Monday, 5 February 2018

Resensi : Wow!




Judul              : Wow !
Penulis            : Ippho Santosa dan Tantowi Yahya
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman          : 192

Alhamdulillah ini adalah buku keempat yang berhasil aku santap untuk tahun ini. Sejauh ini program one book one week masih berjalan dengan lancar, hehe. Buku berikutnya apa? Tenang, aku sedang menghabiskan sebuah novel, ditunggu ya resensinya. Buku Wow ini juga hasil kemurahan hati kak Afifah, didua resensi buku terakhir selalu membicarakan kak Afifah. Kami ada program untuk saling bertukar buku. Kak Afifah meminjamkan dua buku terbaiknya, sedangkan aku meminjamkan dua novel terbaru milikku. Terima kasih kak Afifah, semoga Allah membalas semua kebaikan hatimu, aamin.

Buku besutan mas Ippho ini merupakan buku bisnis. Sepertinya kak Afifah tahu kalau ghiroh bisnisku lagi nge-down banget, alhasil buku ini beliau pinjamkan, hehe. Buku yang juga merangkum tulisan Tantowi Yahya ini benar-benar WOW sekali, kurang lebih seperti judulnya. Buku ini bercerita tentang bisnis, bisnis yang aku maksud adalah sebuah bisnis besar. Apa itu? Sebut saja bisnis jual beli kendaraan, bisnis properti, bisnis ritel, bisnis jasa manajemen artis, dan tentunya banyak contoh bisnis dengan skala besar lainnya. Sementara bisnis yang aku geluti? Hahaha, hanya bisnis beberapa helai baju yang stok dari tanah abang. Memang tidak terdapat irisan antara bisnisku dan buku ini, bahkan bisa dikatakan sangat tidak cocok. Bisnisku akan sangat malu sekali jika aku sandingkan dengan bisnis-bisnis yang diutarakan oleh mas Ippho. Walau didera berbagai alasan yang ‘nyeleneh’, alhamdulillah aku berhasil menamatkan buku ini. Yeay !

Ketertarikan untuk membaca buku ini berawal dari halaman belakang buku ini. Mas Ippho mencoba mengundang keingintahuan pembaca dengan menghadirkan beberapa pertanyaan yang membuat rasa ingin tahu semakin menjadi-jadi, contohnya ;
·               #  Apa yang membuat Tantowi Yahya tetap terdepan selama 2 dekade?
·              #  Apa persamaan Menara Pisa dan Jam Gadang?
·              #   Mengapa album Radja, Ungu dan Peterpan laris manis?
·             #   Mengapa Spongebob menjadi kartun terfavorit sedunia?
Dan masih banyak pertanyaan menggelitik yang ditampilkan mas Ippho. Pertanyaan yang sejatinya juga dipertanyakan oleh kebanyakan orang sehingga membuat pembaca semakin tergiur untuk menamatkan buku ini, nah termasuklah aku didalamnya. Trik mas Ippho benar-benar bagus, aku acungi jempol deh.

Kontens dari buku ini fokus ke marketing, ahh semoga kalian yang belum terjun ke dunia bisnis memahami istilah ini ya, hehe. Sekali lagi, marketing yang dimaksud adalah untuk skala besar. Buku ini mengajak pembaca lebih ‘melek’ mengenai pemasaran bisnis tanpa rumit, ribet dan berbelit-belit. Itulah alasannya mas Ippho tanpa ba bi bu lagi langsung menjelaskan 25 formula terbaiknya dalam melakukan marketing. Mas Ippho juga menghadirkan cara yang berbeda ketika menyajikan formula tersebut, sebut saja dengan diksi yang terkesan frontal, heheh. Misalnya saja formula 1 yang berjudul Kenanglah Malam Pertama atau formula 9 Amatilah Lagu SMS, bahkan formula 17 Bunuhlah Shakespeare. Pilihan kata mas Ippho benar-benar berbeda sehingga mengundang rasa ingin tahu pembaca apa maksud formula frontal yang disajikan oleh mas Ippho, trik yang bagus mas. Ternyata, judul frontal itu hanya sekadar judul lho, mas Ippho sejatinya tidak menceritakan tentang lagu SMS atau Shakespeare. Beliau hanya membuat analogi untuk mengarahkan pembaca agar lebih memahami trik pemasaran yang ia maksudkan. Melalui analogi yang ia bangun, pembaca benar-benar memahami konsep pemasaran yang ingin disampaikan.

Buku bisnis ini sangat berbeda dari beberapa buku bisnis lainnya. Biasanya, buku bisnis akan cenderung serius dan menggunakan gaya bahasa yang kaku, namanya juga belajar kan ya. Tapi mas Ippho membuat buku ini berbeda dari yang pernah aku baca. Beliau bahkan meminimalisir istilah-istilah perbisnisan yang membuat sakit kepala, itulah yang kemudian diganti dengan analogi yang menggelitik, sehingga pembaca mendapatkan ‘aha’ dari setiap analogi yang disampaikan mas Ippho. Selain itu mas Ippho menyelipkan beberapa gambar di setiap formulanya. Walau terkadang menurutku agak ‘maksa’ aja, hehe. Buku mas Ippho didesain dalam form hitam putih, ketika ditambahkan beberapa gambar yang juga hitam putih, entahlah itu seperti merusak suasana saja. Terlebih lagi gambar mas Ippho hanya berukuran kecil, jadi aku ngerasa gambarnya cuma pelengkap penderita, bahkan lebih bagus lagi gak usah deh pakai gambar-gambar gitu. Hehehe.

But, overall  buku karangan Ippho Santosa ini awesome  banget. Gaya bahasanya keren, pilihan katanya juga bagus dan mengundang rasa ingin tahu. Aku mencoba menamatkan buku ini dengan tertatih-tatih, eeh. Padahal buku ini tipis lho, bahkan mas Ippho mengatakan buku bisa dikhatamkan hanya dalam hitungan jam saja, nah aku? Hampir membutuhkan 3 hari untuk menghabiskannya, hehe. Mungkin karena kesibukan (eh, kok sok sibuk ya) dan terlebih lagi aku tidak begitu suka dengan buku bisnis seperti ini. Kurang cocok saja dengan bisnis yang aku geluti, mungkin itu adalah penyebab utamanya. Jadi, buat kalian yang memang nyari ilmu tentang pemasaran, buku ini cocok banget deh, dijamin. Tapi, ketika kalian hanya ingin baca-baca aja, hehe, mending cari buku lain saja, takutnya gak menikmati bacaannya.








Medan, 6  Februari 2018, 09:07
Hari-hari libur beraktivitas di kampus telah dimulai. Itu artinya, buka laptopmu, selesaikan proposal penelitianmu, bereskan tulisan untuk buku-bukumu, Hufft..kok gak ada yang ngajak liburan yak?

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...