Thursday 4 February 2021

Teruslah Bergerak

 


 

Memastikan diri untuk selalu bergerak menjadi hal yang patut untuk dilakukan. Melalui pergerakan inilah kita membangun masa depan, membina harapan dan merancang mimpi-mimpi agar menjadi nyata. Untuk itulah, mengapa kita dituntut untuk terus bergerak. Bagaimanapun kondisi, situasi, tetaplah bergerak.

Walau belum sukses, kita bahkan disuruh untuk terus bergerak. Walau belum berhasil, terus saja bergerak. Walau belum menjadi seseorang yang benar-benar “baik” kita tetap harus bergerak. Bergerak seperti apa? Ya bergerak dalam hal positif. Bergerak terus dalam membangun mimpi yang masih tertunda. Bergerak terus menjadi pribadi yang baik.

Jadi, yuk bisa yuk. Wahai diri yang mimpinya tengah menggantung di langit-langit dunia. Jangan pundung. Yuk kita terus bergerak mencapai mimpi-mimpi tersebut. Maksimalkan usaha, kencangkan doa.

Wahai diri yang asa nya masih direbut orang. Usap air mata, hentikan nestapa. Jadikan ia sebagai cambuk semangat. Bangun kembali segala harapan dan asa. Percayalah bahwa harapan itu masih ada

Wahai diri yang doa-doanya masih terkatung-katung. Yang masih menunggu jawaban atas doa-doa yang terus didengungkan. Sabarlah dan jangan pernah berhenti berdoa. Masalah dikabulkan, itu hanya soal waktu saja. Percayalah, insya allah sebentar lagi, sebentar lagi.

Wahai diri yang merasa bahwa pintu kesuksesan itu masih jauuuuuh sekali. Tetap semangat mengejarnya. Ia terlihat jauh hanya karena kita belum sampai di depannya. Jika kita terus berjalan dengan semangat dan tiada henti, percayalah pintu kesuksesan itu akan terlihat dekat dan semakin dekat.

Wahai diri yang sedang dalam proses hijrah menjadi sebaik-baik hamba Robb nya. Teruslah bersinar dalam jalan kebaikan itu. Abaikan segala omongan dan cercaan. Yakinlah bahwa Allah menilai setiap perubahan yang tengah engkau lakukan.

Tak perlu terburu-buru dalam bergerak. Jangan sesekali menyamakan gerakan kaki mu dengan orang lain. Jika tak mampu berlari kencang, kan kita bisa berlari pelan. Yaa, ala-ala maraton jarak jauh. Jika memang tak bisa berlari pelan, sungguh berjalan pun tak apa. Jika memang bahkan tak kuasa berjalan, maka merangkaklah. Tak apa jika memang harus pelan sekali. Yang penting kau berjalan saja terus. Berjalan ke depan menuju impian yang ingin kau wujudkan.

Satu hal lagi yang perlu kau ingat. Jika perjalananmu terasa melelahkan, jika gerakmu memayahkan diri, mungkin kau perlu berhenti sejenak. Ya, ambil nafas, temukan jeda. Setidaknya jadikan pemberhentian ini sebagai proses perenungan dari setiap langkah yang telah kau ambil. Jadikan ia sebagai sarana belajar dari semua kesalahan yang pernah kau lakukan di masa lalu. Jadikan ia sebagai ajang bentuk syukur atas perjalanan yang telah kau tempuh.

Jangan terlena dalam peristirahatanmu. Kembali lagi tatap masa depanmu. Bisikkan diri, apa yang belum saya lakukan ya? Apa yang harus saya perbaiki? Apa tindakan saya selanjutnya? Dan jika sudah cukup dengan istirahatmu, jika energi dan kekuatanmu sudah kembali terisi, bergeraklah lagi. Kembalilah perjuangkan mimpi-mimpi mu.



Medan, 5 Februari 2021, 11 : 57

Foto ini diambil entah beberapa tahun yang lalu. Kala itu kamu tengah berhenti melepas lelah karena mengelilingi lapangan merdeka. Ahh, betapa lemahnya diri ini, lapangan merdeka aja udah capek, hehehe. Btw, aku merindukan pemilk kaos kaki ini, entah kapan bisa bertemu lagi, entah kapan bisa bercerita lagi

Monday 1 February 2021

Pahlawan



Kali ini aku mau bercerita agak nasionalis gitu. Eeh, gimana ini? Ya, tulisan kali ini membahas tentang pahlawan. Nasionalis banget kan? Hehehe. MERDEKAAAA !!!

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah foto di layar pc ku. Ya, waktu itu aku sedang memanggil masa lalu tentang hal-hal luar biasa yang pernah aku lakukan. Hingga pandanganku tertuju pada foto ini. Sebuah foto yang diabadikan di depan makan seorang pahlawan ternama tanah air,  Sisingamangaraja.

Aku mengenal sosok Sisingamangaraja ini ketika aku SD (Gak usah dihitung berapa tahun yang lalu, pokoknya udah lama lah. Heheh). Sosok yang kutangkap dari cerita guru SD ku itu adalah Sisingamangaraja ini sungguh sangat gagah, berani, dan garang (menurutku, heheh). Entahlah, cerita guru ips serta penggambaran tokohnya di dalam buku pelajaran membuatku berpikir begitu.

Pahlawan. Itulah sebutan yang dicantumkan untuk Sisingamangaraja ini. Bukan hanya beliau, tapi banyak tokoh dan pejuang kemerdekaan yang bergelar pahlawan ini. Tapi, apakah hanya mereka yang bergelar pahlawan? Apakah sesempit itu makna pahlawan? Lalu bagaimana dengan zaman sekarang yang tiada lagi penjajahan, tiada lagi angkat senjata? Apakah tidak ada lagi pahlawan di era sekarang ini?

Ada. Bahkan ada banyak pahlawan di sekitar kita. Pahlawan yang kadang terlupakan, diabaikan dan diacuhkan. Mari kita kembali menceritakan kisah-kisah pahlawan yang terlupakan itu.
.
Ialah dia, petugas kebersihan kota. Yang setiap hari rela bangun pagi demi merapikan kota yang tengah berantakan. Bermodal baju dinas dan setangkai sapu, mereka menyatu dengan bau-bauan yang tidak sedap. Bahkan kita sendiripun enggan untuk berdekatan karena bau-bauan itu. 
.
Ialah dia, tenaga pendidik honorer. Mereka dengan begitu ikhlasnya mengajar, mencerdaskan anak bangsa, melintasi perjalanan menantang menuju ke sekolah. Berhujan, berpanas, bermendung demi menjadi setetes embun bagi anak-anak yang tengah kehausan. Tapi apa? Mereka tak pernah mengeluh ketika gajinya berjumlah sedikit. Bahkan tak ayal gaji itu dirapel sampai 3 bulan. 
.
Ialah mereka, penjual gorengan di pinggir jalan. Ya, ini pahlawan versi aku. Lihat mereka rela berpanasan di pinggir jalan, menatap nanar wajan gorengan yang begitu panas, padahal cuacapun tak kalah panasnya. Menunggu satu-satu orang lewat untuk membeli gorengannya. Menjadi bahagia ketika berhasil membantu mereka yang tengah kelaparan di sela rutinitasnya. Ahh, sungguh ini curhatan aku banget. Hehe

Tapi intinya adalah, pahlawan itu bukan mereka yang ada dalam buku-buku pelajaran saja. Mereka ada, mereka nyata, mereka di sekitar kita. Hanya saja kita yang sering remeh, abai dan acuh terhadap mereka. Kita sering menganggap rendah pekerjaan tersebut, padahal tanpa mereka, belum tentu ada yang mau mengerjakannya bukan?

Apapun bentuk dan jenis pekerjaan orang lain, hargailah. Mereka adalah pahlawan dalam hidup kita. Jangan anggap sepele dan memandangnya remeh. Sungguh mereka akan sangat membantu hidup kita. 


Medan, 2 Februari 2021, 14 : 21

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...