![]() |
Sumber : www.bettysullivanlapierre.com |
“Mawar ini hanya menyimbolkan rasa
maafku padamu, bukan rasa cintaku padamu. Karena rasa cintaku padamu takkan
pernah layu”
Ini adalah sebuah scene salah satu sinetron Indonesia. Adegannya seorang lelaki
sedang menebus kesalahannya kepada perempuan sambil berlutut memegang setangkai
mawar merah. Sepertinya ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh lelaki sehingga
perlu usaha ekstra meminta maaf kepada perempuan yang dicintainya. Wajah sang
lelaki benar-benar tulus, penuh penyesalan kala mengucapkan hal itu. Seolah ia
benar-benar merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu.
Oh, so sweet banget kan ya? begitulah, sang perempuan akan
merasakan energi ketulusan yang disampaikan oleh lelaki, hingga ia luluh, perasaannya
mendominasi pikirannya. Lalu apa? akhirnya permintaan maaf itu diterima.
Dua episode berikutnya sang lelaki
kembali mengulangi kesalahan yang sama. Kalian bisa menebak kelanjutkan kisah
ini? Ya, sang lelaki akan datang memelas lagi, mengemis lagi, merayu lagi,
mengeluarkan kata-kata paling romantis yang ia punya. Tak lupa setangkai bunga
yang tentunya lebih besar daripada sebelumnya, berlutut sambil memasang wajah
benar-benar menyesal, kemudian berjanji tidak akan mengulanginya, ini adalah
yang terakhir. Dan anehnya sang perempuan akan memaafkan lelaki itu (lagi) dan
mempercayai semua janji yang ia sebutkan. Aah, janji, janji, janji.
STOP!!.
Berhentilah untuk mengungkapkan
kata-kata manis itu. Entah dimana kalian membeli pemanis sehingga membuat
kata-kata itu begitu manis dan kami sangat candu untuk terus mendengarnya. Entah
dimana kalian belajar bahasa, sehingga susunan kata-kata itu sangat sempurna.
Telinga kami takkan pernah bosan mendengarnya. Ia akan meminta diulang lagi,
lagi dan lagi.
Berhentilah membuat kami merasa the one and only. Padahal sejatinya kami
adalah urutan nomor sekian dalam kehidupan kalian. Well, kalian terus menafikan bahwa kami adalah perempuan
satu-satunya dalam hidup kalian. Ya, jika hal itu benar, kami tetap perempuan
satu-satunya setelah pekerjaan kalian, sahabat kalian, hobi kalian, teman
nongkrong kalian, kamera kesayangan kalian. Do
you see that? We are not the one and only. Kami akan selalu berbagi tempat
dalam hati kalian, bisa dengan seseorang atau sesuatu.
Berhentilah membuat imajinasi kami
bekerja berlebihan. Kalian tahu kan? Kami adalah makhluk yang benar-benar
mengandalkan imajinasi, emosi dan perasaan. Kami cenderung mengikuti perasaan
daripada memperturutkan logika. Mungkin ini adalah hal yang aneh bagi kalian,
tetapi sangat masuk akal bagi kami. Bahkan terkadang imajinasi kami lebih nyata
daripada kenyataan yang kami hadapi. Nah, jika kalian membuat imajinasi kami
bekerja berlebihan, lalu bagaimana kami bisa membedakan kalian itu adalah tokoh
imajinasi atau tokoh nyata?
Ada beberapa hal yang harus kalian
tahu. Tolong camkan hal ini baik-baik!.
Kami akan sangat mengingat setiap perlakuan
istimewa yang kalian berikan. Jangankan memberi perhatian ketika sakit, kalian love postingan kami, rasanya sudah
berbeda sekali, kalian membalas chat
kami yang sangat tidak penting itu benar-benar membuat kami merasa
diistimewakan.
Kami juga adalah makhluk yang mencatat
setiap perkataan manis, rayuan gombal yang kalian ucapkan. Kami bisa saja lupa
menaruh berkas fotocopyan, tetapi kami tidak akan lupa bahwa ada janji bertemu
dengan kalian minggu depan. Sayangnya, kami juga sangat percaya dengan setiap
janji yang kalian utarakan. Jika kalian berjanji akan datang, maka kami akan
menunggu. Jika kalian berjanji akan setia, maka kami juga akan setia.
Percayalah, kami akan menantikan setiap janji yang kalian patrikan.
Jadi, bantulah kami dengan berbuat
sewajarnya. Jangan perlakukan kami secara berlebihan. Jangan ucapkan kata-kata
manis jika kalian belum bisa menggetarkan lauh mahfudz. Jangan ucapkan janji,
walau sekecil apapun. Karena kami akan terus menunggu, menagih janji kalian.
Mungkin menurut kalian, janji hanya sebuah candaan belaka, agar celotehan kami
tidak lagi terdengar di telinga kalian. Namun, menurut kami janji yang kalian
utarakan itu adalah sebuah pengharapan yang besar.
Lalu bunga yang kalian berikan itu.
Bunga yang kalian sebut sebagai penebus kesalahan kalian. Biarkn hanya bunga
mawar itu yang layu. Biarkan ia yang kering, menguning lalu mati seiring
berjalannya waktu. Tapi jangan biarkan itu terjadi dengan harapan kami. Tidak
juga dengan kepercayaan kami.
Dari kami : makhluk yang banyak bicara
Teruntuk kalian : makhluk yang
logikanya lebih dominan ketimbang perasaannya.
Medan, 18 Mei 2018, 15 :52 WIB
Tulisan ini bukan curhat, percayalah!
No comments:
Post a Comment