Wednesday 3 February 2016

Untukmu yang menunggu

Tepat pada hari ke 120 di rahim ibunya, seorang "calon manusia" mengalami kejadian hebat dalam hidupnya. Disaat itu esensinya sebagai manusia diakui karena saat itu ruh ditiupkan dan membuat calon manusia itu menjadi hidup, bukan hanya tumbuh dan berkembang. Tapi tidak hanya itu, Allah SWT melakukan suatu kejadian besar lagi ketika hari itu, yaitu menetapkan takdir bagi si “calon manusia” itu, Allah SWT menetapkan perihal rezekinya, perihal jodohnya, perihal mautnya, serta perihal bahagia dan suka yang akan dialami oleh si “calon manusia” tersebut. Masha Allah, Allah begitu apik menyusun skenario hidup makhluknya, bahkan saat makhluknya belum terlahir ke dunia, Allah telah menyelesaikan script drama kehidupan yang akan dijalani oleh makhluknya.

Ada hal yang paling menarik di antara ketetapan Allah SWT tersebut, hampir semua insan mengalami rangsangan adrenalin begitu tinggi ketika menceritakan ketetapan Allah SWT yang satu ini. Jodoh, begitulah kosakata membahasakannya. Tak dapat dinafikan bahwa jodoh merupakan rezeki terbesar dalam hidup manusia, jodoh merupakan mistery guest yang paling ditunggu kehadirannya, bahkan dipersiapkan untuk menyambut kedatangannya. Impuls luar biasa yang diberikan oleh jodoh menyebabkan banyak diantara manusia yang menunggu-nunggu, bahkan menjadi perasaan tak karuan, istilah anak mudanya galau.

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana menemukan jodoh itu ? harus dijemput atau ditunggu saja ?. Jodoh memang ditangan Tuhan, tapi kalau tidak diambil, tidak dijemput maka dia akan selamanya ditangan Tuhan. Apakah cukup dengan hanya menunggu dan berharap besok pagi datang pangeran berkuda putih di depan rumah dengan setangkai mawar merah, tentunya tidak. Perhatikan kalimat luar biasa yang langsung Allah SWT lantunkan di dalam Al-Quran Surat An-Nur : 26

Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan –perempuan yang baik......”

Jelas bahwa Allah SWT menjanjikan pasangan yang baik hanya untuk pribadi yang baik, pasangan yang keji hanya untuk pribadi yang keji. Lalu, bagian dari janji Allah yang manakah yang harus dipertanyakan?

Semua orang tentu ingin mendapatkan jodoh yang baik, jodoh yang taat, dan bertanggung jawab. Jika diberikan pilihan jodoh yang memiliki nilai 7 atau 8, maka hampir semua akan memilih jodoh yang bernilai 8, bahkan jika dihadirkan jodoh yang bernilai 9, tentu itu akan menjadi pilihannya. Itu fitrah manusia, selalu menginginkan yang terbaik dalam kehidupannya. Pertanyaannya, apakah setiap manusia akan dipertemukan dengan jodoh yang memiliki nilai terbaik ? Tentunya tidak. Lalu bagaimana supaya dipertemukan dengan jodoh yang memiliki nilai terbaik ?. Tagihlah janji Allah SWT. Bukankah Allah SWT telah menjanjikan bahwa pasangan yang baik hanya untuk yang pribadi yang baik ?. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan penting bahwa jika menginginkan jodoh yang baik, maka bentuklah diri ini menjadi pribadi yang lebih baik. Jika menginginkan jodoh bernilai 9, maka harus menjadi pribadi yang memiliki nilai 9, tapi jika hanya menginginkan jodoh bernilai 6 maka cukup menjadi pribadi yang memiliki nilai 6. Intinya, Allah hanya akan memberikan pasangan yang pantas untuk makhluknya. Jodoh itu adalah refleksi dari diri sendiri. Jangan pernah menyalahkan keadaan jika mendapatkan pasangan yang memiliki nilai 6 karena sesungguhnya pribadi ini pun bernilai 6.

Sebagian orang sering mempertanyakan kenapa jodoh saya tak kunjung datang, padahal saya sudah rajin ibadah ?. Sekali lagi inilah hukum ke “pantas” an Allah SWT berlaku pada makhluknya. Bukan Allah SWT yang belum memberikan jodoh, tapi diri ini yang belum pantas untuk dipertemukan dengan jodoh. Ketika pribadi ini masih memiliki nilai 6 sementara jodoh telah memiliki nilai 8, pantaskan Allah mempertemukan ?. Tidak, sangat tidak pantas. Maka, buatlah pribadi ini menjadi bernilai 8, sehingga setelah sama dan pantas percayalah Allah SWT akan mempertemukannya. Inilah yang kita sebut dengan ilmu memantaskan diri. Sampai kapan harus memantaskan diri ? Sampai jodoh itu datang, bahkan  sepanjang hidup.

Tak ada satupun manusia mengetahui berapa nilai kepribadiannya di mata Allah SWT, juga tidak mengetahui berapa nilai jodohnya. Dan tentunya tidak boleh mengklaim bahwa diri ini telah baik dan harus dapat yang baik. Bukankah Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba Nya ?. Teruslah berusaha memantaskan diri ini, teruslah bermetamorfosa menjadi pribadi yang lebih baik. Semakin sibuk memantaskan diri, maka 

Untukmu yang sedang menunggu, jangan bangun khayalan tentang kehadiran sang pangeran atau bidadari, tetapi sibukkan diri dengan memantaskan diri. Ingat, Allah hanya memberikan seseorang yang pantas untuk kita. Jika diri ini semakin tenggelam dalam metamorfosa menjadi lebih baik, maka tanpa disadari Allah SWT telah menyiapkan skenario perjumpaan dengan jodoh terbaik. Percayalah akan janji Allah SWT. Cukupkan ikhtiar, lengkapi dengan doa, lalu sempurnakan dengan bertawakall kepada Allah SWT.

                                                                                                Medan, 4 Februari 2016, 11 : 51

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...