Judul : Sunnah Sedirham Syurga
Penulis :
Salim A. Fillah
Penerbit :
Pro U Media
Halaman :
268
Buku ini terbit tahun 2017 dan
sayangnya aku baru membelinya awal tahun 2018, telat banget kan ya. Buku ini
menjadi buku pertama yang aku khatamkan selama 1 minggu di awal tahun 2018,
kurang sih dari satu minggu. Alhamdulillah. Karena targetku adalah 1
minggu 1 buku. Ya Allah semoga Allah
mudahkan resolusi 2018 ini. Insya Allah aku juga bakal sharing resensi dari buku yang telah aku baca. Semoga bisa
menginspirasi kalian semua. Amin.
Ada beberapa alasanku dalam
memilih buku yang akan kubaca. Aku bukan penikmat semua jenis buku. Aku biasanya
memfilter buku-buku yang akan masuk ke perpustakaanku, hehe. Biasanya aku membeli
atau membaca buku berdasarkan hasil resensi atau trailer buku tersebut. Selain itu
aku merujuk pada beberapa orang yang yang merekomendasikan sebuah buku
tertentu. Nah, faktor yang paling aneh (menurutku) aku beli buku berdasarkan
pengarangnya. Aku gak peduli dengan isi buku atau harganya. Biasanya jika
pengarangnya sudah aku “klik” maka langsung aku beli.
Nah, alasan pengarang inilah
yang membuatku membeli buku ini. Ya. Salim A. Fillah. Beliaulah alasan aku
membeli bukunya. Well, aku hampir
memiliki semua buku Salim A. Fillah, eh, semuanya deh. Mungkin bisa dibilang
aku fans bukunya. Ingat lho, fans
tulisannnya, fans pemikirannya, fans ceramahnya, bukan fans fisik or raganya.
Buku Sunnah Sedirham Syurga
ini bukan bercerita tentang bagaimana mengelola hati, indahnya sebuah
pernikahan atau bagaimana menjadi seorang muslim sejati (seperti buku Ust Salim
yang sebelumnya). Buku ini hadir dengan nuansa baru yang berbeda menurutku. Buku
ini merupakan kumpulan perjalanan Ust Salim ke berbagai tempat, Turki, Mekkah,
dan berbagai negara di Eropa. Bahkan di setiap judulnya ada bukti foto yang
dilampirkan Ust Salim. Ah, sepertinya Ust Salim paham banget motto kids jaman now, yaitu : No Picture Hoax,
Heheh.
Ust Salim membagi buku ini
menjadi tiga bagian besar yaitu Teladan
Salaf Untuk Para Mukallaf, Belajar Bajik Dari Ulama Klasik, dan Oratoria Para Kesatria. Dari ketiga
bagian ini terdapat beberapa judul kecil lagi. Nah, judul kecil inilah berisi
masing-masing perjalanan dari Ust Salim ke berbagai tempat. Eits, ini bukan
bentuk ke alay an beliau. Ust Salim tidak menceritakan bagaimana perjalanan ke
sana, suasana di sana, enak atau tidaknya makanan di sana. BUKAN. Ust Salim
menceritakan setiap hikmah yang ada di setiap perjalanannya, bahkan beliau
menyelipkan beberapa kisah sahabat, firman Allah dan hadits Rasullah.
Judul Sunnah Sedirham Syurga
sendiri merupakan salah satu judul dari sebuah perjalanan cerita Ust Salim yang
terdapat pada bagian Belajar Bajik Dari
Ulama Klasik. Jadi, ini bukan buku alay yang sekadar menceritakan tentang
indahnya sebuah negeri, tetapi tentang hikmah dari perjalanan tersebut. Buku ini
bukan hanya mengajak kita berwisata ke tempat yang dikunjungi Ust Salim, tapi
mengajak hati dan jiwa kita berkelana ke zaman Rasulullah, mengilhami setiap
firman Allah.
Bagian yang paling aku suka
adalah Uhud Adalah Harimu dan Luka Itu. Untuk bagian yang ini aku
harus menyediakan tissu untuk menghapus air mata. Bahkan setiap kali aku ulang
membaca bagian yang ini, maka seketika itu air mata menetes lagi. Bagaimana
tidak, ini adalah bagian yang menceritakan kisah Rasulullah pada perang Uhud. Ust
Salim menceritakan dengan apiknya sehingga seolah aku melihat pemandangan itu
tepat di hadapanku. Pemandangan wajah mulia yang meringis kesakitan, gamis
putihnya yang berubah merah, seorang syahid yang masih berjalan, bahkan
begitulah Rasulullah menamai dirinya kala itu. Bergetar, merinding, bahkan
setiap detail yang diceritakan Ust Salim membuat air mata ini tak henti
mengalir.
Begitulah Ust. Salim. Aku jatuh
cinta di setiap tulisannya. Buatku tulisan Ust Salim bukan hanya berisi,
menginspirasi, tapi bernyawa. Entah bagaimana Ust Salim memilih kata-kata yang
ia sajikan di dalam bukunya sehingga semua kalimatnya benar-benar bernyawa. Inilah
bentuk karunia Allah terhadap dirinya. Mungkin buku yang ditulis beliau
bukanlah tulisan beliau seorang, tapi Allah juga ikut menuliskan berkah Nya di
setiap susunan kalimat Ust. Salim. Masha Allah.
Jadi, kalau membaca buku Ust
Salim, yang biasanya aku siapkan adalah pulpen, notes, stabilo dan tisu (ini
bagian yang paling penting, hehe). Semoga Allah selalu memberkahi setiap
aktivitasmu Ustadz. Semoga selalu menginspirasi. Semoga tak henti mengajari
kami lewat buku-bukumu.
Penasaran dengan perjalanan
penuh hikmahnya Ust Salim? Silakan dibeli bukunya!
Medan, 5 Januari 2018, 14:39
Bagian yang menggetarkan itu
adalah ketika aku melihat namamu tertulis lengkap di sebuah ujung paragraf yang
ditulis Ust Salim. Eeh..
No comments:
Post a Comment