Judul : Wow !
Penulis :
Ippho Santosa dan Tantowi Yahya
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman :
192
Alhamdulillah ini adalah buku
keempat yang berhasil aku santap untuk tahun ini. Sejauh ini program one book one week masih berjalan dengan
lancar, hehe. Buku berikutnya apa? Tenang, aku sedang menghabiskan sebuah
novel, ditunggu ya resensinya. Buku Wow ini juga hasil kemurahan hati kak
Afifah, didua resensi buku terakhir selalu membicarakan kak Afifah. Kami ada
program untuk saling bertukar buku. Kak Afifah meminjamkan dua buku terbaiknya,
sedangkan aku meminjamkan dua novel terbaru milikku. Terima kasih kak Afifah,
semoga Allah membalas semua kebaikan hatimu, aamin.
Buku besutan mas Ippho ini
merupakan buku bisnis. Sepertinya kak Afifah tahu kalau ghiroh bisnisku lagi
nge-down banget, alhasil buku ini
beliau pinjamkan, hehe. Buku yang juga merangkum tulisan Tantowi Yahya ini
benar-benar WOW sekali, kurang lebih seperti judulnya. Buku ini bercerita
tentang bisnis, bisnis yang aku maksud adalah sebuah bisnis besar. Apa itu? Sebut
saja bisnis jual beli kendaraan, bisnis properti, bisnis ritel, bisnis jasa
manajemen artis, dan tentunya banyak contoh bisnis dengan skala besar lainnya. Sementara
bisnis yang aku geluti? Hahaha, hanya bisnis beberapa helai baju yang stok dari
tanah abang. Memang tidak terdapat irisan antara bisnisku dan buku ini, bahkan
bisa dikatakan sangat tidak cocok. Bisnisku akan sangat malu sekali jika aku
sandingkan dengan bisnis-bisnis yang diutarakan oleh mas Ippho. Walau didera
berbagai alasan yang ‘nyeleneh’, alhamdulillah aku berhasil menamatkan buku
ini. Yeay !
Ketertarikan untuk membaca
buku ini berawal dari halaman belakang buku ini. Mas Ippho mencoba mengundang
keingintahuan pembaca dengan menghadirkan beberapa pertanyaan yang membuat rasa
ingin tahu semakin menjadi-jadi, contohnya ;
· #
Apa yang
membuat Tantowi Yahya tetap terdepan
selama 2 dekade?
· #
Apa
persamaan Menara Pisa dan Jam Gadang?
· #
Mengapa
album Radja, Ungu dan Peterpan laris
manis?
· #
Mengapa Spongebob menjadi kartun terfavorit
sedunia?
Dan masih banyak pertanyaan
menggelitik yang ditampilkan mas Ippho. Pertanyaan yang sejatinya juga dipertanyakan
oleh kebanyakan orang sehingga membuat pembaca semakin tergiur untuk menamatkan
buku ini, nah termasuklah aku didalamnya. Trik mas Ippho benar-benar bagus, aku
acungi jempol deh.
Kontens dari buku ini fokus ke
marketing, ahh semoga kalian yang
belum terjun ke dunia bisnis memahami istilah ini ya, hehe. Sekali lagi, marketing yang dimaksud adalah untuk
skala besar. Buku ini mengajak pembaca lebih ‘melek’ mengenai pemasaran bisnis
tanpa rumit, ribet dan berbelit-belit. Itulah alasannya mas Ippho tanpa ba bi
bu lagi langsung menjelaskan 25 formula terbaiknya dalam melakukan marketing. Mas Ippho juga menghadirkan
cara yang berbeda ketika menyajikan formula tersebut, sebut saja dengan diksi
yang terkesan frontal, heheh. Misalnya saja formula 1 yang berjudul Kenanglah Malam Pertama atau formula 9 Amatilah Lagu SMS, bahkan formula 17 Bunuhlah Shakespeare. Pilihan kata mas
Ippho benar-benar berbeda sehingga mengundang rasa ingin tahu pembaca apa
maksud formula frontal yang disajikan oleh mas Ippho, trik yang bagus mas. Ternyata,
judul frontal itu hanya sekadar judul lho, mas Ippho sejatinya tidak
menceritakan tentang lagu SMS atau Shakespeare. Beliau hanya membuat analogi
untuk mengarahkan pembaca agar lebih memahami trik pemasaran yang ia maksudkan.
Melalui analogi yang ia bangun, pembaca benar-benar memahami konsep pemasaran
yang ingin disampaikan.
Buku bisnis ini sangat berbeda
dari beberapa buku bisnis lainnya. Biasanya, buku bisnis akan cenderung serius
dan menggunakan gaya bahasa yang kaku, namanya juga belajar kan ya. Tapi mas
Ippho membuat buku ini berbeda dari yang pernah aku baca. Beliau bahkan
meminimalisir istilah-istilah perbisnisan yang membuat sakit kepala, itulah
yang kemudian diganti dengan analogi yang menggelitik, sehingga pembaca
mendapatkan ‘aha’ dari setiap analogi yang disampaikan mas Ippho. Selain itu
mas Ippho menyelipkan beberapa gambar di setiap formulanya. Walau terkadang
menurutku agak ‘maksa’ aja, hehe. Buku mas Ippho didesain dalam form hitam
putih, ketika ditambahkan beberapa gambar yang juga hitam putih, entahlah itu seperti
merusak suasana saja. Terlebih lagi gambar mas Ippho hanya berukuran kecil, jadi
aku ngerasa gambarnya cuma pelengkap penderita, bahkan lebih bagus lagi gak
usah deh pakai gambar-gambar gitu. Hehehe.
But,
overall buku karangan Ippho Santosa ini awesome banget. Gaya bahasanya keren, pilihan katanya
juga bagus dan mengundang rasa ingin tahu. Aku mencoba menamatkan buku ini
dengan tertatih-tatih, eeh. Padahal buku ini tipis lho, bahkan mas Ippho
mengatakan buku bisa dikhatamkan hanya dalam hitungan jam saja, nah aku? Hampir
membutuhkan 3 hari untuk menghabiskannya, hehe. Mungkin karena kesibukan (eh,
kok sok sibuk ya) dan terlebih lagi aku tidak begitu suka dengan buku bisnis
seperti ini. Kurang cocok saja dengan bisnis yang aku geluti, mungkin itu
adalah penyebab utamanya. Jadi, buat kalian yang memang nyari ilmu tentang
pemasaran, buku ini cocok banget deh, dijamin. Tapi, ketika kalian hanya ingin
baca-baca aja, hehe, mending cari buku lain saja, takutnya gak menikmati
bacaannya.
Medan, 6 Februari 2018, 09:07
Hari-hari libur beraktivitas
di kampus telah dimulai. Itu artinya, buka laptopmu, selesaikan proposal
penelitianmu, bereskan tulisan untuk buku-bukumu, Hufft..kok gak ada yang
ngajak liburan yak?
No comments:
Post a Comment