Judul : The Angel Inside
Penulis :
Chris Widener
Penerbit :
Mori Agency Co, Ltd
Halaman :
126
“Akan
datang masa dimana anda harus memutuskan apakah ingin hidup dalam pilihan orang
lain atau memilih sendiri hidup yang anda inginkan”
Itu adalah kalimat pertama yang
aku temukan ketika membuka lembaran awal buku ini. Menohok sekali. Aku merasa
tulisan itu memang dipersembahkan untukku. Kalimat singkat inilah yang kemudian
membuat rasa ingin tahuku terhadap buku ini semakin menjadi-jadi. Tanpa berpikir
panjang, aku langsung membaca buku ini dan berusaha menamatkan. Well, karena aku biasanya sebelum
membaca buku, suka banget ngepoin buku itu. Mencari beberapa informasi di
internet tentang buku, membaca sinopsis, mengamati daftar isi, kata pengantar
atau mencermati hasil spoiler dari
orang-orang. Nah jika menurutku buku itu menarik, baru deh aku mulai
membacanya.
Buku ini adalah sebuah buku
fiksi yang menceritakan perjalanan seorang pemuda yang tengah putus asa dengan
kehidupannya yang ia rasa berantakan. Pemuda itu memilih berlibur ke Florensia,
sebuah kota di Italia. Ternyata liburan yang ia anggap sebagai pelarian atas
masalahnya menjadikan ia bertemu dengan seorang pria tua yang mengajarkan ia
banyak hal mengenai nilai-nilai kehidupan.
Tom Cook, pria yang tengah
berputus asa itu belajar dari maha karyanya Michela Angelo, seorang seniman
pemahat patung ternama dari Italia. Patung David
adalah sebuah maha karya Michela Angelo. Pria tua tersebut mengajarkan banyak
hal kepada Tom melalui patung tersebut. Pria tua itu mencoba menemukan potensi
diri Tom yang selama ini tidak disadarinya, membangkitkan semangat dan motivasi
Tom agar menjadi diri yang sebenarnya. Pria
tua itu menjelaskan mengapa ukuran tangan dan kepala patung David
lebih besar? Lalu, apa hubungannya dengan kehidupan. Mengapa Michela
Angelo mampu membuat patung David
dengan sangat sempurna? Bagaimana keterkaitan antara memahat dan memoles patung
dengan sebuah kehidupan yang dijalani manusia.
Hanya beberapa jam dihabiskan
Tom bersama pria itu. Berkeliling ke museum patung David, melanjutkan perjalanan ke sebuah galeri seni, dimana para
pemahat patung sedang bekerja, lalu berakhir di sebuah acara makan malam ringan
yang istimewa. Walau hanya hitungan beberapa jam saja, Tom mampu mengubah
pikirannya mengenai hidup yang ia jalani selama ini. Ia sadar betapa bodohnya
ia yang tak mampu melihat potensi yang sebenarnya ia miliki. Pembelajaran yang
diberikan oleh pria tua itu benar-benar membuat dirinya seolah terlahir
kembali. Ia sangat siap untuk bertempur dengan realita yang akan ia hadapi di
negerinya. Dan akhirnya Tom Cook pulang ke negerinya untuk menjadi the new Tom Cook.
Well, ini memang sebuah kisah fiktif. Tetapi menurutku,
buku ini bukan sekadar kisah fiktif saja. Ia adalah sebuah kisah fiksi yang
amat baik, bahkan cerita fiksi ini jauh lebih benar daripada fakta. Chris
Widener mengemas buku ini dalam bentuk cerita fiksi, akan tetapi pesan dan
nilai kehidupan yang ia coba sampaikan tetap tersajikan dengan baik lewat
dialog ringan antara Tom dan pria tua.
Honestly, pembahasan Widener di dalam buku bisa
dikatakan sedikit rumit dan berat. Ada beberapa istilah tentang dunia seni atau
beberapa sejarah tentang Michela Angelo. Hal ini menyebabkan pembaca harus
berpikir dan membayangkan seperti apa kondisi yang diceritakan oleh Widener. Bahkan
aku sampai searching untuk memastikan
kebenaran akan khayalan dan pemikiranku. Nah, cerdiknya beliau, menyederhanakan
kerumitan pemikiran itu lewat cerita fiksi dengan dialog yang sederhana. Unique banget deh. Chris Widener berhasil membuat
kita menjadi Tom Cook. Kita seolah bertemu dengan pria tua itu, dan seolah
belajar langsung dari dia mengenai nilai-nilai kehidupan. Sehingga setelah
menamatkan buku ini, kita seperti terlahir kembali. The New Of Us, yeaaay!!
Menurutku, buku ini sangat
menarik. Very unique banget deh
pokoknya. Aku sangat jarang menemukan buku fiksi rasa non fiksi seperti ini. Jadi,
buat kalian yang ingin belajar tanpa merasa digurui, aku rasa buku ini cocok
dengan kalian. Memang pria itu itu sedang mengajari Tom, tetapi sejatinya ia
sedang mengajari kita, yang sedang membaca buku ini. Walau ini buku lama, nggak
rugi kok kalau kalian juga berhasil menamatkan buku ini. Happy Reading Everyone.
Medan, 6 April 2018, 14 : 57
Buku ini
akhirnya membuatku bertanya pada diri sendiri, ‘apakah aku benar-benar bahagia
dengan pekerjaanku saat ini?’. Dan aku belum menemukan jawaban yang pasti,
aiih.
No comments:
Post a Comment