![]() |
Romance Beach, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara |
Setelah
sekian lama tidak membahas tentang cinta akhirnya hari ini aku beranikan untuk
kembali menuliskan uneg-uneg tentang cinta. Eh, kok memberanikan? Berarti
selama ini gak berani? Yah, begitulah. Beberapa bulan terakhir, jiwa ini lebih
sensitif membahas tentang cinta. Daripada baper tingkat dewa, nangis gak karuan
atau khawatir berlebihan, lebih baik tidak membahasnya bukan? Hehehe.
Setelah
sekian lama aku tinggalkan laman yang membahas perihal ‘cinta dan jodoh’ aku
ternyata belum juga mengalami perubahan status. Oh my God. Jadi harap maklumi jika beberapa tulisanku tetap akan
bercerita tentang masa penantian, pedihnya di php-in atau hancur lebur ketika
ditolak, aihh. Dan tulisan ini pun sama, aku khususkan untuk para wanita
terhormat, para makhluk luar biasa, ialah mereka yang memilih single menunggu kedatangan sang pengeran
bermobil honda jazz.
Seringkali
seseorang yang sedang dalam masa penantian *terlebih lagi aku* sering
bertanya-tanya;
“Siapa orangnya?”
“Jangan-jangan yang kemarin nolongin
aku pas di Kajian itu ya”
“Dia pakai kacamata gak ya?”
“Semoga dia juga suka naik gunung
seperti aku”
Dan
masih banyak pertanyaan maupun pernyataan yang terucapkan. Tidak kalah
ekstrimnya, bayangan seseorang yang diimpikan seolah hadir dan nyata, seketika
itu hati memprovokasi, sepertinya memang dia jodohku. Aihh. Bahkan kita sering
menghabiskan waktu dan energi hanya untuk memikirkan seperti apa rupa jodoh
kita, profesinya apa, lucu atau kagak. Hmm, penting gak sih ngebahas itu?
Selain
siapa orangnya, para singlelillah juga akan dihantui oleh pertanyaan ‘kapan’.
“kapan datangnya?”
“semoga tahun ini”
“semoga di kajian ust Salim ketemu
jodoh”
Hey,
kenapa pernyataan yang ketiga itu ‘nyess’ banget ya? Seringkali kita disibukkan
oleh pikiran tentang kapan harinya, atau entar ketemu di mana. Parahnya, banyak
diantara kita yang telah merancang skenario pertemuan diri dengan jodohnya,
eeh, elu siapa?
Kegersangan
hati memang terkadang membuat seseorang berpikiran ‘aneh’ (eeh). Bahkan
beberapa orang lebih memilih untuk lapar perut ketimbang lapar hati. Alhasil
seringkali para singlelillah
bertindak atau berpikiran aneh. Salah? Semoga nggak! Tergantung bagaimana cara
menyikapinya, bagaimana cara mereka me-manejemen hal-hal ‘aneh’ itu agar tidak
semakin aneh.
Menikah
itu adalah sunatullah, artinya hukum Allah, artinya lagi itu PASTI TERJADI.
Jadi intinya setiap orang akan menikah, aku ulangi SETIAP MANUSIA. Jadi jangan
khawatir berlebihan karena kita pasti akan menikah kok, pertanyaannya ada yang
diberikan nikmat menikah itu di dunia, ada yang Allah tunda nikmat menikah itu
di akhirat. Yang jelas, semua manusia tetap akan menikah. Perihal jodohnya
siapa juga telah Allah tetapkan. Bukankah ada empat hal yang Allah tetapkan
dari takdir hidup seorang manusia? Salah satunya adalah perihal jodoh.
Masalah
siapa orangnya, kapan dan dimana ketemunya, tertulis rapi di catatan takdir
kita. Pena sudah diangkat dan tulisan itu sudah kering. Tak seorang pun bisa
mengubahnya kecuali Allah SWT. Jadi kenapa kita begitu sering mempermasalahkan
siapa orangnya? mempertanyakan kapan waktunya? ngeyel tentang tempat
pertemuannya? Seberapa pun tinggi khayalan kita tentang sosok jodoh tetap ‘dia’
yang tertulis di Lauh Mahfudz lah yang akan menemani sisa hidup kita. Seberapa pun
kita menginginkan kedatangan-nya, jika memang belum waktunya tetap Allah tidak
akan pertemukan. Seberapa-pun kita memilihkan tempat terbaik untuk pertemuan
dengan si’dia’, tetap rencana Allah yang akan berlaku terhadap hidup kita.
Lalu,
apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita berdiam saja sebagai bentuk berdamai
dengan takdir? TIDAK. Kau tahu? Yang terpenting itu bukan siapa orangnya, bukan
kapan bertemunya tapi BAGAIMANA CARA ALLAH MEMBERIKANNYA. Kita tidak bisa
mencampuri hak veto Allah tentang sosok dan waktunya, tetapi Allah memberikan
hak kepada kita bagaimana cara mengambil jodoh itu dari tangan Allah, nah lo.
Ini nih yang kemudian harus kita ikhtiarkan. Inilah yang kemudian membedakan
antara kisah cinta yang penuh berkah dengan cinta yang tanpa berkah.
Ada
orang yang diberikan dengan cara baik-baik
“Ini, silakan kamu ambil hamba-Ku,
dia shalihah kok”
Ada
orang yang diberikan dengan cara yang frontal banget,
“Ambil sana!!”
Nah,
kita mau yang mana? Tentunya kita sangat ingin sekali agar Allah memberikan
jodoh dengan penuh kelembutan, ditunjukkan dengan kasih sayang, dan
dipersatukan dengan rasa cinta. Dan agak gak kebayang aja Allah ngasih jodohnya
sambil memalingkan wajah-Nya dan berlepas tangan terhadap pernikahan kita, eehh
kok serem ya. ternyata, ketika Allah sudah berlepas tangan seketika itu berkah-Nya
akan terputus, nauudzubillah.
Bagaimana
cara Allah memberikan jodoh kita akan sangat bergantung dari kualitas ibadah
kita kepada-Nya, kualitas penantian kita, atau ridhonya hati terhadap jodoh
yang Allah tangguhkan dalam waktu yang lama. Jadi, kalau ingin Allah berikan
jodoh dengan cara baik-baik maka perbaiki kualitas ibadah kita, perbaiki
kualitas penantian kita dan ridholah di setiap takdir Allah yang berlaku dalam
hidup.
Mengapa
cara Allah memberikan jodoh itu begitu penting? Bukankah banyak orang yang
ketemu jodoh lewat jalan haram bahagia aja tuh. Eh, yang bilang mereka bahagia
siapa? Itukan penilaian kita sebagai pengamat saja. Kau yakin mereka
benar-benar bahagia? Cara Allah memberikan jodoh sangat berkaitan dengan berkah
yang Allah berikan kepada pasangan tersebut. Mungkin pasangan yang Allah
berkahi ini tidak beruntung secara finansial tetapi Allah berikan keberkahan
lewat rezeki yang lain entah itu berupa tetangga yang baik hati, atau
dikaruniai anak yang shalih dan shalihah.
Well,
berhentilah memikirkan siapa orangnya atau kapan waktunya. Percayalah, kau
hanya akan menghabiskan waktu dan energimu. Ubahlah mindset-mu. Lebih baik kau pikirkan bagaimana cara Allah memberikan
pasangan itu kepadamu. Lebih baik perbaiki kualitas ibadahmu. Bersiaplah, Allah
akan memberikan pasangan untukmu dengan skenario terbaik yang Ia punya, dengan
cara yang bahkan tak pernah terpikirkan dalam benakmu, bahkan dengan seseorang
yang tak pernah kau sangka-sangka. Amin.
Medan,
16 Februari 2018, 09.00
Agak
kikuk aja nulis perihal cinta dan jodoh. Ada apa ya?
Oh ya, foto ini hanya pencitraan belaka. Heheh
No comments:
Post a Comment