Tuesday, 24 April 2018

Week End At Pondok Permai Beach



14 April 2018
Ingin rasanya melonjak kegirangan karena melihat tanggal itu. Bukan karena ada yang milad atau hari anniversary apaa gitu. Melainkan karena tanggal itu berwarna merah di kalender. Its mean holiday, yeaay!. Buatku hari libur dan hari biasa hampir tidak ada bedanya sih. Toh, pekerjaanku tidak menuntutku untuk berlama-lama di kantor, jadinya aku tidak begitu terbeban dengan urusan pekerjaan. Dan tentunya hari libur pun kadang-kadang aku masih berkutat dengan tulisan, papper, article¸modul atau apapun itu. But,  begitulah, aku selalu exicted sendiri ketika melihat tanggal yang berwarna merah, *aneh*.

Rencananya sih holiday  kali ini aku akan manfaatkan untuk menghabiskan waktu ku di rumah saja. Ya, setiap harinya aku selalu keluar rumah, tentunya untuk urusan pekerjaan, dan beberapa urusan lain yang beneran penting, bukan sekedar leyeh-leyeh aja di cafe *catet tuh, heheh*. Aku ingin menghabiskan hari dengan pekerjaan ala istri shalihah *eh*, yaitu mencuci pakaian, beres-beres rumah. Aku juga berencana menghabiskan beberapa bacaan buku yang sempat tertunda karena sibuk, menikmati segelas cappucino sambil dengerin lagu photograph nya Ed Sheeran. Ahh, perfectly holiday deh. Ya, mau gimana lagi, anak kos yang jauh dari orang tua, plus teman-teman yang pada udah nikah semua, dan sebagian diantara mereka adalah worker holic, membuat aku merasa sendirian, hufthiks.

Lalu, ternyata Allah mendengarkan keluh kesah anak kos yang hobi sendirian ini, hehe. Dengan kuasa Nya Allah gerakkan hati sebuah keluarga yang mulia, baik hati dan rajin sedekah ini untuk mengajakku bergabung di acara libuaran mereka. Nggak kebayang betapa senangnya anak kos yang satu ini. Tentu saja tawaran ini sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja. Akhirnya tanpa pikir panjang, aku meng-iyakan jawaban mereka. Yeaay, akhirnya aku pergi liburan juga. Alhamdulillah, Allah itu baik banget ya!

Kesenangan itu semakin memuncak ketika mendengar bahwa kami akan menghabiskan liburan itu di sebuah pantai. Hey, anak gunung ini akan kembali bermain di pantai, yeaaaay!. Pantai Pondok Permai yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai menjadi destinasi kami. Posisinya berdekatan dengan pantai Cermin, pantai Bali Lestari. Ada banyak pantai deh di sekitaran situ, jadi kita bisa memilih pantai mana saja yang akan kita kunjungi. Dan berdasarkan hasil istikharah kami *ya ampun* , pantai Pondok Permai menjadi pilihan terbaik.

Perjalanan menuju ke Pantai Pondok Permai hampir terbilang safety banget deh. Kita bisa menempuhnya hanya tiga jam perjalanan darat. Ya, memang sih kita akan melintasi jalur lintas yang biasanya sering dilewati mobil atau bus besar. Tapi dengan kesiagaan, kehati-hatian, dan modal tawakkal kepada Allah, it is truly safety. Ada beberapa titik macet sih selama perjalanan, apalagi ketika memasuki kota Lubuk Pakam. Biasa sih, itu pusat kota plus hari ini long weekend, so wajar banget dong kalau macet di sana sini. Tetapi macetnya nggak separah macet jam pulang kerjanya kalau di Medan. Kalau itu mah, ampuun DJ, hehehe.

Ketika memasuki kawasan pantai, as my expectation, pantai ini ramai banget euy. Padahal kami landing di sana sekitar jam 11.00 WIB. Ya, maklumkan saja ini kan long weekend.  Para pemburu liburan tentu tidak akan menyia-nyiakan pantai ini, termasuklah kami. Walau kondisi ramai, parkir kendaraan tetap tersedia, aman, nggak senggol-senggolan *ih apaan sih*. Salut deh, manajeman pantai ini beneran pandai mengalokasikan lahan untuk parkir, luas banget euy.

Setelah menemukan tempat parkir yang cocok, akhirnya kami mencari pondok untuk istirahat dan menikmati bekal yang telah kami siapkan. Untuk menyewa pondok, kita harus mengeluarkan uang  sebesar Rp 75.000 dengan waktu yang unlimited. Aku rasa cukup mahal sih dengan ukuran kecil yang hanya sekitaran 2m x 2m (ihh, beneran deh, itu tuh kecil banget, atau kami yang kebanyakan yak, hehe). Tetapi jangan khawatir kehabisan deh, pihak pantainya memiliki stok pondok yang banyak banget, heh. Aku rasa manajemennya benar-benar best planner nih. Setelah menyusun perlengkapan makan, barulah kami menikmati makan siang yang ditemani dengan deburan ombak. Plus melengkapinya dengan berbagai dokumentasi *as an usually*.

Dokumentasi sebelum makan siang
 
Best lunch ever, hehehe

Akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling pantai. Dan sekali lagi, ini beneran ramai dengan makhluk bernapas. Aku mencoba berdamai dengan kondisi ini. Tenang Suci, kamu akan baik-baik saja walau crowded  begini. Aku menemani dua krucil-krucil (read  :keponakan) untuk mandi di pantai itu. Hmm, menurutku kondisi air di pantai ini lebih meyakinkan ketimbang pantai Cermin atau pantai Sri Mersing. Airnya lumayan bersih, ya walau nggak sebersih pantai di Aceh atau di Padang. Oke, stop to compare, Suci. Ombaknya pun juga tidak begitu tinggi, jadi cocok banget deh buat anak-anak mandi disini, eeh bukan hanya anak-anak yang mandi di sini, tapi juga orang dewasa. Terus aku? Absolutely NOT.

Bukan hanya airnya yang ‘cukup bersih’, pantai ini juga memiliki tempat favoritku. Apalagi kalau bukan spot untuk dokumentasi. Ada beberapa tempat yang didesain oleh pihak pantai sebagai tempat untuk mengabadikan momen. Ada yang berupa miniatur rumah, plang dengan ucapan i love you, replika lumba-lumba, kapal, dan masih banyak jenis spot foto lainnya.
 
Where are you Jack? aiih
 
Lumba-lumba aja ada pasangannya, nah kamu?

Selain itu kita juga bisa merasakan sensasi naik boat  dengan gaya meliuk-liuk di tengah laut. Pihak pantai ini menyediakan boat yang (tentunya ada tarif dong) bisa digunakan untuk mengelilingi lautan. Boat ini bisa mengangkut sekitar sepuluh orang.

Urusan fasilitas, pantai pondok Permai pantas diacungi jempol deh. Mulai dari tempat parkir yang luas sehingga setiap mobil yang masuk pasti selalu ada tempat, hehe. Kamar mandi dan toilet juga bagus dan bersih. Ada beberapa kamar mandi yang terdapat di pantai, sehingga para pengunjung pantai nggak perlu rebutan apalagi ngantri berjam-jam. Begitu juga dengan tempat ibadah, oke punya deh, mushollah nya bagus dan bersih, ada mukenahnya lagi. Sayangnya, posisi mushollanya agak jauh banget dari pantai, jadi butuh energi ekstra untuk mencapainya. Dan kita tidak perlu khawatir soal makanan. You can found millon foods here, sate kerang, sate jengkol, bakso, makanan ala-ala cafe pantai, bahkan kacang dan jagung rebus juga, hehe.
Kami akhirnya menghentikan perjalanan ini ketika lelah mulai melanda. Sore menjelang dan kami bergegas meninggalkan pantai. Kembali menikmati perjalanan ke ibu kota, menghadapi macet lagi, menghadapi jalan berlubang lagi, menghadapi bunyi klakson dan teriakan, menghadapi tumpukan deadline pekerjaan dan tentunya menghadapi kenyataan bahwa kamu masih tidak menyadari keberadaanku, aiih.



Medan, 24 April 2018, 20 : 22 WIB
I still waiting for the next journey yaa!

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...