Friday 17 January 2014

Percayakan Saja Kepada Allah

Kerja keras, berusaha, ikhtiar, adalah beberapa kosa kata yang menggambarkan usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu yang benar-benar ia harapkan. Bahkan tak jarang kita melihat bahwa manusia itu begitu totalitas dalam melakukan usahanya, berharap agar hasil yang diperolehnya nanti sesuai dengan usaha yang telah dilakukan serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Seorang pelajar atau mahasiswa misalnya, ia akan sangat rajin belajar, serius mengikuti proses pembelajaran, merelakan diri menghabiskan waktu di dalam perpustakaan untuk mempelajari beberapa topik, atau ada yang tidak tidur hanya untuk menghadiahkan tugas yang mendekati sempurna untuk para guru atau dosennya. Semua hal yang dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa tersebut adalah agar ia bisa mendapatkan ilmu yang dibutuhkannya, dan itu benar, akan tetapi tidak dapat dinafikan bahwa kebutuhan akan penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya berupa nilai yang bagus, itu juga benar.

Jikalau kita telah melakukan sesuatu usaha yang maksimal, kemudian kita mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita usahakan dan apa yang kita harapkan, maka itu lah yang kemudian kita definisikan sebagai suatu perasaan bahagia, lalu ?? bagaimana jika kondisi yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan ?? akankah itu bisa kita definisikan sebagai ketidak bahagiaan ???. Jika memang seperti itu betapa banyak ketidakbahagiaan di dunia ini. Sungguh pelik kita mendefinisikan hal itu sebagai ketidakbahagiaan, di antara beribu nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, kemudian kita memunculkan idiom “tidak bahagia” hanya ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi.

Lalu, apakah Allah itu adil dengan hal yang sedang diperbuatnya ?? bukannya Dia sendiri yang telah tegas menyatakan di dalam surat Ar Ra`d ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa jika kita berusaha untuk mengubah diri kita, maka Allah akan menjamin perubahan itu terjadi. Nah lo?? Ini Allah yang betul-betul menjanjikan, lalu kenapa ketika seorang pelajar atau mahasiswa berusaha keras, rajin belajar agar mendapatkan nilai yang bagus, malahan tidak mendapatkan hal yang diinginkannya?? Kemanakah janji Allah itu ???

Dan kemudian kita mendefinisikan bahwa Allah itu tidak adil ?? Allah itu ingkar janii?? Tidak !!!. Ada suatu cerita luar biasa, ada hikmah yang tidak bisa ditebak ketika kondisi ini menimpa kita. Ujian dan cobaan yang diberikan Allah ini adalah suatu skenario Allah yang pasti akan berujung kepada sesuatu yang indah dan bermakna. Ketika air mata ini berjatuhan, menyuarakan perasaan hati yang tidak bisa diungkapkan, ketika raga ini terlalu lelah dengan usaha yang telah dilakukan, akan tetapi hasil yang diharapkan tidak sebanding dengan apa yang terjadi. Apakah Allah melihat usaha yang kita perbuat ??? tidakkah Dia berkenan untuk membalas usaha itu ?? lalu bagaimana dengan mereka ?? mereka yang usahanya tidak maksimal, bahkan ada yang tidak berusaha, mereka mendapatkan hasil yang mereka harapkan ?? Dimana Allah ?? Apakah Allah hanya diam saja ???

Tentunya perasaan ini acap kali muncul. Apalagi ketika sahabat, rekan kerja, tetangga atau orang lain bisa mendapatkan hasil yang diharapkan dengan usaha yang minimal. Nah kita ??? yang usahanya sudah paling maksimal malahan mendapat hasil yang jauh dari apa yang kita perkirakan. Pertanyaannya, siapakah yang patut disalahkan ???. Begitulah manusia, perasaannya akan cepat menguasai pikirannya dalam kondisi seperti ini, akibatnya logikanya akan bekerja untuk mulai menyalahkan Allah. Naudzubillahi min dzalik. Padahal Allah juga telah menjawab kegalauan ini di dalam surat ................. yang artinya “.........................”. Ayat ini menjelaskan bahwa hal-hal yang telah kita terima, sedang kita terima atau yang akan kita terima semuanya adalah hal yang terbaik untuk kita. Lihatlah, Allah benar-benar teramat bertanggung jawab atas kehidupan kita. Bukankah Allah yang Maha Mengetahui tentang diri ini ? tentunya Dia tahu apa-apa saja yang terbaik untuk kita. Dia lha yang mengatur segala lika-liku hidup kita agar kita selalu mendapatkan apa-apa yang sebenarnya kita butuhkan bukan apa-apa yang kita inginkan. Garis bawahi, bukan KEINGINAN tapi KEBUTUHAN.

Sayangnya, manusia begitu cepat untuk menjudge bahwa Allah itu tidak adil, Allah itu pilih kasih. Apakah dengan menjelek-jelekkan Sang Maha Kuasa masalah akan menjadi baik ?? tentunya tidak bukan? Jadi apa gunanya. Selang beberapa waktu Allah akan menunjukkan bahwa takdir yang menimpa kita sebelumnya memberikan suatu berkah yang berharga kepada kita, dan sekali lagi manusia sering lupa bahwa inilah balasan usaha yang dulu pernah dilakukannya. Allah baru saja menunda memberikan hadiah kecil kepada kita agar kita lebih bersabar karena ada hadiah yang teramat besar yang sedang Allah siapkan untuk kita ? Lalu apakah kita tidak bisa bersabar sebentar menunggu hadiah yang besar itu ? apakah perlu kita terburu-buru meminta hadiah yang kecil jikalau Allah sebenarnya akan memberikan hadiah yang teramat istimewa. Luar biasa bukan !

Pada hakikatnya, tidak ada hal-hal yang jelek dalam hidup ini. Jika kita bisa merunut kembali setiap peristiwa hidup ini maka kita akan menemukan bahwa skenario kehidupan kita benar-benar luar biasa, sutradara kehidupan ita yakninya Allah benar-benar merupakan sutradara terbaik sepanjang zaman. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, semuanya bermakna, semua punya cerita dan kisah tersendiri. Jika memang diri ini ditimpa suatu cobaan, maka kembalikan semuanya kepada Dzat yang memberikan cobaan itu dan kemudian bersabarlah untuk menunggu kejutan besar yang akan diberikan kepada kita. Kita memang diberikan kebebasan untuk merencanakan kehidupan ini, membuat hidup ini lebih sempurna, akan tetapi, sebaik, sebagus, dan sehebat apapun rencana kita, maka ketahuilah rencana Allah itu jauh lebih baik. Percayakan semua kehidupan ini kepada Sang Khalik, Hanya Dia yang mengetahui diri kita, bahkan Dia lebih tahu diri kita dari pada kita sendiri.

Itulah uniknya pribadi seorang muslim, ia akan bersabar ketika ia mendapatkan musibah dan ia akan bersyukur ketika ia mendapatkan kebahagiaan. Lihatlah, betapa indahnya hidup jika kita bisa menikmati dan mensyukuri semua alur kehidupan ini karena hidup ini cuman sekali, bersyukur akan membuat hati ini menjadi lebih lapang dan jauh dari masalah. Jadi nikmatilah dan kemudian syukurilah !. Sebuah renungan penutup, Surat Ibrahim ayat 7 “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat Ku, maka pasti azab Ku sangat berat” 

Waalahu `alam bis Shawwab !!

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...