Friday, 20 April 2018

Resensi : Petualangan James Bond; Blood Fever




Judul             : Petualangan James Bond : Blood Fever
Penulis           : Charlie Higson
Penerbit          : PT Elex Media Komputindo
Halaman         : 414 halaman

Akhirnya kembali berkutat dengan buku fiksi. Kali ini aku menantang diriku dengan sebuah buku petualangan, misteri, dan pembunuhan. Hmm, jarang banget sih membaca buku jenis ini, karena sedikit scary aja kurasa, hehe. Buku ini adalah kemurahan hati kak Ulfa, salah seorang rekan kerja di kampus. Ahh, kalian tentu berpikir, ternyata buku yang aku khatamkan adalah hasil kebaikan hati orang-orang di sekitarku. Well, indeed  sih. Tapi, bukankah itu gunanya silaturrahmi, persahabatan, serta sebuah kepercayaan?

Buku ini adalah buku kedua dari tujuh serial young bond. Naasnya, aku baru membaca satu buku dan inilah bukunya. Itu artinya, aku melewatkan serial pertama dari young bond ini. Lebih sayangnya lagi, kak Ulfa *yang pintar dan baik hati itu* hanya memiliki dua saja, yaitu buku kedua dan buku ketiga. Beliau mengatakan sudah berburu buku itu di sini dan di situ, but, tidak menemukan serial ini secara lengkap. Semangat mencari lagi kak, semoga bisa melengkapi ketujuh serial ini. Dan aku juga bisa mengkhatamkan ketujuh buku itu. *modus*.

Cover hitam yang menutupi buku ini jelas menggambarkan betapa kelamnya cerita dalam buku ini. Ditambah lagi dengan judul yang antimaisntream banget Blood Fever. Seolah ingin menceritakan bahwa setiap adegan dalam buku ini akan berhubungan dengan darah dan kegelapan tentunya. Overall sih cover  dan judul memang menceritakan isi buku ini, tetapi setelah aku menamatkan buku ini, honestly semuanya berbeda dari perkiraan awalku. Seperti di luar ekspektasiku. Ceritanya tidak begitu seram layaknya judul dan cover, hehe.

Adalah ia James Bond, siswa sebuah sekolah asrama ternama di Inggris, yaitu Eton. Menghabiskan waktu di sekolah ini membuat ia merasa muak. Setiap tempat dan waktu ada aturannya, bahkan cara berpakaian juga diatur di sekolah ini. Hal ini menyebabkan diri dan beberapa temannya membuat sebuah perkumpulan berbahaya. Pekerjaan mereka adalah menyelinap keluar asrama setiap malam, bercerita, minum alkohol dan menghabiskan  beberapa batang rokok.

Hingga suatu hari Bond terjebak dalam penyelinapannya. Ia berada di sebuah rumah dan melihat beberapa aktivitas asing di sana. Bond mengingat dengan jelas bahwa di sana orang-orang menggunakan bahasa Latin dan menggunakan simbol MM di kedua tangannya. Sejak malam itu, Bond menjadi apa maksud dari simbol MM. Ia kembali dikejutkan oleh sebuah gelang bersimbolkan MM terjatuh di lantai sekolahnya.

Sampai akhirnya liburan sekolah datang. Bond mengisi liburannya dengan mengikuti tour sekolah ke sebuah tempat di Sardinia. Peter Haight dan Cooper ffrench adalah dua orang guru yang bertanggung jawab terhadap acara itu. Acara yang diperkirakannya akan sangat menyenangkan, harus berakhir tragis dan menyedihkan. Ia hampir dibunuh oleh gurunya sendiri, melarikan diri ke rumah sepupunya, bertemu milyuner yang jahat, bajak laut yan menculik adik dari sahabatnya. Berbagai peristiwa ini mengantarkan James Bond ke dalam jurang kegelapan. Akankah ia selamat? Berapa nyawa yang berkorban demi  keselamatan James Bond? Berapa kali kematian menghampirinya?

Setelah membaca buku ini, aku menyadari bahwa buku dengan genre misteri dan pembunuhan seperti ini sangat tidak cocok untukku. Aah. Beneran deh, aku terus mencoba menyukai cerita ini, tapi aku benar-benar tidak tertarik. Sebenarnya, Charlie Higson sudah menampilkan cerita terbaik. Buktinya dia berhasil memainkan emosiku ketika membaca novel ini. Aku seolah bisa merasakan perjalanan James Bond di tengah hutan, ketika Ugo memberikan hukuman berupa gigitan nyamuk yang maha dahsyat (dan ini membuat ku bergidik setiap seekor nyamuk berada di sekitarku). Almost perfect.

Akunya saja yang kurang menikmati cerita ini karena tidak tertarik dengan genre ini. Lucu deh, kalau soal film aku jatuh cinta banget dengan film genre misteri, action dan adventure seperti ini. Tapi kalau urusan buku, aku nyerah deh. Sebelumnya ada beberapa buku Agatha Christie yang berhasil aku khatamkan. Tapi ya gitu deh, aku sekadar menamatkannya saja. Tidak tertarik dengan apa yang diceritakan, bahkan jika ada yang bertanya bagaimana bukunya, ya gitulah aku akan menjawab dengan jawaban ala kadarnya. Its mean this book not reccomended for me, hahaha. Tapi, kalau kalian pencinta buku misteri, percaya deh buku ini akan mengantarkan kalian menuju petualangan yang lebih seru, lebih menakjubkan dan tentunya lebih menyeramkan.

Penasaran? Mulailah bergerilya menemukan ketujuh serial ini!






Medan, 20 April 2018, 15 : 42 WIB
Dari dari 30 Bab buku ini, aku jatuh cinta pada bab ketiga. Bukan karena cerita atau tokohnya, tetapi karena judul dari bab tersebut. EMPAT JUNI, itulah judulnya. Hey, it is my birthday, yeeaay !!

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...