Sunday, 11 February 2018

Mengapa Harus Menulis?


Kuala Namu International Airport, Deli Serdang, Sumatera Utara


Salah satu dari puluhan resolusi yang harus aku capai pada tahun 2018 adalah mengikuti kelas menulisnya pak Cahyadi Takariawan. Alhamdulillah. Kenapa memilih pak Cah menjadi mentor untuk mengembangkan kemampuan menulis? Alasan utamanya adalah aku telah mengenal beliau, (cie elah, sok kenal kali ahh). Aku mengenal pak Cah, tetapi pak Cah tidak mengenalku, aah betapa dunia ini sangat kejam kan ya, heheh. Aku mengenal pak Cah melalui beberapa buku beliau, sebut saja Wonderful Journey To Marriage, Di Jalan Dakwah Aku Menikah atau buku lainnya. Tidak hanya itu aku juga mengenal beliau lewat artikel beliau yang sering muncul dimedia massa, dan yang paling penting aku sering bertatap muka melalui seminar dimana pak Cah adalah pematerinya. Alasan-alasanku sudah cukup kuat untuk menetapkan pak Cah menjadi mentor dari tulisanku bukan? Hehe.

Menurutuku, pak Cah bukanlah seorang penulis fiksi layaknya om Tere Liye atau yang memiliki bahasa tinggi seperti Ustadz Salim A Fillah. Pak Cah hadir dengan tulisan yang sistematis, tegas, jelas dan mudah dipahami. Pak Cah tidak akan menyelipkan joke di dalam tulisannya, itu mah bukan pak Cah banget. Rata-rata tulisan pak Cah memang terkesan serius dan sangat berat pembahasannya, ya namanya juga penulis buku ilmiah dan artikel, tentu harus menyesuaikan dong. Untuk sebuah tulisan non fiksi, aku acungi sepuluh jempol untuk tulisan pak Cah.

Di kelas menulis online bersama pak Cah, kami diberi beberapa materi yang sangat bagus sekali (menurutku). Pak Cah mengannggap kami semua yang ikut kelasnya belum bisa menulis sama sekali, sehingga beliau mengajarkan materi yang benar-benar dari dasar, bahkan terlebih dahulu beliau membangkitkan semangat kami untuk berani menulis, percaya diri dengan tulisan sendiri atau mengatasi bad mood ketika proses menulis itu berlangsung. Pak Cah membuka wawasanku mengapa aku harus menulis, apa modal awal seorang penulis, apa langkah berikutnya setelah menemukan jati diri dalam menulis, dan masih banyak ilmu lainnya yang mungkin tidak akan aku dapatkan dari mana-mana. Ahh, aku benar-benar menikmati mengikuti kelasnya pak Cah.

Hal pertama yang harus dipikirkan oleh si penulis adalah tujuan menulis. Kenapa seseorang harus menulis? Setidaknya ada delapan alasan kenapa seseorang harus belajar menulis.
   1. Ideologis
Maksud tujuan ini adalah ingin mempengaruhi seseorang melalui tulisannya. Contohnya saja orang yang berdakwah melalui tulisan

   2. Akademis
Tujuan ini biasanya untuk kalangan akademisi menyangkut masa depan kariernya. Sebut saja jurnal, artikel ilmiah atau bahan ajar.

         3. Ekonomis
Menulis untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Hal ini juga sah-sah saja kok dalam dunia kepenulisan, karena banyak penulis yang menggantungkan hidupnya melalui karya-karyanya

   4. Psikologis
Menulis untuk menyalurkan emosi, kalau secara psikologi dikenal dengan katarsis. Penulis sering menjadikan tulisannya untuk menyampikan perasaan gembira, sedih, duka atau nestapa yang sedang ia rasakan

   5. Politis
Tujuan menulis ini adalah untuk kepentingan politik, seperti mengumpulkan massa dan simpatisan terhadap partai atau lembaga tertentu

   6. Pedagogis
Menulis untuk memberikan edukasi kepada orang lain, mendidik dan mengajarkan orang lain terhadap sesuatu hal. Misalnya saja tips gaya hidup hemat, tulisan tentang bahagia, hati yang bersyukur dan lain sebagainya

   7. Medis
Ternyata, menulis juga bisa menyembuhkan penyakit tertentu lho. Sebut saja penyakit galau, (eh galau itu penyakit ya, hehe), stress dan depresi. Biasanya menuangkan emosi jiwa dalam tulisan akan membuat seseorang merasa lebih baik. Bukankah itu akan menjaga kualitas kesehatannya? Maka menulislah, kamu akan sehat.

   8. Praktis/Pragmatis
Ini tujuan yang paling random di antara yang lain. Tujuan ini lebih beraneka ragam, sebut saja menulis karena disuruh dosen, tuntutan sosial media, atau ingin meluluhkan hati mertua (eehh)

Seorang penulis harusnya menetapkan alasan kenapa ia harus menulis. Delapan tujuan menulis bisa menjadi panduan kenapa seseorang harus menulis. Dan tujuan menulis itu tidak melulu satu tujuan saja lo, satu tulisan bisa saja merangkum beberapa tujuan, dan itu bukan masalah sama sekali. Yuk para penulis tetapkan tujuan kenapa kamu menulis!, sudahkah mulai menetapkan? Atau masih terus berpikir-pikir apakah aku beneran cocok untuk menulis ya?

Aku? Ahh, sepertinya tujuan keempat adalah alasan utamaku kenapa aku harus menulis. Aku mencoba berdamai dengan duniaku, berdamai dengan hati dan perasaanku lewat tulisan yang aku tuangkan di diaryku, media sosial atau blog pribadiku. Dan “kamu” juga. Kamu juga masih menjadi alasan kenapa aku masih menulis. Aku terus mencari dirimu, mencoba menemukanmu lewat tulisan-tulisanku. Sudahkah kamu membaca tulisanku tentangmu? Jadi, kapan kamu datang?




Medan, 8 Februari 2018, 14:24
Ada banyak target yang harus dicapai, dan waktu luang ini benar-benar mengalihkan perhatianku dari target-target itu, oh somebody help me !!!





No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...