulis. Hanya itu, gak berubah, aku mah konsisten
banget dengan cita-cita, hehe. Lalu apa yang mengantarkanku menjadi seperti
ini? Lingkungan, kurasa. Orang tuaku memiliki kedai harian di rumah, sehingga
aku sangat terbiasa dengan transaksi jual beli, dan dari kecil aku juga suka
menjualkan es tebu hasil racikan Bunda ke pertandingan volly di kampungku. Kemudian
ketika aku mulai melanjutkan sekolah dan hidup merantau aku mulai melupakan
kebiasaan itu. Sehingga sampailah hari ini ketika aku membuat keputusan besar
bahwa aku harus menjadi seorang online
seller.
Mengambil
bagian menjadi seorang online seller
bukan hal yang tiba-tiba aku putuskan, bukan sekadar ikutan zaman karena semua
orang sedang ‘latah’ dengan jualan online atau mencari sebuah eksistensi
apalagi ajang tipu-tipu. BUKAN. Ada sederetan alasan yang membuatku dan mereka
yang lainnya untuk mengambil sebuah keputusan besar ini. Keputusan besar? Ya,
menurutku menjadi seorang online seller
adalah sebuah keputusan yang besar. Keputusan untuk menyediakan separuh waktu,
eeh, hampir semua waktu untuk mengurusi bisnis kecilnya. Keputusan untuk siap
menerima omelan dari para customer.
Keputusan untuk siap nganterin orderan kesana kemari. Keputusan untuk siap
sibuk membalasi semua chat customer
yang nanya ukuran atau warna dan ujug-ujug malahan gak jadi beli (eeh, kok jadi
curhat ya). Begitulah, sebuah keputusan yang besar.
Menjadi
seorang online seller adalah sebuah
pilihan. Kita bisa saja ikut dan berperan di dalamnya atau bisa menjadi
penikmatnya saja. Tidak ada yang salah. Tidak semua orang harus ambil bagian
jadi online seller, coba deh bayangin
kalau semuanya jadi online seller, siapa
yang beli coba, hehehe. Sekali lagi ini hanya untuk mereka yang memilih menjadi
seorang online seller.
Mereka
siapa? Mereka yang tidak betah dengan kungkungan aturan kantor, mereka yang
harus resign demi mengurusi rumah tangga
dan anak-anaknya, mereka yang menyiarkan sesuatu lewat jualannya, mereka yang
menekan keinginan untuk terus belanja, atau mereka yang terimpit beban ekonomi.
Ada banyak alasan yang menjadikan banyak orang memilih online seller sebagai salah satu profesi sampingan bahkan profesi
utama mereka.
Jika
kalian merasa tertarik dengan profesi ini, maka temukan alasan kenapa kalian
ingin menggelutinya. Jangan hanya terprovokasi oleh teman yang sukses, banyak
uang, jalan-jalan kemana saja. Ingat! Bisnis itu tak selamanya akan sukses
layaknya orang-orang itu, bisnis itu bukan berarti tidak mungkin gagal atau collapse. Atau jangan hanya sekadar
coba-coba, eeh elu pikir ini undian berhadiah, yang digosok tiba-tiba menang
mobil, hehe. Hidup ini terlalu murahan jika kita hanya beralasan coba-coba.
Pikirkan yang matang, kenapa ingin menjadi online
seller?
Jadi,
temukan alasan yang tepat ketika memutuskan untuk mengambil bagian menjadi
seorang online seller. Luruskan niat
dan terus perbarui niat. Karena selama proses membangun bisnis yang kecil itu
ada banyak rintangan yang dihadapi, sehingga butuh azzam dan tekad yang kuat.
Niat, menjadi sesuatu yang harus terus diperbaiki selama proses itu berlangsung
agar semangat tetap terjaga, agar langkah tetap berada di koridor yang
seharusnya. Dan yang paling penting, niatkan semuanya karena Allah. Jika niat
kita karena Allah, in sya Allah, akan dibantu oleh Allah, akan dimudahkan oleh
Allah, dan akan mendapat berkah di setiap aktvitas yang kita lakukan. Uang
datang, berkah Allah pun mengalir. Masha Allah.
Yang
mau join online seller dan
nanya-nanya silakan email langsung atau kepoin semua sosial mediaku. Insya
allah akan aku tanggapi. Selamat mencoba para pejuang bisnis.
Medan,
18 Januari 2018. 16:01 WIB
Hari
ini mendung menyelimuti kota Medan. Begitupun hatiku. Entah kenapa telepon
seseorang tadi pagi merusak total semua moodku
hari ini. Kenapa ini? Sepertinya Allah sedang rindu, sepertinya Allah sedang
cemburu kenapa aku masih menceritakan masalahku dengan makhluk Nya. Ya Robbi, Zholamtu Nafsii, Faghfirlii.
No comments:
Post a Comment