Hari ini disentil oleh sebuah ungkapan ini :
Aktifkan
dua telingamu daripada mulutmu. Karena engkau diberi dua telinga dan satu mulut
agar engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara (Abu Darda)
Sebuah teori kehidupan yang indah sekali bahasanya.
Teori kehidupan yang ‘ngena’ banget lah pokoknya. Namun sayangnya teori ini
susah sekali untuk diterapkan. Kita tahu bahwa ungkapan itu betul adanya, namun
kia seolah enggan untuk melakukan apa yang dianjurkan dalam ungkapan tersebut.
Lihat saja, bukankah manusia ingin didengarkan agar
terlihat pintar? Manusia ingin sekitar menyimak dengan baik setiap ucapannya
agar keberadaannya diakui. Bermodalkan benda tak bertulang itu, manusia
berkoar-koar menceritkan ide dan pemikirannya. Manusia tiada henti berbicara
agar ia selalu didengarkan sekitarnya. Manusia tidak bosan berbicara agar
selalu menjadi pusat perhatian. Hingga akhirnya manusia sering lupa bahwa ia
tak seharusnya menghabiskan hidupnya hanya untu berbicara, ia perlu mendengar.
Mendengar bukan berarti mengubah derajat seseorang
menjadi lebih hina. Ia juga tidak membuat kita terlihat bodoh di depan orang
lain. Percayalah, itu hanya stigma negative yang terus dibangun agar
orang-orang malas untuk mendengar. Mendengar akan membuat kita mendapatkan
berbagai informasi dan pengetahuan. Lihat saja, ketika kita fokus menonton
pemberitaan di televisi, kita akan mendapatkan informasi bukan?
Tidak hanya itu, mendengar membuat kita mengenal sosok
lawan bicara dengan baik. Kita mampu menyimpulkan bahwa ia adalah orang periang
jika kita mendengar setiap pilihan kata yang keluar dari mulutnya. Percayalah,
mendengar akan membuat kita lebih anggun dan lebih gagal. Kalau bahasa
milenialnya stay cool.
Makanya kita harus sering-sering mendengar. Ya, tentu
saja mendengar hal-hal baik. Mendengar sesuatu yang akan mengubah kehidupan
kita menjadi lebih baik lagi. Misalnya saja firman Tuhan. Ya, kita perlu
mendengar, menyimak dan memahami setiap firman Allah dengan seksama. Ambil
segala hikmah yang Allah sampaikan dalam setiap ucapan Nya tersebut.
Dengarkan juga setiap perintah dan larangan Allah.
Dengan begini kita akan menjadi hamba yang sempurna bagi Nya. Jika setiap
perintah dan larangan betul-betul didengar, maka tentu saja tidak akan ada
kejahatan lagi di muka bumi. Hanya aka nada tersisa orang-orang baik. Walau
kelihatan mustahil, namun apa salahnya kita mulai dari diri sendiri kan.
Diawali dengan mendengarkan setiap perintah dan larangan yang telah Allah
tetapkan.
Kita juga perlu mendengarkan nasehat-nasehat kebaikan
yang diberikan oleh titisan para Nabi. Siapa saja mereka? Ada ustad, ulama
ataupun guru. Bahkan orang biasa yang menyampaikan kebaikan pun, layak untuk
didengarkan. Ambil setiap pelajaran kehidupan dari setiap orang-orang yang
singgah dalam episode kehidupanmu. Dengan begitu jiwa akan terisi dengan
hal-hal baik, pikiran akan selalu positif dan hati akan selalu bahagia.
Lihat, kehidupan menjadi lebih baik dan lebih bermakna
jika kita mengubah gaya hidup. Ya, kurangi bicara dan banyaklah mendengar.
Tunggu, berbicara itu boleh, sangat dianjurkan malahan. Hanya saja, perlu
diperhatikan, apakah hal yang akan diucapkan bermanfaat bagi saya dan orang
lain ndak? Karena memang dalam hidup ini kita tak perlu banyak bicara, cukup
mendengarkan saja.
Medan,
7 Juli 2020 22 : 38
No comments:
Post a Comment