Thursday, 22 March 2018

Keajaiban Papan Tulis


SMPN 1 Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara


Papan tulis adalah sebuah benda wajib yang harus dimiliki oleh setiap kelas. Entah itu berupa papan tulis hitam, papan tulis putih, papan tulis hujau, atau berupa lembaran kertas saja. Kita bisa saja menemukan sebuah kelas yang tidak memiliki lemari, tidak memiliki jam dinding, kipas angin, bahkan tidak memiliki dinding (eh, ini biasanya kelas model saung yang sering digunakan oleh kelas alam itu lho, hehe). Hal ini sudah sangat menegaskan bahwa papan tulis menjadi benda paling krusial di dalam kelas, terutama ketika pembelajaran sedang berlangsung.

Hampir semua guru menggunakan papan tulis sebagai perantara pembelajarannya. Artinya, guru memberikan ilmu kepada siswanya dengan menggunakan papan tulis. Terlebih lagi pelajaran eksak seperti matematika, fisika, kimia atau biologi yang memerlukan penjelasan dan pembahasan yang panjang, papan tulis seolah menjadi satu-satunya penghubung antara guru dan siswa. Sayangnya, tidak semua guru menggunakan papan tulis dengan baik dan benar. What? Penggunaan papan tulis dengan baik dan benar? Itu seperti apa ya? hehe.

Aku menyebutnya dengan manajemen papan tulis *biar kelihatan ilmiah euy, hehe*. Manajemen papan tulis menjadi salah satu hal yang penting bagi guru, terutama untuk guru eksak yang menjadikan papan tulis sebagai alat perantara dengan siswa. Bayangkan saja seorang guru matematika yang tidak menuliskan catatan di papan tulis dengan runut, sudah tentu siswa akan kebingungan memindahkan catatan tersebut ke buku. Alhasil, ketika belajar di rumah, siswa akan sangat kebingungan.

Nah, berkaitan dengan manajemen papan tulis, aku pernah menerapkan beberapa hal. Ini bukan dari literature yang aku baca, ini berasal dari pengalaman aku mengajar. Ya, walaupun aku mengajar belum lama-lama banget sih, tetapi ilmu yang aku dapat dari pengalaman itu tentunya sudah boleh aku bagi kan ya? hehe. Ada beberapa trik yang pernah aku lakukan dalam memaksimalkan fungsi papan tulis. 

Pertama, aku biasanya membagi papan tulis menjadi beberapa bagian. Hal ini tergantung dari besar kecilnya papan tulis dan ukuran tulisan guru. Aku biasanya membagi tiga sampai empat bagian. Kenapa harus dibagi? Alasan utamanya agar siswa memahami urutan catatan yang sedang guru tampilkan di papan tulis. Dan ketika siswa memindahkan catatan itu ke bukunya, ia akan mengerjakannya dengan sangat mudah. Pembagian papan tulis ini juga akan membuat tulisan guru lebih rapi dan sistematis.

Kedua, bagian paling kiri biasanya aku jadikan sebagai note of formula. Secara, matematika adalah pelajaran yang banyak sekali menggunakan rumus. Alhasil, aku akan mencatatkan semua rumus yang akan digunakan selama pembelajaran hari itu di bagian paling kiri dari papan tulis. Rumus-rumus yang aku catatkan di sana tidak akan aku hapus sampai pembelajaran selesai. Hal ini untuk memudahkan siswa mengingat rumus yang akan mereka gunakan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Ya, setidaknya keberadaan rumus-rumus ini akan ‘menghantui’ pikiran mereka *hihi*, sehingga akan terbayang terus dalam ingatan siswa. Selain itu menuliskan rumus juga akan memudahkan siswa karena tidak perlu membolak balik catatan mereka untuk memastikan rumus yang dipakai.

Ketiga, mulailah catatan di papan tulis dengan menuliskan judul, sub judul, pengertian, contoh dan penyelesaian contoh. Kalau bahasanya mah harus runut. Jangan tiba-tiba udah masuk sub judul baru tapi gurunya kelupaan menuliskan sub judul. Entar siswanya beranggapan bahwa itu masih di sub judul yang sama. Sistematika yang seperti ini akan membuat pola dalam otak siswa, akan mengarahkan siswa bagaimana harusnya ia berpikir. Siswa akan terbiasa memahami konsep terlebih dahulu, kemudian memperhatikan contoh dan menyelesaikan contoh tersebut.

Keempat, Rapi. Para guru belajarlah menulis dengan rapi, jelas dan dapat dibaca oleh siswa. Aku tidak mengatakan bahwa tulisan guru harus cantik, seperti times new roman 12 pt spasi 1,5. Tulisan cantik itu anugerah terindah dari seorang guru, hehehe. Jadi, jika tulisan kalian tidak terlalu cantik, sebenarnya nggak terlalu masalah sih. Yang paling penting adalah tulisan itu harus rapi, jelas dan dapat dibaca. Gimana siswanya mau semangat mencatat jika tulisan gurunya di papan tulis sangat kecil, rapat dan tidak terbaca, hihihi. Untuk hal yang satu ini, mungkin banyak guru yang harus belajar lagi bagaimana membuat tulisan di papan tulis menjadi rapi, jelas dan dapat dibaca.

Kelima, Gunakan spidol warna-warni. Ini bukan keharusan ya, karena biasaya guru lelaki agak enggan menggunakan trik kelima ini. Penggunaan spidol warna warni membuat tulisan guru di papan tulis tidak terlihat monoton dan membosankan. Selain itu, spidol warna warni dapat membantu guru memberikan penekanan terhadap beberapa hal yang penting. Kalau aku biasanya menggunakan tiga spidol yaitu warna hitam, biru dan merah. Aku biasanya menggunakan spidol biru untuk menuliskan judul materi, sub judul, dan contoh. Spidol hitam biasanya aku gunakan untuk menuliskan konten pelajaranku, sedangkan spidol merah aku gunakan untuk membagi papan tulis, membuat kotak terhadap hal-hal yang aku rasa penting. Hmm, aku tidak begitu prefer sih menulis dengan spidol mereka, agak perih aja mata membaca tulisan dengan warna merah.

Keenam, tambahkan beberapa gambar menarik. Ini terutama untuk SD atau SMP. Eh, sebenarnya tingkat SMA dan kuliah juga bisa kok, hanya tinggal memilihkan gambar atau quote yang cocok dengan usia mereka. Misalnya ketika belajar bangun ruang, maka tidak ada salahnya guru menggambar sebuah bola yang digunakan dalam permainan sepak bola atau menggambarkan sebuah tumpeng. Aku bahkan menyelipkan kata ‘YEAAY’ di ujung jawaban permasalahan matematika yang aku selesaikan bersama siswa-siswaku. Menurutku, ketika siswa memindahkan kata “yeay” itu ke dalam catatannya akan menambah motivasi mereka ketika belajar matematika.

Ini beberapa trik yang pernah aku gunakan untuk menyulap papan tulis putih nan sederhana itu sehingga kelihatan lebih menarik dibaca. Semakin menarik papan tulis yang didesain oleh guru, semakin semangat siswa untuk memindahkan ke buku catatannya. Bahkan, seperti apa cara guru menuliskan catatan di papan tulis, seperti itu pulalah siswa menuliskannya di buku catatan mereka. Jadi, kalau ketemu catatan siswa yang berantakan, jangan-jangan catatan guru di papan tulis yang harus diperbaiki, heheh.

Selamat mencoba para pejuang pendidikan!



Medan, 17 Maret 2018, 15:29 WIB
Padahal proposal penelitian harus dikerjakan, tetapi kenapa otak dan hati memaksaku untuk menorehkan tulisan ini, aah.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...