![]() |
Masjid Al Jihad, Medan, Sumatera Utara |
Minggu, 11
Februari 2018
Akhirnya Allah
takdirkan kembali aku untuk mengikuti kajian Ust Salim A Fillah. Informasi
kajian ini aku dapatkan dari kak Azrina, terima kasih ya kak, kalau ada info
jodoh kabari juga ya, hehehe.
Sebenarnya di hari
yang sama aku dapat undangan walimahan salah satu teman ngajar di Primagama,
mba Irma. Tetapi demi Ust Salim #eh, aku rela nangkring di masjid Al Jihad dari
jam 10.30 sampai jam 16.30 tanpa makan siang #serius. Di brosur yang aku
terima, Ust Salim akan mengisi kajian ini jam 11.30, alhasil aku bela-belain
jam 10.30 memulai perjalanan dari rumah dengan ekspektasi acara akan selesai
ketika adzan zuhur berkumandang. Setelah shalat dzuhur di masjid, maka aku akan
menghadiri walihaman mba Irma. Tetapi sekali lagi manusia hanya bisa berencana,
Allah jauh memiliki kuasa terhadap makhlukNya. Ust Salim baru bisa hadir di
tengah kami pada jam 13.30, oh my God.
Dan akhirnya kajian ini tanpa makan siang deh.
Tapi kenikmatan
nggak makan siang ini tidak aku rasakan sendirian lho, aku bersama dua rekan
kerja yang juga bekerja di Primagama dan juga berencana menghadiri walimahan
mba Irma setelah acara ini selesai. Begitulah, kami bertiga masih berusaha
khusu’ mendengarkan taujih Ust Salim walau perut dan mata sudah semakin tidak
bersahabat. Ya Allah ampuni kami!
Ini merupakan
safari dakwahnya Ust Salim yang dipanitia-i (kok aneh bahasanya, tapi sudahlah)
oleh Komunitas Sahabat Hijrah Kuu. Komunitas dimana aku juga menjadi
anggotanya, anggota yang tidak pernah aktif, tidak pernah ikut rapat, aiih
maafkeun ane ya.
Sebagai salah satu
fansnya Ust Salim, aku langsung mengambil shaf awal di bagian akhwat, bukan
agar bisa narsisan dengan Ust #ampun, tapi aku ingat pesan ayah, kalau mau
dapat signal yang bagus harus dekat dengan sumber wifi, begitu juga ilmu. Jika ingin mendapatkan ilmu yang
berkualitas harus dengan sumber ilmu, it
means harus dekat dengan Ustadz kan #heheh. Aku langusng cekrek sana cekrek
sini agar dapat angle yang bagus buat
di upload, dan cuman foto di atas
yang merupakan foto terbaikku. Aah, aku masih amatiran soal foto, biasa di foto
siih, #narsis.
Kesibukan foto-fotoku
terhenti ketika Ust memasuki ruangan masjid. Kala itu Ust memakai baju putih,
sepertinya baju fullheart #ciee. Aku merasa gimana gitu ketika bisa melihat Ust
secara langsung, ahh hawa surga ada di sini nih. Deg. Tiba-tiba aku melihat
seseorang, itu kamu. Aku sangat mengenali kamu yang berkaos merah, memakai topi
hitam dan memegang tripod di tangan kananmu. Seketika mataku tak berkedip,
kembali memastikan itu kamu kah? Ahh, kamu beneran datang dihari aku meminta
kamu untuk datang sama Allah? Segera aku memalingkan wajah agar kehadiranmu tak
mengurangi niatku datang ke kajiannya Ust Salim. Astagfirullah.
Tema yang akan
dibahas Ust adalah Bersamamu di Jalan
Dakwah Berliku. Tema yang menurutku greget banget, udah lama banget aku
tidak membahas perihal dakwah, jihad. Biasanya membahas nikah, parenting, atau
kajian matematika #eeh. Mengikuti kajian seperti ini mengingatkanku 6-7 tahun
yang lalu ketika masih sibuk dengan dakwahnya anak-anak kampus.
Dakwah merupakan
proses yang sangat panjang, bahkan saking panjangnya ujung dakwah itu tidak
terlihat. Seperti Nabi SAW yang tidak melihat bagaimana Al Fatih menaklukkan
Konstatinopel atau jatuhnya Kota Romawi ke tangan muslim. Apakah Nabi SAW tidak
memiliki andil dalam dakwah ke Romawi dan Konstantinopel. Tentu saja Nabi SAW
berandil besar dalam dakwah itu. Hanya saja beliau tak cukup waktu untuk
melihat kegemilangan islam dikala itu. Sama halnya dengan kita, mungkin kita
bertanya-tanya apa hasil perjuangan kita, kok belum terlihat. Bisa saja kita
memang tak cukup waktu untuk melihat ujung dakwah itu. Tenanglah, tak perlu
bercita-cita untuk bisa melihat ujung dan hasil dari dakwah kita, hal yang
paling utama adalah MATI DI ATAS JALAN DAKWAH. Merinding banget pesan Ust Salim
yang ini, aku seolah mendengar lantunan Bingkai Kehidupan-nya Shoutul Harokah.
Bersiaplah untuk
terus berdakwah karena dakwah itu bukan pilihan tapi kebutuhan. Kita bisa
saja mundur cantik #syahrini, tapi akan
banyak ribuan orang yang maju untuk menggantikan posisi kita. Setidaknya ada
empat karakter dakwah, begitu kata Ust:
1. Sangat Panjang
Ya
begitulah, saking panjangnya ujungnya seolah tidak terlihat. Tenang, jangan
lihat sudah seberapa
dekat pencapaian kita, cukup kerjakan saja bagian dakwah.
2. Banyak masalah
Ini
sudah pasti banget kan ya. Seorang pendakwah biasanya memiliki banyak masalah,
baik dengan
diri sendiri, maupun masalah orang lain
3. Sedikit orangnya
Karena
jalannya panjang dan masalahnya banyak, alhasil para pejuangnya hanya berjumlah
sedikit.
Dan semoga kita termasuk di bagian yang sedikit itu.
4. Penuh pahala raksasa
Ini
nih yang paling enak kalau ngebahas dakwah, pahalanya luar biasa euy. Gak
nanggung-nanggung
Allah janjikan syurga untuk seseorang yang berjihad di jalan
Nya. Masha Allah.
Tunggu apalagi!
Segeralah berdakwah! Tapi kami gak bisa perang? Lho siapa yang bilang dakwah
itu perang? Kata Ust Salim apapun yang kita punya sumbangsihkan untuk jalan
dakwah, pergunakan agar orang semakin dekat dengan Allah. Tak peduli apakah itu
berupa harta, kekuasaan, tenaga atau sebuah ide kecil, Allah tetap akan memberi
pahala raksasa yang telah dijanjikannya. Masih banyak manusia yang belum bisa
melihat keagungan Allah, masih banyak orang yang menunggu agar menunjukkan
kasih sayang Allah, lalu kenapa kita masih diam dan sibuk mengurusi urusan pribadi
saja?
Ahh Ustadz, semua
kata-katanya benerean buat speachless
deh. Membakar semangat dakwah yang telah terkubur begitu lama. Aku merasa belum
memberikan apa-apa untuk agama Allah, duh kalau di akhirat nanti aku harus
jawab apa ya? Rasulullah pasti malu sekali memiliki umat sepertiku yang sibuk
dengan urusan pribadinya saja. Merasa kecil sekali dengan hal-hal yang telah
diperbuat para mubaligh negeri ini, para pendakwah yang mengerahkan segala
kemampuan yang dimiliki untuk menyebarkan islam.
Pe Er kajian ini
adalah mulai dakwah (lagi)!. Apapun yang kita miliki, gunakan semuanya di jalan
dakwah. Apapun itu! Ambil peranmu! Ikutlah bersama barisan pendakwah lainnya.
Semangat!!
Allah Ghoyatuna !!
Arrosul Qudawatuna
!!
AlQuran Dusturuna
!!
Medan, 13 Februari
2018, 14:12
Pesan ustadz Salim
yang paling aku ingat adalah “mungkin kamu harus meninggalkan kota Medan agar
menemukan sesuatu di Jogja”, ehh kenapa harus Jogja sih stad? Jadi makin
berdebar setiap disebut kota itu #ampun.
No comments:
Post a Comment