![]() |
Ruang Dosen Universitas Potensi Utama, Medan, Sumatera Utara |
Judul : Moslem Millionaire
Penulis :
Ippho Santosa
Penerbit :
PT Elex Media Komputindo
Halaman :
100
Setelah sekian lama menghabiskan
waktu dengan novel, aku kembali bergelut dengan buku non fiksi. Menurutku
membuat bahan bacaan selang seling seperti ini akan sangat membantu otakku
dalam me-refresh semua sistem yang
sedang bekerja, hihihi. Buku yang aku khatamkan hanya dua hari ini (padahal
cuma 100 halaman, tapi aku membutuhkan dua hari, aiihh) adalah kemurahan hati
kak Afifah. Beliau dengan senang hati meminjamkan (kembali) dua buku terbaiknya
kepada aku. Eits, tenang saja, aku akan review
bukunya di sini kok. Terima kasih kak Afifah, hehe. Jika bukan karena Maha
Kuasa nya Allah yang menggerakan hati kakak untuk meminjamkan buku kepadaku,
maka aku akan kehabisan bacaan di akhir bulan ini.
Ini adalah buku kedua karangan
mas Ippho yang berhasil aku khatamkan untuk tahun ini. Sebenarnya aku lebih
suka melihat dan belajar melalui video atau postingan mas Ippho. Jujur ya, baru
tiga buku mas Ippho yang aku khatamkan, tujuh
keajaiban rezeki, wow, dan moslem
millionaire. Entah kenapa aku tidak begitu prefer dengan tulisan mas
Ippho dalam bentuk buku, hihi. Itu juga mengapa ketiga buku mas Ippho yang aku
baca, merupakan hasil pinjam dari mereka yang berbaik hati meminjamkan
kepadaku. Hehehe.
Buku terbitan 2013 ini
merupakan serial kelanjutan dari beberapa buku mas Ippho lainnya yaitu Hanya 2 Menit, 7 Keajaiban Rezeki, dan Percepatan Rezeki. Sayangnya, aku baru
membaca dua buku saja, aihh. Dari judul saja mungkin sudah sangat terlihat
kemana arah pembicaraan buku ini, dtambah lagi dengan background nya mas Ippho, sehingga para pembaca tahu buku ini akan
bercerita tentang apa.
Untuk masalah cover, hmm gimana ya? menurutku sedikit
kurang nyambung sih (mungkin seleraku jelek, maafkeun). Mas Ippho memilih cover bergambarkan seorang perempuan
shalihah yang mengenakan cadar. Menurutku, kurang cocok saja dengan judulnya Moslem Millionaire. Jujur ya mas,
bermodalkan hanya melihat cover tanpa
menghiraukan judul, aku pikir ini adalah buku tentang sesuatu hal yang
berhubungan dengan perempuan. Eeh, tahunya, hehehe. Mungkin diganti degan yang
universal lebih bagus sih mas, misalnya gambar uang, istana atau gambar sebuah
padang pasir (seperti 7 keajaiban rezeki) menurutku lebih cocok sih.
Mas Ippho meramu tulisan ini
dalam tujuh bab yang semuanya membahas perihal cinta. Keajaiban cinta,
kebesaran cinta, pengorbanan cinta dan lainnya, cocok sekali dengan tag line yang mas Ippho tampilkan di cover, yaitu menguasai cinta dan harta
dalam 365 hari. Cinta, menjadi hal yang paling ditekan mas Ippho dalam buku
ini. Diawali dengan menyadarkan pembaca betapa pentingnya cinta, menyajikan
berbagai kisah cinta yang luar biasa atau betapa luar biasanya hidup yang
dipenuhi banyak cinta. Mas Ippho mengelompokkan cinta menjadi tiga yaitu
Rational love, yaitu
cinta terhadap sesuatu. Emotional love,
yaitu cinta terhadap
Orang yang dicintai dan Spritual love yaitu cinta karena Allah. (Halaman 16)
Mas Ippho juga tidak lupa
mengaitkan konsep cinta dan rezeki (ini nih mas Ippho banget). Apakah harus
menabung atau sedekah? Bagaimana menyikapi sebuah kegagalan dan pembelajaran?
Dan masih banyak hal lainnya. Semuanya dibingkai dalam cinta, artinya mas Ippho
mengaitkan semua pembahasannya dengan cinta. Betapa cinta dapat menjadikan kita
menjadi kaya, berkah dan berlimpah. Cinta kepada siapa? Bagaimana caranya? Aah,
lebih baik kalian baca langsung bukunya mas Ippho ini, hehe.
Menuruku, ide yang diangkat
mas Ippho sangat menarik. Ia mencoba mengaitkan perihal rezeki dan cinta,
sangat jarang sih menurutku (entah wawasan perbukuan ku yang kurang, hehe).
Hanya saja penyajian kontennya menurutku ‘sedikit berantakan’. Memang ada tujuh
bab yang dibahas mas Ippho dalam buku ini, sayangnya setiap bab aku rasa kurang
fokus aja. Awalnya membahas betapa cinta mempengaruhi rezeki, eh langsung saja
ke antusiasme, terus ke pembelajaran, menghadapi kegagalan, hihih terlalu jumping banget pembahasannya mas. Entah
aku yang kurang fokus membaca entah gimana ya, pokoknya setiap lembaran dengan
judul baru, pasti deh aku bingung ‘kok kesini ya?’, hehehe. Paling bingung itu
ketika ketemu bab tujuh. Aku pikir mas Ippho masih ingin menuliskan hal tentang
rahasia cinta, ee tahunya hanya sebuah pernyataan pendek tiga baris. ‘Apa-apaan
ini?’, setidaknya itu kalimat yang keluar ketika aku membalik halaman bab tujuh
itu. Aku juga kurang mengerti apa sebenarnya maksud mas Ippho. Aku malahan
berpikir, buku itu miss beberapa
halaman, tetapi ketika aku cek, kondisi buku baik kok. Jadi kenapa ya? Ahh
entahlah.
Cara penulisan mas Ippho sih
standar banget, hehe. Aku juga heran, buku dengan 100 halaman ini bisa laku
jutaan eksemplar dengan harga yang lumayan tinggi. Hhm, mungkin karena branded kali ya, siapa sih yang nggak kenal dengan mas
Ippho, hehe. Selain itu mas Ippho bisa menghadirkan sebuah saran yang aplikatif
banget dalam meningkatkan bisnis seseorang. Nah, disini nih nilai jual buku mas
Ippho. Tapi kalau cara penulisan, pemilihan kosa kata, sistematika tulisan, aah
mas Ippho masih belum ada apa-apanya dengan penulis lainnya. Heheh, maaf ya
mas.
Rekomendasi nggak ya? jelas
dong. Buatku gak ada yang buku yang jelek kok, selama yang disampaikannya adalah
kebenaran. Kita saja yang kurang menikmati buku tersebut. Dan aku? Kurang
menikmati buku ini, hehehe.
Medan, 29
Maret 2018
Tulisan ini ditutup dengan
hadirnya hujan di kota Medan. Allahuma Shayyiban Nafi’an.
Berdoa, MULAI !