![]() |
Aku, mba Nur dan mba Tia |
Kamis, 10 Mei 2018.
Sebuah tanggal ditulis dengan
menggunakan tinta merah. Itu artinya libur nasional, yeaay. Aku sudah
menyiapkan agenda agar hari ini tidak terbuang sia-sia. Karena biasanya kalau
hari libur, aku biasanya tiduran, nonton film, main instagram, aah beneran unfaedah
banget kan?. Eits, itu aku yang dulu kok. Sejak aku tahu betapa pentingnya
waktu luang, aku benar-benar memanfaatkannya.
Sebuah kajian yang diposting oleh
kak Ulfa (teman satu kantor) di instagram menjadi destinasi menarik pagi ini.
Alhamdulillah, aku juga tidak sendirian kok. Ada dua orang teman satu kantor di
Primagama yang juga Allah gerakkan hatinya untuk menghadiri kajian ini. Mereka
adalah mba Tia, tentor Bahasa Indonesia dan mba Nur, tentor Fisika.
Acara ini dimulai pukul 10.00 WIB
di masjid Al Jihad. Itu artinya kami harus berangkat sekitar jam 09.15 WIB.
Qodarullah, hujan deras mengguyur kota pagi itu. Hampir saja salah seorang
diantara kami berat hati untuk mengikuti kajian ini. Dengan menjadikan hujan
sebagai alasannya. Lalu aku mencoba meyakinkan, insya allah hujannya sebentar saja kok. Entah kenapa aku ingin
sekali mengikuti kajian ini. Alhamdulillah, Allahu Akbar, betapa baiknya Allah
kepada kami. Pukul 08.50 WIB, hujan itu berhenti dan menyisakan langit yang
berhiaskan sinar matahari.
Kami pikir drama hujan itu sudah
selesai. Ternyata ketika kami memasuki kawasan masjid Al Jihad, langit begitu
gelap. Dan seketika itu hujan membasahi bumi Allah di sana. Aku dan mba Tia
sudah sampai di masjid, sehingga kami menikmati air hujan itu di pelataran
masjid. Tetapi tidak dengan mba Nur, yang qodarullahnya terjebak hujan di salah
satu pertokoan. Aah, kasian sekali, mana beliau nggak bawa jas hujan.
Alhamdulillah beliau landing juga di
masjid, tetapi ya begitulah, dengan kondisi tubuh yang basah kuyup. Sabar ya
mba Nur, insya allah pahalanya lebih banyak, aamin.
Kajian ini dibuka tepat pukul 10.00
WIB. Diawali dengan tilawah Ar Rahman. Pagi ini aku benar-benar merasakan “maka
nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kau dustakan?” Allah begitu baik
terhadap kami pagi ini. Betapa luar biasa skenario yang sedang Ia berlakukan,
Alhamdulillah. Aku mengedarkan pandangan ke ruangan masjid, sedikit bersedih.
Hanya sedikit saja jamaah yang datang. Aah, aku berhusnudzon, bisa saja karena
hujan mereka susah keluar rumah, atau bisa juga mereka sudah punya agenda lain
yang lebih penting.
Ust Rafli Munzalana Anshori, ustadz
yang langsung datang dari Kalimantan, membuka kajian dengan memberikan
pertanyaan .
“apa
yang terpikirkan ketika seseorang menawarkan makanan baru kepada kita”
Tanpa perlu berpikir panjang,
kebanyakan kita akan memberi jawaban
“Enak
nggak?”, “Murah nggak?”
Lalu Ust Rafli melanjutkan kembali.
Islam tidak menyuruh untuk memilih makanan itu berdasarkan rasa dan harga.
Tetapi lebih kepada halal dan thoyyib.
Jleb. Opening statement yang cukup ‘nampar’ banget. Bagaimana tidak, aku
adalah orang yang juga suka memilih makanan berdasarkan rasa dan harga. Ya,
memang sih soal halal itu wajib, tetapi kalau ada yang nawarin makanan baru,
pasti pikirannya menjurus ke harga dan rasa. Nauudzubillah.
Mengurusi makanan merupakan hal
yang substansial dalam kehidupan kita. Bukan sekadar memenuhi kebutuhan
biologis, tetapi karena banyak efek yang dimunculkan akibat makanan yang kita
makan ini. Banyak doa yang tidak terkabul gara-gara ada makanan haram yang
nyelip di dalam daging kita. Banyak ibadah yang tidak diterima ketika ada dzat
haram yang tumbuh dalam raga kita. Bahkan sesuatu yang haram di dalam tubuh
cenderung memmbuat kita sering melakukan kemaksiatan atau hal yang tidak
bermanfaat. Jadi, jika ibadah susah, malas sholat, suka berdusta, mungkin saja
itu adalah buah dari makanan haram yang masuk ke tubuh ini.
Maka sudah selayaknya, seorang
muslim benar-benar memperhatikan apa yang dimakannya. Ada dua syarat makanan
seorang muslim. Allah menyebutkan di surat Al-An’am: 14, yaitu Halal dan
Thoyyib. Ust Rafli menyebutkan ada lima langkah agar kita bisa menjaga makanan
untuk berada dalam kategori halal dan thoyyib tersebut:
Rezekinya
harus halal
Apapun cara mendapatkan makanan
tentunya harus halal. Tidak boleh melalui korupsi, mencuri, merampok,
mengurangi timbangan atau menipu. Gunakan usaha yang baik dalam menemukan
rezeki. Banyakpun rezeki, tetapi nihil berkah, buat apa coba?
Bahan-bahannya
harus halal
Apapun bahan yang digunakan
benar-benar dipastikan bahwa itu halal. Terutama untuk bahan-bahan yang di
packaging. Kita harus benar-benar memperhatikan logo MUI dari barang tersebut.
Pilihalah bahan yang berkualitas juga, misalnya daging ayam, telur atau sayur.
Usahakan berbelanja kepada saudara semuslim juga.
Cara
memasak harus halal
Dalam hal ini adalah kebersihan
tempat memasak. Kita harus benar-benar memperhatikan kebersihan dapur, sampah,
tempat cuci piring. Walaupun bahannya halal dan bagus, jika memasaknya tidak
bagus, ya sama aja kan ya?
Cara
menghidangkan
Gunakan piring, sendok, atau meja
makan yang bersih ketika menghidangkan makanan. Biasakan juga untuk selalu
menutup makanan jika tidak langsung dimakan. Karena biasanya syetan suka ikut
makan atau malahan buang air di makanan tersebut.
Cara
makan harus sesuai dengan tuntunan
Gunakan cara atau adab makan sesuai
dengan apa-apa yang telah Rasulullah ajarkan kepada kita. Apa misalnya? Mencuci
tangan dan berdoa sebelum makan. Makan dan minum dengan tangan kanan,
menghabiskan makanan atau tidak boleh menghina makanan. Ada banyak adab yang
diajarkan oleh Rasulullah kepada kita. Sudah selayaknya kita untuk meneladani
adab-adab tersebut.
Menurutku ini adalah sebuah kajian
yang luar biasa dan unique banget.
Content yang disampaikan oleh Ustadz juga sangat menarik. Ya, diantara sekian
banyak kajian yang masih latah dengan nikah muda, kajian ini hadir membawa
suasana baru, hehehe. Cara penyampaian ustadnya lumayan oke kok, rapi, santai
dan ada lucu-lucu nya juga. Hanya saja terkesan buru-buru banget. Mungkin
karena materi yang terlalu padat, sementara waktu penyampaiannya sedikit. But, overall aku suka dan serius banget
mengikutinya. Well, mungkin ini
karena materinya yang begitu menarik dan jarang banget aku dapatkan.
Medan,
14 Mei 2018, 06 : 43 WIB
Mas,
jadi kapan akan menghalalkan yang di foto itu? segera lho mas, aiih.
No comments:
Post a Comment