![]() |
Yagami Ramen, Medan |
Judul : Teach Like Finland
Penulis :
Timothy D Walker
Penerbit :
PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun :
2017
Halaman :
197
Awalnya tidak ada rencana
membeli buku ini. Bahkan aku menyediakan satu hari berburu buku di Gramedia
untuk menemukan buku karangan pak Munif Chatib. Nggak tahu nih, tiba-tiba aku
lagi kepengen banget baca buku bernuansa pendidikan gitu. But ya, qodarullah, semua
buku karangan pak Munif tidak tersedia lagi di Gramedia. Alhasil aku harus
memutar otak, mau beli buku yang mana ya.
Untuk seorang penggila buku sepertiku, memilih satu buku dari ribuan buku untuk
dibeli bukan hal yang mudah. Perlu pertimbangan ini itu ketika memutuskan untuk
membeli sebuah buku. Alhasil aku berkeliling antara satu rak ke rak berikutnya,
satu judul ke judul berikuntya. Dan jeng, jeng, jeng, buku ini Allah hadirkan
tepat di hadapanku. Melihat judul, cover,
dan membaca sinopsis di bagian belakang buku, benar-benar membuatku love at the first sight terhadap buku ini. So, tanpa pikir panjang aku langsung memasukkan buku ini ke dalam
keranjang belanjaanku.
Adalah ia, Timothy D Walker,
seorang berkebangsaan Amerika yang berprofesi sebagai seorang guru sekolah
dasar di Boston. Pengalaman menjadi guru
bagi seorang Walker sudah tidak diragukan lagi. Ia telah cukup lama berkutat
dengan profesi guru. Walker sebenarnya sangat menikmati profesi itu, ya walau
ada beberapa hal yang selalu ia keluhkan kepada istrinya. Terkadang membuat ia
ingin resign dari pekerjaannya. Hingga akhirnya takdir
membawanya pindah ke Finlandia.
Finlandia, negara yang
digadang-gadang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia ini membuat Walker
tertantang untuk kembali menggeluti profesi pengajar. Begitulah, Tuhan membuat
skenario bahwa ia ditakdirkan kembali untuk menjadi salah seorang pengajar di
sekolah dasar Finlandia. Nah, disinilah semua kisah itu dimulai. Ini juga yang
menjadi cikal bakal buku ini lahir.
Pada awal-awal ia meniti
karier di Finlandia, Walker mengalami ‘gamang’ dan banyak keterkejutan. Bagaimana
tidak, ternyata sistem pendidikan dan pembelajaran yang ia dapatkan di Amerika
sangat sangat jauh berbeda dengan yang ia dapatkan di Finlandia. Bahkan banyak
hal ‘aneh’ yang ia temukan pada sistem pendidikan di Finlandia. Walker
beranggapan, sebagai negara yang memiliki skor paling tinggi untuk PISA,
pendidikan Finlandia akan lebih ketat, serius, disiplin, rumit, dan tersktur. Namun,
ia tidak menemukan itu. Walker merasa bahwa pendidikan di Finlandia jauh lebih
santai, tidak terikat dengan berbagai aturan harus ini dan itu.
Sebut saja jam istirahat yang sering.
Di Finlandia siswa mendapatkan istirahat 15 menit setelah meengikuti 1 jam
pelajaran. Guru-guru di Finlandia bukanlah guru yang berjibaku dengan tugas,
penelitian atau permasalahan siswa. Bahkan ketika jam istirahat, para guru ini
menghabiskan waktunya dengan mengobrol ringan di ruangan guru. Ketika libur
sekolah pun, guru-guru ini tidak lagi membahas masalah pekerjaan, mereka
benar-benar menikmati liburannya. Siswa di Finlandia tidak dibebani dengan
banyak tugas dan pe er. Mereka lebih diarahkan untuk menyelesaikan berbagai
persoalan, sehingga pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis
proyek menjadi model pembelajaran yang sering digunakan. Siswa Finlandia juga
terkesan mandiri. Tidak ada guru yang menyambut di gerbang sekolah, siswa
pulang dan pergi sekolah sendiri bahkan berjalan kaki, siswa juga berusaha
menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa merepotkan orang lain. Selain itu,
suasana pembelajaran di Finlandia sangat jauh dari nuansa kompetisi. Siswa tidak
diajarkan untuk saling berkompetisi dengan yang lain, tetapi mereka belajar
untuk sama-sama pintar dan cerdas. Siswa juga tidak diharuskan menjadi yang
terbaik, melainkan harus menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dan masih
banyak hal-hal menarik dari sistem pendidikan di Finlandia.
Buku ini adalah sebuah narasi
ilmiah yang ditulis oleh Walker berdasarkan pengalamannya ketika menjadi guru
di Finlandia dan Amerika. Ada 33 strategi yang ditulis Walker dalam buku ini. Strategi
ini dijabarkan Walker bukan bersifat teoritis, namun ia menceritakan dari
pengalamannya. Sehingga para pembaca harus jeli menangkap makna yang disampaikan
Walker. Sebuah gaya tulisan yang cukup unik menurutku. Well, kalau di pendidikan mah bahasanya open ended. Artinya pembaca diberi kebebasan menangkap makna yang
diceritakan oleh Walker.
Menariknya, Walker juga
menyelipkan beberapa jurnal ilmiah untuk mendukung kenapa strategi ini sangat
layak untuk dipraktekkan. Nah yang ini sangat keren dan awesome banget menurutku. Ditambah lagi, jurnal yang ia selipkan
itu bukan jurnal umum yang sering didengar. Ada beberapa jurnal menarik yang
Walker tambahkan. Misalnya saja Brigid Schulte yang melakukan penelitian bahwa
pekerja yang menghabiskan waktu liburnya memiliki performa kerja yang lebih
bagus daripada mereka yang tidak menggunakan waktu liburnya. Aah, mungkin ini
juga alasan kenapa kalau tiba-tiba kurang fokus, kurang bersemangat kerja, kamu kurang piknik tuh. Aku pikir ini
lelucon semata, ternyata ada penelitiannya lho, sangat menarique kan? So, kapan nih kita pergi liburan, hehe.
Buku ini sangat bagus sekali
untuk praktisi dan pemerhati pendidikan. Aku merasakan betapa tertinggalnya
pendidikan Indonesia, betapa masih banyaknya pe er yang harus dikerjakan oleh
para pendidik di negeri ini. Melalui buku ini juga, aku seolah-olah bertandang
ke sekolahnya Finlandia, melihat bagaiman kelasnya, bagaimana guru mengajar dan
berinteraksi dengan para siswa. Well, ada
banyak ilmu dan pengalaman di buku ini.
Medan, 17
Mei 2018, 20 : 56 WIB
Tulisan ini diselesaikan dalam
kesendirian, ketika semua orang berangkat tarawih ke masjid. Apalah dayaku yang
menikmati Ramadahan di rumah karena syariat sedang tidak memperbolehkanku
menikmati ibadah. Hiks.
No comments:
Post a Comment