Wednesday, 14 February 2018

Mengulik Dakwah Bersama Salim A Fillah


Masjid Al Jihad, Medan, Sumatera Utara


Minggu, 11 Februari 2018
Akhirnya Allah takdirkan kembali aku untuk mengikuti kajian Ust Salim A Fillah. Informasi kajian ini aku dapatkan dari kak Azrina, terima kasih ya kak, kalau ada info jodoh kabari juga ya, hehehe.

Sebenarnya di hari yang sama aku dapat undangan walimahan salah satu teman ngajar di Primagama, mba Irma. Tetapi demi Ust Salim #eh, aku rela nangkring di masjid Al Jihad dari jam 10.30 sampai jam 16.30 tanpa makan siang #serius. Di brosur yang aku terima, Ust Salim akan mengisi kajian ini jam 11.30, alhasil aku bela-belain jam 10.30 memulai perjalanan dari rumah dengan ekspektasi acara akan selesai ketika adzan zuhur berkumandang. Setelah shalat dzuhur di masjid, maka aku akan menghadiri walihaman mba Irma. Tetapi sekali lagi manusia hanya bisa berencana, Allah jauh memiliki kuasa terhadap makhlukNya. Ust Salim baru bisa hadir di tengah kami pada jam 13.30, oh my God. Dan akhirnya kajian ini tanpa makan siang deh.

Tapi kenikmatan nggak makan siang ini tidak aku rasakan sendirian lho, aku bersama dua rekan kerja yang juga bekerja di Primagama dan juga berencana menghadiri walimahan mba Irma setelah acara ini selesai. Begitulah, kami bertiga masih berusaha khusu’ mendengarkan taujih Ust Salim walau perut dan mata sudah semakin tidak bersahabat. Ya Allah ampuni kami!
Ini merupakan safari dakwahnya Ust Salim yang dipanitia-i (kok aneh bahasanya, tapi sudahlah) oleh Komunitas Sahabat Hijrah Kuu. Komunitas dimana aku juga menjadi anggotanya, anggota yang tidak pernah aktif, tidak pernah ikut rapat, aiih maafkeun ane ya.

Sebagai salah satu fansnya Ust Salim, aku langsung mengambil shaf awal di bagian akhwat, bukan agar bisa narsisan dengan Ust #ampun, tapi aku ingat pesan ayah, kalau mau dapat signal yang bagus harus dekat dengan sumber wifi, begitu  juga ilmu. Jika ingin mendapatkan ilmu yang berkualitas harus dengan sumber ilmu, it means harus dekat dengan Ustadz kan #heheh. Aku langusng cekrek sana cekrek sini agar dapat angle yang bagus buat di upload, dan cuman foto di atas yang merupakan foto terbaikku. Aah, aku masih amatiran soal foto, biasa di foto siih, #narsis.

Kesibukan foto-fotoku terhenti ketika Ust memasuki ruangan masjid. Kala itu Ust memakai baju putih, sepertinya baju fullheart #ciee. Aku merasa gimana gitu ketika bisa melihat Ust secara langsung, ahh hawa surga ada di sini nih. Deg. Tiba-tiba aku melihat seseorang, itu kamu. Aku sangat mengenali kamu yang berkaos merah, memakai topi hitam dan memegang tripod di tangan kananmu. Seketika mataku tak berkedip, kembali memastikan itu kamu kah? Ahh, kamu beneran datang dihari aku meminta kamu untuk datang sama Allah? Segera aku memalingkan wajah agar kehadiranmu tak mengurangi niatku datang ke kajiannya Ust Salim. Astagfirullah.

Tema yang akan dibahas Ust adalah Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku. Tema yang menurutku greget banget, udah lama banget aku tidak membahas perihal dakwah, jihad. Biasanya membahas nikah, parenting, atau kajian matematika #eeh. Mengikuti kajian seperti ini mengingatkanku 6-7 tahun yang lalu ketika masih sibuk dengan dakwahnya anak-anak kampus.

Dakwah merupakan proses yang sangat panjang, bahkan saking panjangnya ujung dakwah itu tidak terlihat. Seperti Nabi SAW yang tidak melihat bagaimana Al Fatih menaklukkan Konstatinopel atau jatuhnya Kota Romawi ke tangan muslim. Apakah Nabi SAW tidak memiliki andil dalam dakwah ke Romawi dan Konstantinopel. Tentu saja Nabi SAW berandil besar dalam dakwah itu. Hanya saja beliau tak cukup waktu untuk melihat kegemilangan islam dikala itu. Sama halnya dengan kita, mungkin kita bertanya-tanya apa hasil perjuangan kita, kok belum terlihat. Bisa saja kita memang tak cukup waktu untuk melihat ujung dakwah itu. Tenanglah, tak perlu bercita-cita untuk bisa melihat ujung dan hasil dari dakwah kita, hal yang paling utama adalah MATI DI ATAS JALAN DAKWAH. Merinding banget pesan Ust Salim yang ini, aku seolah mendengar lantunan Bingkai Kehidupan-nya Shoutul Harokah.

Bersiaplah untuk terus berdakwah karena dakwah itu bukan pilihan tapi kebutuhan. Kita bisa saja  mundur cantik #syahrini, tapi akan banyak ribuan orang yang maju untuk menggantikan posisi kita. Setidaknya ada empat karakter dakwah, begitu kata Ust:
   1. Sangat Panjang
  Ya begitulah, saking panjangnya ujungnya seolah tidak terlihat. Tenang, jangan lihat sudah seberapa 
  dekat pencapaian kita, cukup kerjakan saja bagian dakwah.
   2. Banyak masalah
  Ini sudah pasti banget kan ya. Seorang pendakwah biasanya memiliki banyak masalah, baik dengan  
 diri sendiri, maupun masalah orang lain
         3. Sedikit orangnya
  Karena jalannya panjang dan masalahnya banyak, alhasil para pejuangnya hanya berjumlah sedikit. 
  Dan semoga kita termasuk di bagian yang sedikit itu.
   4. Penuh pahala raksasa
  Ini nih yang paling enak kalau ngebahas dakwah, pahalanya luar biasa euy. Gak nanggung-nanggung 
  Allah janjikan syurga untuk seseorang yang berjihad di jalan Nya. Masha Allah.

Tunggu apalagi! Segeralah berdakwah! Tapi kami gak bisa perang? Lho siapa yang bilang dakwah itu perang? Kata Ust Salim apapun yang kita punya sumbangsihkan untuk jalan dakwah, pergunakan agar orang semakin dekat dengan Allah. Tak peduli apakah itu berupa harta, kekuasaan, tenaga atau sebuah ide kecil, Allah tetap akan memberi pahala raksasa yang telah dijanjikannya. Masih banyak manusia yang belum bisa melihat keagungan Allah, masih banyak orang yang menunggu agar menunjukkan kasih sayang Allah, lalu kenapa kita masih diam dan sibuk mengurusi urusan pribadi saja?

Ahh Ustadz, semua kata-katanya benerean buat speachless deh. Membakar semangat dakwah yang telah terkubur begitu lama. Aku merasa belum memberikan apa-apa untuk agama Allah, duh kalau di akhirat nanti aku harus jawab apa ya? Rasulullah pasti malu sekali memiliki umat sepertiku yang sibuk dengan urusan pribadinya saja. Merasa kecil sekali dengan hal-hal yang telah diperbuat para mubaligh negeri ini, para pendakwah yang mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyebarkan islam.

Pe Er kajian ini adalah mulai dakwah (lagi)!. Apapun yang kita miliki, gunakan semuanya di jalan dakwah. Apapun itu! Ambil peranmu! Ikutlah bersama barisan pendakwah lainnya. Semangat!!
Allah Ghoyatuna !!
Arrosul Qudawatuna !!
AlQuran Dusturuna !!



Medan, 13 Februari 2018, 14:12
Pesan ustadz Salim yang paling aku ingat adalah “mungkin kamu harus meninggalkan kota Medan agar menemukan sesuatu di Jogja”, ehh kenapa harus Jogja sih stad? Jadi makin berdebar setiap disebut kota itu #ampun.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...