![]() |
Medan Focal Point Mall, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara |
Aku
bukan seorang penulis. Profesiku juga tidak begitu berkaitan erat dengan dunia
tulis menulis. Aku hanya menjadikan menulis sebagai salah satu hobi yang bahkan
bisa menjadi moodbooster ku. Bahkan
aku menulis sesuatu hal yang sangat tidak berhubungan dengan profesi yang aku
geluti saat ini, huffht. Honestly,
aku sangat menikmati ketika menulis, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika
menuangkan pikiranku dalam tulisan-tulisan yang mungkin masih berantakan, aiih.
Ada
beberapa orang yang sering menanyakanku, kenapa sih harus menulis? Gak capek
harus meluangkan waktu untuk setiap harinya bermain dengan abjad kemudian
merangkainya menjadi sesuatu yang bermakna? Keuntungan apa yang aku dapatkan
dari berbagai tulisanku? Apakah aku mendapatkan sebuah kepopuleran atau aliran
finansial? Apa keuntungan hobi nulis di blog dengan pekerjaanmu? Bukankah itu
gak bisa jadi bahan pertimbangan sertifkasi dosen? Aah, pertanyaan semacam ini
terkadang ngeri-ngeri sedep euy. Seolah menulis bukanlah profesi yang harus aku
geluti, hanya membuang-buang waktuku.
Dulu
aku juga berpikiran sama seperti mereka. Apa sih manfaat dari hobiku ini? Apa
yang bisa aku dapatkan dari sebuah kegiatan menulis? Jangan-jangan aku hanya
memenuhi feeds instagram orang lain
agar aku terlihat eksis (astaghfirullah) atau sekadar menjadikan tulisan
sebagai ajang curhat atas semua keluh kesah hidupku, aiih. Parahnya, menulis
hanya aku lakukan sebagai bentuk pemenuhan tugas kuliah, tugas kantor atau
kebutuhan adminstrasi karierku.
Semua
mindset itu berubah ketika aku mengikuti kelas
menulis online nya pak Cah. Pengetahuanku menjadi sangat bertambah, terutama
mengenai manfaat menulis. Pak Cah memberikan berbagai manfaat yang ternyata
bisa kita peroleh dari dunia tulis menulis. Ini dia;
Membuat kita banyak membaca dan banyak belajar. Seorang penulis sudah dipastikan suka
membaca, katanya om Fiersa Besari penulis yang tidak suka membaca ibarat ikan
yang berenang di kolam yang tidak ada ikannya, nah lo. Dari kegiatan membaca
yang sering ia lakukan, otomatis ia akan banyak belajar tentang sesuatu hal.
Banyak membaca dan belajar akan membuat seseorang kaya akan ilmu. Intinya,
menulis akan membuat seseorang lebih pintar, hehe.
Melatih berpikir logis dan sistematis. Seorang penulis harus memperhatikan
sistematika ketika menulis, sebut saja kekoherenan antar kalimat atau antar
paragraf, nyambung atau tidaknya cerita yang ia tulis. Kebiasaan seperti ini
akan membangun cara pikir yang logis dan sistematis. Perhatikan aja deh, kalau
penulis chattingan, biasanya tanda
bacanya oke, huruf kapitalnya pas, bahkan isi pesannya singkat, padat dan
tepat.
Menulis membuat kita bisa mengikat makna. Jika membaca dapat membuat kita mengambil
makna, maka menulis akan mengikat makna tersebut. Dulu, seorang guruku
mengatakan hal yang serupa, kalau ingin pelajarannya bisa diingat dengan baik,
maka bacalah catatanmu, kemudian tuliskan kembali catatan itu dengan bahasamu
sendiri, jangan sekadar diulang di mulut, tapi tuliskan. Bukankah ini proses
mengikat makna yang dimaksud?
Sarana katarsis. Katarsis merupakan sebuah bentuk meluapkan
emosi jiwa. Biasanya penulis akan mengungkapkan perasaan lewat tulisan-tulisannya.
Jadi, jika ada penulis yang tiba-tiba jadi melow, bahasanya lebih sensitif, aah
mungkin saja ia sedang Dilan-da
kegalauan, heheh. Tapi manfaat ini tuh ngefek banget loh. Ketika kamu mencoba
menuliskan kegelisahanmu, maka emosi itu serasa lepas, setidaknya bisa
mengurangi beban kegelisahan yang kita rasakan. Ops, tentunya dengan gaya
bahasa yang tertata dan tidak vulgar ya, heheh.
Sarana dakwah.
Kalau manfaat ini mah jangan ditanya lagi, tentunya udah pada tahu semua kan?.
Seorang ustadz/ulama/guru hanya akan bisa mengajari sekelompok orang dalam
waktu tertentu, sebut saja dalam seminar atau pengajian. Tetapi ketika ia
menuliskannya dalam bentuk buku, maka ia bisa mengajari ilmu bahkan ke pelosok
negeri yang ia belum pernah ke sana, amazing
bukan? Tidak hanya itu, buku merupakan salah satu investasi akhirat, salah
satu sedekah jariyah yang akan tetap mengalir pahalanya selama buku itu masih
bermanfaat bagi orang lain.
Sarana edukasi dan berbagi. Manfaat ini agak serupa dengan nomor lima.
Melalui tulisan kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Sekali lagi, ini
merupakan investasi akhirat loh.
Mendapatkan kepuasan mental, kepuasan spritual
dan kepuasan intelektual. Melalui
menulis seseorang bisa merasakan sebuah kepuasan tersendiri. Sesuatu hal yang tidak
bisa ia ceritakan kepada orang lain, tidak bisa ia detailkan bagaimana
perasaanya, tetapi ia begitu menikmati kepuasan yang sedang ia rasakan.
Penasaran rasanya gimana? Makanya mulailah menulis!
Dikenal publik. Ini pasti dong, apalagi kalau tulisan kita
udah keren bingits. Semua orang bisa kenal dengan kita, mengagumi kita bahkan
mengidolakan kita, hihihi. Tapi menurutku ini bonus. Jangan jadikan ini sebagai
orientasi utama ya!
Kemanfaatan ekonomis. Beberapa tulisan bisa menjadi pundi-pundi
rupiah lho, aah tentunya kalian sudah mengetahui. Penulis bahkan menghidupi
diri dan keluarganya dari aktivitas menulisnya lho, tapi tentunya tulisan yang
berkualitas dong, seperti buku motivasi atau novel.
Kemanfaatan
kesehatan. Karena menulis
adalah sarana katarsis, maka akan sangat berpengaruh terhadap kualitas
kesehatan batin kita. Percaya deh, jarang-jarang banget penulis yang galau,
gelisah, gundah, hehe. kalau masih ada penulis galau, mungkin itu aku, eeh.
Sarana
mengenal dunia. Penulis yang
sudah maral melintang, sudah memiliki banyak karya, sudah mumpuni di bidangnya
tentu akan diundang jadi pembicara di berbagai tempat. Tentunya hal ini akan
menambah pengalaman, lebih mengenal dunia, menambah silaturrahim juga tentunya.
Masih
kurang sebelas manfaat ini agar kamu bersegera untuk menulis? Alasan apalagi
yang membuatmu menunda menulis? Maka menulislah!. Dimana saja, kapan saja,
sempatkan diri untuk menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Jangan pernah takut
untuk memulai menulis, lihatlah, betapa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari
sebuah kegiatan menulis. Teruslah menulis, kita akan mendapatkan hasil dari
setiap karya kita.
Medan,
27 Februari 2018, 14 : 15
Minggu
terakhir liburan semester, aah rasanya sedih harus berpisah dengan liburan
panjang ini, eeh.
No comments:
Post a Comment