Thursday 3 May 2018

Resensi : Wonderful Journeys For A Marriage

Habitat Cafe, Medan, North Sumatera


Judul           : Wonderful Journeys For A Marriage
Penulis         : Cahyadi Takariawan
Penerbit        : PT. Era Adicitra Intermedia
Halaman       : 336

Empat Juni 2016, buku ini hadir berlapis kertas kado berwarna pink. Ia menjadi hadiah ulang tahun yang berkesan dari seseorang yang tentunya juga sangat berkesan. Sebuah pesan tersirat ia coba sampaikan kepadaku “oh come on Suci, get your marriage soon”, aiiihh. Itu artinya, hampir dua tahun buku ini telah bersamaku. Pertanyaannya, apakah aku telah menemukannya? Atau malah aku salah jalan dan semakin jauh dari hal yang harusnya aku temukan?

Tak perlu waktu yang lama bagiku untuk melahap buku ini. Sayangnya aku belum sempat untuk melakukan resensi buku ini, makanya kali ini aku kembali melahapnya, merenunginya sekali lagi. Berharap sebuah keajaiban Allah berlaku pada diriku. Semoga bukan lagi mempersiapkan pernikahan, tetapi berpindah menjadi menjalani pernikahan. Aamin.amin. Kenapa sih buku ini harus repot-repot di resensi dan di unggah di blog ku? Well,  karena buku ini sangat bagus sekali. Very high reccomended for a single person. So, buat kalian yang masih jomb*o, pengen banget nikah, pengen segera melamar, alangkah baiknya kalau kalian mengkhatamkan buku ini. Terus kalau udah khatam tapi belum nikah juga gimana? Itu mah gak urusan aku, urusan Allah itu mah, aku aja yang udah khatam berkali-kali masih di pending tuh jodohnya, aiih *curhat, eh*.

Buku ini ditulis oleh salah satu pengarang favoritku yaitu pak Cah. Awal mengenal pak Cah memang lewat beberapa buku beliau yang menjadi bahan bacaan wajib di kajian pekananku. Sebut saja Keakhwatan, Di Jalan Dakwah Aku Menikah, Memoar Cinta di Jalan Dakwah, dan masih banyak yang lain. Kekagumanku atas tulisan dan cara berpikir pak Cah semakin menjadi-jadi ketika beliau menjadi founder  Jogja Family Centre, sebuah lembaga yang menangani berbagai permasalahan tentang pernikahan dan keluarga. Bahkan aku juga mengikuti beberapa seminar dimana pak Cah adalah pembicaranya. Segitu amat sih kagumnya sama pak Cah? Well, memang sih. Aku biasanya akan begitu kagum, suka, tertarik ketika ada irisan pemikiran antara aku dan lawan bicara.

Sebenarnya buku ini adalah serial dari wonderful family yang juga ditulis oleh pak Cah. Ada banyak judul buku yang termasuk dalam serial ini, wonderful husband, wonderful wife, wonderful love, wonderful live dan masih banyak wonderful  yang lainnya. But, yang paling relate denganku adalah buku bersampul biru ini, hehehe. Terus buku yang lain kapan relate nya? Soon, insya Allah.

Pak Cah membagi buku ini menjadi tujuh bagian yang ia namakan tujuh catatan. Ketujuh catatan ini masing-masingnya berisi pesan tentang pernikahan. Dimulai dari hakikat pernikahan, kesiapan menikah atau hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi pernikahan. Pokoknya yang nge-blank banget perihal menikah, bahasan pak Cah benar-benar membuat kita tahu banyak hal tentang menikah.

Pemaparan pak Cah juga sangat detail. Bahkan beliau melengkapi dengan data-data yang akurat, misalnya data aborsi atau seks bebas. Aku merasa seperti sedang membaca jurnal penelitian euy, hehe. Ini mencirikan bahwa pak Cah benar-benar melakukan riset untuk menulis buku ini, bukan sekadar nulis doang atau based on his experience. Selain itu, pembahasan topik pernikahannya so complete lah. Mulai dari kriteria pasangan yang baik, perbedaan usia, faktor kufu, kasih tak sampai, proses taaruf, bertemu calon mertua, proses khitbah sampai pada pernikahan. Lengkap, detail dan runut banget deh.

Honestly, buku ini benar-benar membuat pembaca ingin segera menikah dan tentunya mempersiapkan pernikahannya. Persiapan itu bukan hanya sekadar sistematika acara atau ritual adat yang akan dilangsungkan, melainkan lebih kepada persiapan mental dan jiwa. Pernikahan bukan hal yang sekadar diinginkan saja lho, tetapi harus dipersiapkan. Nah, sudah sejauh mana nih persiapan kalian?

Menikah adalah bab mengambil keputusan setelah engkau melakukan proses pencarian. Engkau tidak memerlukan seseorang yang kaya atau rupawan. Engkau hanya memerlukan seseorang yang akan menemanimu, mengerti dirimu, bisa menerima kondisimu, mau menjadi sahabatmu dalam suka dan duka, melewati hidup bersama dalam segala keadaan. (Page 4)





Medan, 02 Mei 2018, 09:47 WIB
In Frame : Lagi nunggu pesanan kopi,
“Eh, fotoin gue dong, pakai buku ini ya”
kenapa harus pakai buku, norak lu”
“Biar gue di endorse buku, heheh”
hmmm”
Dan begitulah hasil fotonya, gadis berjilbab cokelat yang berharap di endorse buku. hehe





No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...