Wednesday, 21 February 2018

Sebuah Makam Bersejarah




Bekerja ke luar kota merupakan hal menyenangkan bagiku. Bagaimana tidak, akhirnya aku meninggalkan hiruk pikuk kota Metropolitan ini. Sejenak melupakan macetnya jalanan ibu kota yang hampir setiap hari aku lewati. Tentunya melupakan dirimu dan segala pertanyaan mereka tentang dirimu, hehehE. Hingga akhirnya aku mendapatkan sebuah pekerjaan ke luar kota yaitu di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Sudah menjadi kebiasaan, bahkan ritual wajib bagi aku dan timku untuk mencoba memaksimalkan waktu di luar kota dengan menyelipkan beberapa destinasi wisata di sela-sela kesibukan yang gak karuan. Balige sebenarnya tidak menyediakan destinasi yang mumpuni untuk sebuah perjalanan wisata. Kita bisa saja menikmati berbagai wisata, tapi membutuhkan perjalanan maksimal menuju ke sana. Tentunya kami tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perjalanan semacam itu.

Akhirnya perjalanan ke Balige ini dilengkapi oleh kegiatan wisata sejarah, eeh jarang-jarang banget nih. Secara aku adalah seorang penikmat alam, tapi untuk kali ini lupakan dulu perihal alam-alam itu. Destinasi wisata kami adalah sebuah makam pahlawan nasional yaitu Makam Sisingamangaraja.

Makam Sisingamangaraja terletak tidak jauh dari hotel aku menginap, itu hanya sekitar 25-30 menit. Sore yang dibumbui sedikit gerimis itu mengantarkan aku untuk berziarah, eeh gak juga sih, sebenarnya hanya ingin foto-foto doang, heheh. Suasana sore yang melankolis banget untuk berkunjung ke sebuah makam pahlawan nasional.

Sepi, itulah kesan pertama ketika aku memasuki kawasan makam terebut. Entah karena itu gerimis, atau karena aku yang berkunjungnya sudah kesorean atau memang makam itu sudah merupakan hal biasa, aku juga kurang tahu dan tidak begitu tertarik untuk menebak teka-teki semacam ini, hehe. Aku memasuki kawasan makam, dan maaf, sedikit tidak begitu terurus menurutku. Beberapa ilalang tumbuh di depan makam, dedaunan kering yang menutupi jalanan menuju ke makam, bahkan beberapa sampah plastik membuat mataku ‘gatal’. Begitukah kondisi kebersihan semua destinasi wisata di Indonesia? Aah, miris

Langkahku akhirnya memasuki kawasan makam. Ekspektasinya aku akan menemukan sebuah kuburan atau nisan bertuliskan nama sang pahlawan. But, aku menemukan bentuk makam yang lebih mirip seperti dinding sebuah bangunan. Kami semua menatap heran, jadi makamnya yang mana ya? Jasad Sisingamangaraja nya di letak di sebelah mana? Aku bahkan mengitari dinding itu, but  aku tidak menemukan apapun. Hanya sebuah dinding yang dikeramik bertuliskan Makam Sisingamangaraja. Akhirnya kami mencoba mencari petugas makam untuk menjawab semua rasa ingin tahu kami, tetapi nihil.


Semua akhirnya terjawab oleh kepintaran mas Google, hehe. Bukankah bentuk makam di daerah Balige memang hampir menyerupai dinding? Dan di dalam itulah jasad Sisingamangaraja disemayamkan. Alhamdulillah, rasa penasaran kami terjawab. Oh ya, kondisi makam sangat bersih dan terurus, aku suka. Lihat saja, kami bahkan harus melepaskan alas kaki ketika memasuki kawasan makam ini, menghormati arwah yang berada di makam, setidaknya ini yang aku baca di google.

Beberapa bunga pun menghiasi makam ini dan masih segar. Itu artinya bunga itu selalu diganti dengan bunga yang baru, atau memang ada beberapa orang yang berziarah dan memberikan bunga, nah kami? Ah kami mendoakan beliau kok. Semoga semua kebaikan beliau mendapat balasan dari sisi Tuhan. Di depan makam Sisingmangaraja ini terdapat sebuah kolam. Nah, ini yang beneran aku gak tahu kenapa harus ada kolam di depan sebuah makam. Sebuah kolam yang tidak ada airnya. Walaupun bertanya-tanya tetap aja eksis mengbadikan foto duduk di pinggiran kolam tersebut, eh dasar!


Perjalanan kami di makam ini harus terhenti karena memang tidak ada lagi yang harus dinikmati. Jujur, lama-lama malah kesannya kok mistis banget ya, udah sore, hujan gerimis lagi, hehe. Akhirnya kami bergerak meninggalkan makam ini menuju ke sebuah tempat yang tidak jauh dari makam. Hey itu sebuah museum. Kalian penasaran? Terus kepoin blog aku ya!



Medan, 22 Februari 2018, 13:46
Bahkan rela menunda makan siang demi menyelesaikan tulisan ini, ahh.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...