Sunday 12 September 2021

HAI BADUT

Kalian tahu badut kan? Ahh, kurasa semua orang tahu kok. Benda lucu yang menggemaskan dan selalu ceria. Biasanya hadir di pasar malam, festival atau acara anak-anak. Bahkan di acara anak-anak badut pun seolah benda wajib yang harus hadir. Seolah kalau gak ada badut itu gak rame. 
.
Padahal kita semua tahu kan kalau badut itu adalah boneka besar yang didalamnya adalah manusia. Mereka memainkan peran untuk mencari sesuap nasi. Wajah mereka mungkin tak seceria badut. Gaya mereka juga mungkin tak semenarik badut.
.
Dan tahukah kalian? Ternyata badut itu bukan hanya untuk mereka yang benar-benar menjadi badut lho. Bahkan tanpa disadari, kita sendiri pun pernah berperan menjadi badut. 
.
Hmm
Bingung?
Ayok lanjutkan membaca !!
.
Pernahkah kalian berpura-pura bahagia padahal dalam hatinya nestapa? Pernahkah kalian berpura-pura tersenyum manis padahal di dalam hati ada luka yang mengiris? Pernahkah kalian berusaha untuk tampil prima di mata mereka, walau ternyata sedang capek jiwa dan raga?
.
Ahh, tentu saja pernah bukan? 
Itu artinya kita sedang melakoni peran kita menjadi badut. Tidak tahu apa yang sebenarnya kita rasakan. Namun, semua orang menuntut kita untuk selalu ceria, semangat dan mempesona
.
Tak apa. Jika memang menjadi badut itu menyenangkan. Lakukan saja. Sungguh itu perbuatan baik. Jika memang menyukainya, lakukan saja. Menjadi badutlah dihadapan orang lain.
.
Apakah harus dengan dadanan menor? Apakah harus dengan loncat dan jingkrak-jikrak sesuai nada dan irama? Ahh, tentu saja tidak kan. 
.
Menjadi badut dihadapan semua orang dilakukan dengan tidak menampakkan luka yang sedang diderita. Tidak menumpahkan air mata di depan mereka. Berusaha untuk tersenyum di tengah langit yang mendung. Berusaha untuk ceria di atas hati yang merana?
.
Lalu sampai kapan kita menggunakan topeng badut ini? Bagaimana jika kita sepakat untuk melepaskan topeng badut ini di hadapan Robb kita. Masha Allah. Cukup menangis sejadi-jadinya di hadapan Robb mu. 
.
Kita punya Allah sebagai tempat mengadukan segala duka. Ceritakan saja segala peliknya hidup kepada Sang Penguasa Semesta. Terus saja bercerita, hingga suatu saat nanti kita akan benar-benar merasa cukup dengan adanya Allah.
.
Wah, kelihatannya susah ya?
Ya. Jika kita belum mencoba.
Makanya, yuk kita coba. Dan aku rasa, sekarang adalah waktu yang cocok untuk mencobanya.
.

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...