Monday, 19 February 2018

Bukan Siapa, Kapan, Tapi Bagaimana




Romance Beach, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara

Setelah sekian lama tidak membahas tentang cinta akhirnya hari ini aku beranikan untuk kembali menuliskan uneg-uneg tentang cinta. Eh, kok memberanikan? Berarti selama ini gak berani? Yah, begitulah. Beberapa bulan terakhir, jiwa ini lebih sensitif membahas tentang cinta. Daripada baper tingkat dewa, nangis gak karuan atau khawatir berlebihan, lebih baik tidak membahasnya bukan? Hehehe.

Setelah sekian lama aku tinggalkan laman yang membahas perihal ‘cinta dan jodoh’ aku ternyata belum juga mengalami perubahan status. Oh my God. Jadi harap maklumi jika beberapa tulisanku tetap akan bercerita tentang masa penantian, pedihnya di php-in atau hancur lebur ketika ditolak, aihh. Dan tulisan ini pun sama, aku khususkan untuk para wanita terhormat, para makhluk luar biasa, ialah mereka yang memilih single menunggu kedatangan sang pengeran bermobil honda jazz.

Seringkali seseorang yang sedang dalam masa penantian *terlebih lagi aku* sering bertanya-tanya;
            “Siapa orangnya?”
            “Jangan-jangan yang kemarin nolongin aku pas di Kajian itu ya”
            “Dia pakai kacamata gak ya?”
            “Semoga dia juga suka naik gunung seperti aku”
Dan masih banyak pertanyaan maupun pernyataan yang terucapkan. Tidak kalah ekstrimnya, bayangan seseorang yang diimpikan seolah hadir dan nyata, seketika itu hati memprovokasi, sepertinya memang dia jodohku. Aihh. Bahkan kita sering menghabiskan waktu dan energi hanya untuk memikirkan seperti apa rupa jodoh kita, profesinya apa, lucu atau kagak. Hmm, penting gak sih ngebahas itu?

Selain siapa orangnya, para singlelillah  juga akan dihantui oleh pertanyaan ‘kapan’.
            “kapan datangnya?”
            “semoga tahun ini”
            “semoga di kajian ust Salim ketemu jodoh”
Hey, kenapa pernyataan yang ketiga itu ‘nyess’ banget ya? Seringkali kita disibukkan oleh pikiran tentang kapan harinya, atau entar ketemu di mana. Parahnya, banyak diantara kita yang telah merancang skenario pertemuan diri dengan jodohnya, eeh, elu siapa?

Kegersangan hati memang terkadang membuat seseorang berpikiran ‘aneh’ (eeh). Bahkan beberapa orang lebih memilih untuk lapar perut ketimbang lapar hati. Alhasil seringkali para singlelillah bertindak atau berpikiran aneh. Salah? Semoga nggak! Tergantung bagaimana cara menyikapinya, bagaimana cara mereka me-manejemen hal-hal ‘aneh’ itu agar tidak semakin aneh.

Menikah itu adalah sunatullah, artinya hukum Allah, artinya lagi itu PASTI TERJADI. Jadi intinya setiap orang akan menikah, aku ulangi SETIAP MANUSIA. Jadi jangan khawatir berlebihan karena kita pasti akan menikah kok, pertanyaannya ada yang diberikan nikmat menikah itu di dunia, ada yang Allah tunda nikmat menikah itu di akhirat. Yang jelas, semua manusia tetap akan menikah. Perihal jodohnya siapa juga telah Allah tetapkan. Bukankah ada empat hal yang Allah tetapkan dari takdir hidup seorang manusia? Salah satunya adalah perihal jodoh.

Masalah siapa orangnya, kapan dan dimana ketemunya, tertulis rapi di catatan takdir kita. Pena sudah diangkat dan tulisan itu sudah kering. Tak seorang pun bisa mengubahnya kecuali Allah SWT. Jadi kenapa kita begitu sering mempermasalahkan siapa orangnya? mempertanyakan kapan waktunya? ngeyel tentang tempat pertemuannya? Seberapa pun tinggi khayalan kita tentang sosok jodoh tetap ‘dia’ yang tertulis di Lauh Mahfudz lah yang akan menemani sisa hidup kita. Seberapa pun kita menginginkan kedatangan-nya, jika memang belum waktunya tetap Allah tidak akan pertemukan. Seberapa-pun kita memilihkan tempat terbaik untuk pertemuan dengan si’dia’, tetap rencana Allah yang akan berlaku terhadap hidup kita.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita berdiam saja sebagai bentuk berdamai dengan takdir? TIDAK. Kau tahu? Yang terpenting itu bukan siapa orangnya, bukan kapan bertemunya tapi BAGAIMANA CARA ALLAH MEMBERIKANNYA. Kita tidak bisa mencampuri hak veto Allah tentang sosok dan waktunya, tetapi Allah memberikan hak kepada kita bagaimana cara mengambil jodoh itu dari tangan Allah, nah lo. Ini nih yang kemudian harus kita ikhtiarkan. Inilah yang kemudian membedakan antara kisah cinta yang penuh berkah dengan cinta yang tanpa berkah.

Ada orang yang diberikan dengan cara baik-baik
            “Ini, silakan kamu ambil hamba-Ku, dia shalihah kok”
Ada orang yang diberikan dengan cara yang frontal banget,
            “Ambil sana!!”
Nah, kita mau yang mana? Tentunya kita sangat ingin sekali agar Allah memberikan jodoh dengan penuh kelembutan, ditunjukkan dengan kasih sayang, dan dipersatukan dengan rasa cinta. Dan agak gak kebayang aja Allah ngasih jodohnya sambil memalingkan wajah-Nya dan berlepas tangan terhadap pernikahan kita, eehh kok serem ya. ternyata, ketika Allah sudah berlepas tangan seketika itu berkah-Nya akan terputus, nauudzubillah.

Bagaimana cara Allah memberikan jodoh kita akan sangat bergantung dari kualitas ibadah kita kepada-Nya, kualitas penantian kita, atau ridhonya hati terhadap jodoh yang Allah tangguhkan dalam waktu yang lama. Jadi, kalau ingin Allah berikan jodoh dengan cara baik-baik maka perbaiki kualitas ibadah kita, perbaiki kualitas penantian kita dan ridholah di setiap takdir Allah yang berlaku dalam hidup.

Mengapa cara Allah memberikan jodoh itu begitu penting? Bukankah banyak orang yang ketemu jodoh lewat jalan haram bahagia aja tuh. Eh, yang bilang mereka bahagia siapa? Itukan penilaian kita sebagai pengamat saja. Kau yakin mereka benar-benar bahagia? Cara Allah memberikan jodoh sangat berkaitan dengan berkah yang Allah berikan kepada pasangan tersebut. Mungkin pasangan yang Allah berkahi ini tidak beruntung secara finansial tetapi Allah berikan keberkahan lewat rezeki yang lain entah itu berupa tetangga yang baik hati, atau dikaruniai anak yang shalih dan shalihah.

Well, berhentilah memikirkan siapa orangnya atau kapan waktunya. Percayalah, kau hanya akan menghabiskan waktu dan energimu. Ubahlah mindset-mu. Lebih baik kau pikirkan bagaimana cara Allah memberikan pasangan itu kepadamu. Lebih baik perbaiki kualitas ibadahmu. Bersiaplah, Allah akan memberikan pasangan untukmu dengan skenario terbaik yang Ia punya, dengan cara yang bahkan tak pernah terpikirkan dalam benakmu, bahkan dengan seseorang yang tak pernah kau sangka-sangka. Amin.


Medan, 16 Februari 2018, 09.00
Agak kikuk aja nulis perihal cinta dan jodoh. Ada apa ya?
Oh ya, foto ini hanya pencitraan belaka. Heheh



No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...