Saturday, 17 March 2018

Prinsip Menulis


Ringroad City Walks, Medan


Menulis bukan sekadar aktivitas yang bebas tanpa aturan. Lihat saja, betapa banyak orang yang tersangkut kasus hukum hanya karena tulisannya di media sosial. Tidak sedikit saudara yang berkelahi dengan saudaranya hanya perihal balas-balasan komentar di facebook. Bahkan beberapa akademisi terpaksa dicabut gelar profesornya karena lupa membubuhkan satu kutipan di artikel ilmiah miliknya.

Kasus tersebut sudah sangat jelas menggambarkan bahwa menulis bukan hanya pelampiasan emosi tanpa ada batasan. Menulis bukan mengungkapkan pikiran ‘nakal’ yang muncul di kepala sesuka hati kita. Ia memerlukan aturan dan prinsip. Aturan yang akan membuat sebuah tulisan untuk berada di dalam koridor yang sebenarnya. Aturan yang akan menjadi panduan agar tak ada lagi tulisan yang ‘ala kadar’ atau tidak santun bahasanya. Beberapa aturan ini akan membuat seorang penulis menghasilkan sebuah karya yang berkualitas dan santun bahasanya.

Kesimpulan dari kelas onlinenya pak Cah, menyatakan bahwa setidaknya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan seorang penulis. Prinsip tersebut wajib diikuti oleh seorang penulis ketika meramu tulisannya. Artinya, di dalam tulisan yang dihasilkan harus terdapat tiga prinsip ini. Ketiga prinsip itu adalah;

   Prinsip Kebenaran
Tulislah sesuatu yang kita yakini benar. Jangan menulis sesuatu yang kita pun ragu ini benar atau salah. Apalagi menulis sesuatu yang muncul begitu saja dalam pikiran kita tanpa memproses nilai kebenarannya. Jangan menulis sesuatu yang informasinya hanya dari ‘kata orang’. Terlebih lagi informasi itu dari lambe turah, tidaaaak, hehe. Intinya pastikan apapun yang kita tulis bernilai BENAR. Bagaimana caranya? Kita bisa membaca buku, beberapa jurnal yang mendukung, terjemahan Al Quran yang tepat atau langsung bertanya kepada ahlinya.


   Prinsip Kebermanfaatan
Selain benar, perhatikan juga apakah tulisan kita ini bermanfaat bagi orang lain? Manfaat apa yang diperoleh orang lain dari tulisan kita? Ahh, jangan-jangan kita hanya sibuk menulis tapi tidak memberikan manfaat apa-apa bagi orang lain. Itu kamu sedang meracik tulisan atau meracik sampah siih? Aiih. Kasus seperti ini biasanya muncul di media sosial. Coba perhatikan, betapa banyak akun media sosial yang feeds nya berisi hujatan, sumpah serapah atau  berita hoax. Hey, menurut kalian itu bermanfaat? Apakah sumpah serapah itu akan menjadi motivasi bagi orang lain? Maka dari itu, menulislah hal-hal yang bermanfaat. Semua hal bermanfaat dan menginspirasi orang lain ternyata adalah sebuah sedekah jariyah lho. Jadi nggak bakalan rugi deh.


   Prinsip Etis
Ini nih yang mungkin harus di underline, bold, capslock, hehe. Jangan menulis sesuatu yang dapat menyinggung orang atau komunitas tertentu. Walaupun informasi itu dirasa benar dan bermanfaat bagi orang lain, tetap gunakan bahasa yang santun ketika menuliskannya. Bukankah sudah sangat banyak netizen yang dilaporkan oleh artis hanya karena komentar pedas netizen di Instagram? Menulislah dengan bahasa yang santun, sopan dan terdidik. Bukankah sangat banyak pilihan kata yang bisa kita gunakan untuk mengungkapkan suatu hal? Lalu kenapa masih ‘ngotot’ dengan kata-kata yang ‘pedas’ dan menyakitkan? Bahkan nabi Musa AS sendiri disuruh oleh Allah untuk menyampaikan dakwah kepada Fir’aun dengan kalimat yang santun.
Para penulis yang baik hatinya, selalu gunakan ketiga prinsip itu dalam menulis. Pastikan tulisan itu benar, bermanfaat, dan mulailah menulis dengan santun. Ketiga prinsip ini akan selalu membuat tulisan kita berada di koridor yang benar. Ketiga prinsip ini sama sekali tidak akan mengekang ide dan imajinasi kita dalam menulis, ia hanya membentengi ide-ide kita agar berada di tempat yang seharusnya.

Selamat menulis!



Medan, 16  Maret 2018, 15:44 WIB
Gak nyangka bisa menyelesaikan tulisan ini. Padahal ngetiknya di sela-sela waktu menunggu kumandang adzan ashar. Masha Allah.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...