jejak Aisy

DUHAI ANAK PEREMPUANKU



 

Duhai anak perempuanku, dapatkah kau mendengar ucapan Umma?

Oh ya, tentu saja. Kau dianugerahi pendengaran yang baik oleh Tuhanmu. Kau mungkin dapat mendengar nak, tapi kau belum bisa memahami apa yang Umma katakan ini. Tak apa nak. Umma akan coba tuliskan di sini. Semoga suatu hari nanti kau dapat membacanya nak. Baik itu masih ada Umma di sisimu atau tiada lagi ada Umma.

 

Duhai anak perempuanku.

Bolehkah aku menyebutmu dengan panggilan Uni?

Ya, darah minang memang mengalir dalam ragamu nak. Jadi Uni adalah panggilan yang pantas disematkan kepadamu. Walau kau saat ini masih menjadi the only one daughter buat Umma, tapi jika Allah berkenan, kau akan menjadi seorang Uni nak. Semua itu hanya masalah waktu ya kan Uni?

 

Uni, bisakah kau mendengar permintaan kecil dari Umma mu ini?

Ahh sepertinya salah nak. Ini bukan permintaan kecil, namun ini permintaan besar bahkan permohonan Umma yang sangat berharap Uni mampu melakukannya. Tentu saja bukan untuk Uni kecil Umma, tapi untuk Uni yang nantinya akan tumbuh dewasa, shalihah dan pintar. Tolong uni pahami setiap kata yang Umma ucap ya nak.

 

Duhai anak perempuanku.

Sudilah kiranya Uni mau menolong kami ya nak, Umma dan Ubba mu.

Kelak ketika Uni sudah tumbuh dewasa, jangan sampai perkara dunia menggelapkan kehidupanmu ya nak. Jangan sampai gemerlap dunia merusak semua amalan dan ibadahmu. Uni harus terus berhati-hati ya nak, karena perkara dunia ini begitu membingungkan. Salah sedikit saja Uni mengambil langkah, maka hidup Uni akan berantakan nak.

 

Duhai anak perempuanku.

Umma dan Ubba sama sekali tidak membutuhkan harta yang berlimpah darimu. Kami juga tidak memerlukan kedudukan yang tinggi atau kemilau ilmu yang kau miliki. Bukan itu yang kami butuhkan nak. Asalkan Uni tahu, semua perkara itu hanyalah aksesoris dunia semata nak. Mereka hanya bersifat sementara. Lalu mengapa kita harus bergantung kepada sesuatu yang sifatnya fana?

 

Duhani anak perempuanku.

Umma dan Ubba hanya butuh jikalau kau dapat mengurangi hisab kami kelak di hari akhir. Kami berharap Uni mampu menjembatani kami agar sampai ke Surga Nya. Kami berharap Uni adalah alasan yang menguatkan Umma dan Ubba agar bisa masuk ke Surga Allah. Dan tentu saja, Kami selalu berdoa agar Umma, Ubba dan Uni bisa bersemayam di taman Surga. Bukankah itu indah nak? Kebersamaan kita bukan hanya di dunia, namun juga di surga Allah. Masha Allah.

 

 

Duhai anak perempuanku.

Jangan kau siakan perjuangan Ubbamu yang tidak kenal lelah mengumpulkan pundi rupiah demi biaya persalinanmu nak. Ubbamu tiada henti memotivasi Umma agar terus semangat dan bahagia sela proses kehamilan dan persalinanmu. Jangan juga kau siakan kuasa Nya yang menitipkan Uni di dalam rahim Umma. Jangan pula kau siakan kehidupan penuh cinta kasih yang sedang kami berikan kepadamu.

 

Duhai anak perempuanku.

Tumbuhlah dengan cinta ya nak.

Umma dan Ubba akan selalu mendoakan agar Uni bisa menjadi salah satu penghuni surga. Aamin

 

 

 

Medan, 6 Juli 202021 : 48

 


No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...