resensi buku

HARGA SEBUAH PERCAYA



Judul            : Harga Sebuah Percaya
Penulis          : Tere Liye
Penerbit         : Mahaka Publishing
Halaman         : 298

Aku mematung begitu lama di depan rak buku yang menyajikan semua buku karangan Tere Liye. Menyisir semua buku yang terpajang satu per satu. Mengamati judul buku dan membaca sinopsis yang terdapat di sampul belakang buku. Perasaan bingung mulai menghantuiku. Aku begitu bingung harus memasukkan buku yang mana ke dalam keranjang belanjaanku. Well, sebenarnya ingin memasukkan semua buku Tere Liye ke dalam keranjang belanjaan, tetapi apa daya, budget dan keinginan sedang tidak linear, sedang tidak sinkron. Hehehe. Alhasil aku benar-benar harus memutuskan memilih buku yang mana. Beneran, ini tuh susah banget. Aah, memang pada dasarnya aku adalah orang yang susah menentukan pilihan, eeh.

Akhirnya tangan kecilku ini (ini bukan sok imut ya, tapi beneran tanganku ini kecil, hehe) menggenggam buku ini. Entah kenapa dari semua buku Tere Liye aku begitu prefer sama yang ini. Mungkin karena warna cover buku ini. Ahh, karena memang dasarnya aku tuh visual banget, jadi hal pertama yang aku lihat dari sesuatu itu adalah penampilan. Walau banyak pepatah yang mengatakan dont judge the books by its cover, tapi aku tuh tetap gak bisa. Hehehe. Entah kenapa cover buku ini yang terdiri dari perpaduan warna pastel ini begitu membuatku jatuh cinta, kok kayaknya lembut dan menenangkan ya. Dan yang paling membuat gemes itu adalah judulnya. Aku begitu tertarik dengan judul yang tercantum di halaman cover. Aku rasa mungkin karena akhir-akhir ini aku kekurangan rasa percaya kali ya, hihihi. Makanya aku begitu tertarik dengan sesuatu yang berhubungan dengan rasa percaya, hehe.

Ialah Jim, seorang pemuda desa di sebuah benua utara. Seorang pemain biola, sebatang kara, hidup dalam belas kasihan orang lain dan tidak berpendidikan. Bahkan ia tidak mengerti dengan tulis baca. Ia hanya memiliki kemampuan bermusik yang bagus dan hati yang tulus serta jauh dari prasangka. Sehari-harinya ia bermain musik di pernikahan orang-orang di desanya. Menghibur orang dengan musiknya yang memukau. Itu sudah lebih cukup bagi seorang Jim.

Hingga sebuah pernikahan mempertemukannya dengan seorang gadis yang menarik hatinya, Nayla. Mereka bahkan saling jatuh cinta dan berjanji untuk menikah. Bahkan Nayla, yang notaebene nya adalah anak bangsawan negeri seberang tidak memperdulikan status sosial mereka yang sangat berbeda jauh. Mereka berdua benar-benar larut dalam romansa cinta.

Sayangnya, kekuatan cinta mereka diuji ketika Nayla harus menikah dengan lelaki pilihan keluarganya. Konflik mulai datang. Nayla meminta ketegasan Jim untuk membawanya kabur dari perjodohan itu. Bagi Jim tentu itu bukan hal yang mudah. Ia bahkan tidak punya nyali untuk membawa pergi gadis yang dicintainya itu. Hingga akhirnya Jim tetap termenung dalam kepengecutannya.
Dan begitulah, sampai akhirnya Nayla memutuskan untuk meminum racun dan meninggal. Menyisakan Jim yang masih menyesali kepengecutannya. Merasa tiada berguna lagi, Jim juga ingin mengakhiri hidupnya. Ia mempersiapkan sebotol racun dan menggantung tali. Tetapi Jim adalah seorang lelaki pengecut yang bahkan sangat tidak berani menghadapi maut. Dalam penyesalan itu, Jim didatangi oleh seorang lelaki tua yang mengaku dirinya ‘Sang Penandai”.

Sang Penandai ialah orang yang membuat dongeng dan menjaga dongeng agar terus diwariskan kepada generasi berikutnya. Mengapa ia mendatangi Jim? Karena Jim terpilih untuk menciptakan sebuah dongeng yang akan dikenang oleh generasi berikutnya. Antara percaya dan tidak percaya Jim mendengarkan penjelasan lelaki tua itu. Apalagi untuk pemuda yang tidak berpendidikan, memahami hal yang rumit seperti itu sangat menyusahkannya.

Kira-kira apa yang dilakukan lelaki tua itu terhadap Jim? Dongeng seperti apa yang akan Jim ciptakan? Bagaimana perjalanan Jim dengan armada empat puluh dalam menemukan tanah harapan? Apakah Nayla benar-benar bunuh diri ketika itu? Apakah Jim akan bertemu kembali dengan Nayla?

Menurutku ini bukan sekadar novel romantis belaka, tetapi ia sarat dengan nilai kehidupan. Tentang bagaimana kekuatan sebuah percaya. Lihat Jim yang percaya bahwa ia harus ikut armada empat puluh, Jim percaya bahwa ia bisa melewati semua perjuangan untuk menemukan akhir dari dongengnya. Jim benar-benar mengajarkan tentang harga sebuah kepercayaan. Tidak hanya itu novel ini juga mengajarkan bahwa kita harus bersabar atas semua usaha yang telah dilakukan dan harusnya tegar menghadapi berbagai cobaan.

Walau fokus novel ini adalah bagaimana Jim menyembuhkan luka atas kehilangan Nayla. Aku bahkan bisa mendapatkan banyak pesan dari setiap paragrafnya. Tere Liye bukan sekadar menceritakan seorang pemuda yang galau. Tetapi lebih kepada pemuda yang move on dari masa lalunya, menjadi pemuda yang tidak lagi pengecut dan lebih berpendidikan. Tentang bagaimana agar seharusnya kita harus percaya dengan setiap takdir yang sedang Tuhan berikan kepada kita. Karena takdir yang Tuhan berikan adalah dongeng yang harus kita selesaikan dan itu adalah dongeng terindah. Maka, apapun dongeng kalian sekarang, selesaikanlah!. Tere Liye, seperti biasanya benar-benar memukau dan luar biasa. *angkat topi*




Medan, 07 Juli 2018, 15.21
Kalau udah baca novelnya Tere Liye jadi semangat juga nulis novel seperti beliau.
Huaaa, can i ?


 ***



MENJADI MURABBIYAH SUKSES



Judul               : Menjadi Murabbiyah Sukses
Penulis             : Cahyadi Takariawan dan Ida Nur Laila
Penerbit            : PT. Era Adicitra Intermedia
Halaman            : 210 halaman

Buku ini telah dikhatamkan sejak awal Juni, tetapi baru bisa mengulasnya di blog akhir Juni. Tentunya dengan alasan -eh lebih tepatnya pembenaran- karena kesibukan Ramadhan dan lebaran. Bukankah tidak seharusnya seperti itu? Harusnya ingat dan komitmen dong dengan azzam yang pernah terucap bahwa setiap hari harus menulis sebuah tulisan renyah untuk disetor di blog. Tapi ya, begitulah. Terkadang azzam itu bisa melemah, mengendur dan mengerut. Ahh, sudahlah! Aku akan mulai menulis lagi.

Buku ini adalah hasil kebaikan dan kemurahan hati kak Ayu, teman ngajar di Primagama. Awalnya iseng aja sih minjam buku sama beliau, karena aku tahu beberapa buku beliau telah di ‘hijrah’ kan pulang kampung. Sehingga pastilah buku beliau di Medan gak akan banyak. Qadarullah tiba-tiba di kantor Primagama, beliau menyerahkan buku ini kepadaku.

Glek. Aku menelan ludah ketika kak Ayu menyerahkan buku ini. Sedikit menggigil ketika menerima buku ini. Tentu ada banyak buku kak Ayu yang masih tersisa di Medan, tetapi kenapa si kakak harus meminjamkan buku ini ya? entah apa maksud kak Ayu meminjamkan buku ini kepadaku. Seolah beliau sedang menampar diriku dengan keras lalu mengatakan;
Nah, lu baca nih buku. Terus urus kelompok halaqoh elu yang berantakan itu”.
Astaghfirullah.

Ini adalah buku lama. Terbit pada tahun 2005, itu sekitar 13 tahun yang lalu euy. Hmm, waktu itu aku masih berseragam putih dongker, hahaha. Pengarangnya? Duuh please  deh jangan ditanya. Ketika aku melihat siapa pengarang buku ini, aku seolah tidak punya alasan lagi untuk menunda membacanya. Siapa lagi kalau bukan pak Cahyadi Takariawan, seorang qiyadhah, ustadz, dan sekaligus mentor tulisanku. Jujur, aku sukaaa banget dengan tulisan pak Cah. Selain to the point, beliau juga menulis dengan jelas, runut, dan detail. Tidak hanya itu, irisan pemikiran antara aku dan Pak Cah juga membuatku semakin menyukai tulisan beliau. Ya, tentu saja termasuk irisan wajihah, irisan guru besar, irisan ilmu pengajian, dan terlebih lagi irisan partai politik. Heheh.

Buku ini adalah panduan bagaimana seharusnya seorang murabbiyah membina para mutarobbinya. Duh, pada bingung ya? kok banyak banget istilah yang gak familiar nih? Makanya, ikut halaqoh dong, heheh. Murabbiyah merupakan sebutan untuk guru ngaji yang perempuan. Well, sama seperti ustadzah deh. Sedangkan mutarabbi merupakan sebutan untuk para anak didik dari sang murabbiyah. Nah, sudah paham kan?

Berarti ini buku edisi akhwat (perempuan) dong? Yap, benar sekali. Terus kenapa pak Cah yang nulis buku tentang akhwat? Nanti relate gak tuh? Tenaang, pak Cah menulis buku ini gak sendirian kok. Beliau merekrut seorang perempuan tarbiyah terbaik yang beliau miliki. Siapa lagi kalau bukan istri yang paling dicintai pak Cah, buk Ida. Jadi, pak Cah dan bu Ida berkolaborasi menuliskan buku ini untuk membahas bagaimana seorang murabbiyah membina kelompok halaqohnya. Ahh, what the perfect combination  deh.

Seperti biasa, pak Cah dan bu Ida amat apik menuliskan buku ini. Dimulai dari penjelasan apa itu tarbiyah, mengapa seorang akhwat harus tarbiyah, bagaimana memulai tarbiyah, sampai kepada hal-hal yang diperlukan untuk memulai proses tarbiyah. Saking detailnya, buku ini juga menjabarkan dengan jelas dan rinci, dilengkapi berbagai dalil. Jadi, buat kamu yang bingung apa itu tarbiyah, buku ini cocok banget menjawab kebingungan kamu. Buat kamu yang sudah paham tetapi terkendala mengenai langkah pertama, percaya deh buku ini akan menyingkirkan segala kendala itu. Begitu juga, jika kamu sudah terjun ke dunia tarbiyah dan tiba-tiba butuh suntikan semangat (ah, mungkin ini aku), maka buku ini juga cocok untuk kembali menyegarkan pengetahuan dan motivasi kamu tentang tarbiyah. Ahh, pokoknya puass banget deh membaca buku ini.

Pak Cah dan bu Ida juga melengkapi buku ini dengan beberapa kisah nyata dari pelaku tarbiyah. Tentang bagaimana mereka menemukan tarbiyah, tentang jatuh bangun dalam mengelola kelompok halaqohnya, atau suka duka menjadi murabbiyah. Semuanya terangkum dalam cerita pendek tentang mereka, yang benar-benar menginspirasi. Bahkan ketika membahas bagaimana mengelola halaqoh, pak Cah dan bu Ida menyajikannya dalam bahasa yang benar-benar praktis. Beliau memberikan saran yang langsung ‘siap pakai’ bagi murabbiyah untuk dipraktikkan langsung ketika mengelola kelompok halaqoh. Keren kan?

Tarbiyah itu seperti menggesek biola. Ia menganalisa fitrah manusia secara cermat, menggesek seluruh senar dan nada sehingga menghasilkan sebuah suara yang merdu ( page 4 ).

Aku sendiri adalah pelaku tarbiyah. Aku merasa beruntung karena mengenal tarbiyah sejak tahun 2009. Well, tentunya belum seujung kuku pak Cah dan bu Ida. Tetapi dua orang hebat ini benar-benar menginspirasiku agar tetap istiqomah di jalan tarbiyah ini. Nah, kamu gak mau ikutan tarbiyah juga?





Medan, 26 Juni 2018, 09 :11 WIB
Terima kasih atas ‘tamparan keras’ melalui buku ini ya kak Ayu, pak Cah dan bu Ida. Pokoknya benar-benar harus merapikan kembali kelompok halaqoh yang berantakan. Keep Hamasah !!




***




DIARY GARPU TALA



Judul            : Diary Garpu Tala
Penulis          : Nasrullah
Penerbit         : KMO Indonesia, 2018
Halaman        : 180 halaman

Buku ini adalah hasil marketing luar biasa dari salah seorang teman pengajianku, kak Ade. Sebagai reseller buku ini, kak Ade memang berhasil banget mempengaruhiku untuk membelinya. Gimana nggak berhasil coba, setiap kajian mingguan beliau selalu menghipnotis aku dengan kalimat-kalimat menakjubkan dari buku ini. Belum lagi chat  pribadi kami yang tiap harinya nge-gosipin buku ini. Aiih.

Kak Ade pun sedikit spoiler isi buku ini kepadaku. Yang katanya ada trik biar rezeki mengalir dengan lancar, katanya ada tips bagaimana menenangkan hati yang galau, bahkan sampai menemukan jodoh melalui Al Quran. Nah, siapa yang bisa menolak diberi tawaran seperti itu, hehe, apalagi tawaran ketiga, ahh Masha Allah. Dari cerita kak Ade sih isi buku ini sangat menarik. Bahkan ini merupakan ilmu baru bagiku. Aku belum ketemu buku seperti ini sebelumnya. Tidak hanya itu, ketika aku membaca ulasan dan testimoni buku ini, aku kembali dikejutkan oleh dua nama teratas yang memberikan komentar positif terhadap buku ini. Mereka adalah guru dan ustadz yang menginspirasiku, yaitu Ustadz Yusuf Mansyur dan Mas Ippho Santosa. Nah, sepertinya tidak ada lagi alasan bagiku untuk tidak memiliki buku ini.

Dan begitulah, buku ini akhirnya masuk ke perpustakaan pribadiku. Aku PO buku ini dari April dan baru sampai di genggamanku akhir Mei. Eh, itu artinya hampir satu bulan kan ya? bener banget. Selama proses penantian buku ini, aku benar-benar harap-harap cemas *kayak nunggu jodoh, hehe*. Tiap hari nge-japri kak Ade nanyain bukunya udah nyampe atau belum, hihi. Maafkan kalau adek kakak yang satu ini ngeyel jiddan.

Pengarang buku ini adalah Nasrullah, lebih akrab dipanggil pak Nas. Ini adalah buku seri Magnet Rezeki. Beliau menulis buku ini karena terinspirasi dari percobaan fisika yaitu garpu tala. Do you remember it? Baik. Aku coba jelaskan ya *perbaiki kerah baju, hehe*. Jika ada dua garpu tala yang diletakkan, dan satu garpu tala digetarkan maka garpu tala yang lain pasti juga akan ikut bergetar. Eh, kok bisa? Ya iya lah, kan pakai media suara.

Menurut pak Nas hidup kita layaknya garpu tala. Kadang kita harus menggetarkan garpu tala yang satu agar yang lain juga ikut bergetar. Terus apa sih yang harus kita gerakkan? Hati dan pikiran. Getarkan hati dan pikiran agar selalu positif terhadap apapun yang terjadi. Hati dan pikiran yang positif ini selanjutnya akan menggerakkan semesta untuk mem-positif-kan hidup kita.

Ibarat antena, seperti itulah cara kerja hati dan pikiran. Ada banyak frekuensi yang mengudara di atas sana, tetapi jika antena hanya diatur untuk menarik frekuensi tertentu, ya frekuensi itu saja yang akan ditarik, yang lain tidak akan ditarik. Begitupun pikiran dan hati kita. Jika ia dilatih untuk menarik sesuatu yang baik, ya itulah yang akan ditarik. Pikiran yang jahat dan buruk tidak akan bisa ditarik. Inilah yang kemudian seharusnya menjadi pe er kita bagaimana melatihnya agar terus berpikiran positif. Kata pak Nas tidak cukup dengan pikiran positif, setidaknya ada tiga bagian yang utama dan penting yaitu positive thinking, positive feeling, dan positive motivation (halaman 6).

Pertanyaannya, bagaiman sih cara menggerakkan hati dan pikiran? Nah, pak Nas memberikan jawaban terbaik yaitu Al Quran. Tiada masalah hidup yang tidak selesai dengan Al Quran. Percaya kan? Kalau gak percaya mending gak usah baca buku ini deh, hehe. semua persoalan baik itu perihal rezeki, sakit atau jodoh, semuanya ada di dalam Al Quran. Bahkan sebuah kalimat indah dari Abu Bakar ‘seandainya aku kehilangan tali pecut unta, aku akan menemukannya dalam Al Quran’ (halaman 29).  Masha Allah.

Pak Nas menggunakan istilah garpu tala ketika berinteraksi dengan Al Quran. Sebuah metode yang ia temukan, ia praktikkan sendiri, dan menyuruh orang lain melakukannya. Alhamdulillah metode garpu tala ini benar-benar bekerja dengan baik. Kata pak Nas, langkah pertama ya harus yakin dulu bahwa penyelesaian masalah ada di dalam Al Quran. Setelah itu luruskan niat, berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Ambil wudhu, sholat, baca istighfar. Kemudian buka deh Al Quran, terserah halaman berapa. Lalu pilih satu ayat, terserah ayat apa saja. Baca dan renungkan ayat tersebut. Insya allah itu jawabannya. Gampang kan? Jadi, kalau ada masalah di garpu tala-in aja deh!

Ini adalah sebuah buku praktis. Semua hal yang tertuang di buku ini sifatnya aplikatif banget, artinya kamu bisa langsung mempraktekkannya. Pak Nas juga membubuhkan beberapa cerita tentang orang-orang yang menggunakan garpu tala dalam penyelesaian masalah hidupnya. Dari seorang ibu yang frutasi kehilangan anaknya, seorang wanita yang terlalu lama menunggu jodohnya, seorang anak kecil yang tidak betah berada di pesantren, istri yang selalu marah dengan apapun tindakan suami. Aah, ada banyak kisah nyata di buku ini. Kisah nyata ini semakin menguatkan pembaca bahwa Al Quran memang menyimpan keajaiban sendiri dalam menyelesaikan masalah hidup manusia.

Percaya deh, kamu akan benar-benar penasaran dengan isi buku ini. Tentunya aku gak akan spoiler banget. Pokoknya, kalau ada masalah, ada keinginan, ada keraguan, kegelisahan atau apapun yang kamu rasakan, tinggal di garpu tala-in aja. Penasaran? Langsung cobain aja deh.




Medan, 02 Juni 2018, 10:35 WIB
Jadi kepingin ikut camp nya Magnet Rezeki pak Nas deh. Biar ilmu Garpu Tala makin oke. Dan tentu saja biar makin percaya sama Allah dan Al Quran. Dan yang paling penting, biar cepat ketemu kapten!! *uhuk*



***




SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA

The L.Co Coffe, Medan, North Sumatera


Judul                : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya.
                Opening the Door of Your Heart (Judul Asal) 
Penulis              : Ajahn Brahm
Penerbit             : Awareness Publication, 2009
       Thomas C. Lothian Pty Ltd, Australia. (Penerbit Asal)
Halaman             : 312 halaman

Ketika aku membaca buku ini di kantor, di masjid, atau di angkot, banyak yang iseng bertanya ini buku apa sih mba?, bahkan ada pertanyaan yang lebih ekstrim lagi; kenapa sih beli buku ini?. Aku jadinya memandang buku ini lamat-lamat, apa aku salah beli buku ya?  hufft, baiklah akan aku jelaskan kenapa buku ini masuk dalam koleksiku.

Kenapa sih terpikir membeli buku ini? Well, semuanya bermula dari rekomendasi seorang teman. Nah, masalahnya si teman itu ternyata juga belum membaca, beliau dapat informasi buku ini dari sepupunya –yang udah baca. Nah, menurut sepupunya, buku ini sangat reccomended  banget deh untuk dibaca. Aku, yang notabene nya adalah pendengar yang baik, tentu akan menyimpan informasi ini. Terlebih lagi teman yang awalnya merekomendasikan buku ini adalah seorang penikmat dan pecandu buku juga – likes me. Biasanya ia mempunyai daftar buku-buku yang menarik untuk dibaca. Nah, bermodalkan trust inilah aku mulai tertarik dengan buku ini.

Aku langsung stalking si buku ini *before i decide to buy it *. Selama proses kepo itu berlangsung, ternyata aku menemukan banyak hal menarik lho tentang buku ini. Misalnya bintang 5 yang diberikan sebuah situs internasional ternama www. Amazon.com. Huaa, menurutku itu prestasi banget, awesome banget lah. Karena biasanya buku-buku yang mendapatkan perhatian di amazon biasanya adalah buku yang berkualitas, bagus dan banyak peminatnya.

Tidak hanya itu, buku bergambar cacing ini merupakan international best seller lho. Eits, jangan tercengang dulu, buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Eh, bukankah itu pencapaian menakjubkan untuk penulis baru. Nah, yang paling kerennya itu penerbit menjanjikan garansi uang kembali 100% lho kalau pembaca tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari buku ini. Ini artinya apa coba? Penulis dan penerbit hampir dapat memastikan bahwa setiap pembaca akan mendapat manfaat dari buku ini. Alasan-alasan inilah yang kemudian membuatku memasukkan buku ini ke dalam daftar bacaan dan koleksi ku.

Ini adalah buku pertama dari trilogi yang ditulis oleh Ajahn Brahm. Semua trilogi yang ditulis berjudul sama yaitu si cacing dan kotoran kesayangannya. Hanya ada angka yang membedakan untuk masing-masing buku. Nah, karena ini buku pertama angkanya nggak ada. Gak tahu juga sih kenapa gak ada angka layaknya buku kedua dan ketiga. Well, tebakanku karena penulis awalnya gak mau tuh nulis trilogi, tetapi karena buku pertama meledak banget di pasaran, muncul deh buku kedua dan ketiga *probability sih*.
Buku ini merupakan sebuah motivasi kehidupan. Aah, lebih tepatnya motivasi untuk para Budhis, hehehe. Ajahn Brahm sendiri adalah seorang biksu yang menjabat sebagai kepala wihara di Perth, Australia. Kalian sudah menebak kan kemana arah pembicaraan buku ini? Hehe. Buku bergambar cacing ini berisi 108 cerita tentang kehidupan. Judul bukunya sendiri merupakan cerita ke 108. Ajahn Brahm menuliskan cerita ini berdasarkan pengalamannya sendiri, ada juga yang dari teman atau merupakan cerita turun-temuran yang ia dapatkan. Hampir semua, eeh semuanya bercerita tentang dunia biksu. Pengalaman Ajahn bermetamorfosa menjadi biksu, tantangan yang dihadapinya di awal ke-biksu-annya, pengalaman yang didapatkan selama menjadi biksu, bahkan beliau juga menyelipkan beberapa nilai budhis dalam tulisannya.

Gaya bercerita Ajahn Brahm sih sangat sangat sangat biasa. Malah di beberapa cerita terkesan kaku dan gak ngalir. Aku gak tahu yang salah siapa, Ajahn Brahm atau penerjemahnya. Pokoknya aku benar-benar gak dapat fell deh ketika membaca buku ini. Cerita yang disuguhkan Brahm bahkan sangat membosankan, karena ia hanya mengulang-ulang kisah kehidupannya, yang mungkin sangat berbeda dengan kehidupan yang dialami oleh orang kebanyakan.

Aku pikir Brahm akan memberikan nasihat panjang di setiap kisahnya. Ternyata TIDAAAK. Aah, menyebalkan banget deh. Ia sama sekali tidak mengajak pembaca memetik hikmah, kalaupun ada, tapi itu tidak maksimal *menurutku*. Siapa sih yang mau mendengarkan cerita tanpa ada insight dari setiap kisah yang diberikan. Nah, Brahm hanya sibuk bercerita dan ‘pamer’ kehidupan biksunya di dalam buku ini. Namun ia lupa bahwa pembaca tidak hanya butuh cerita, tetapi insight dari cerita tersebut.

Kalau ditanya apakah mau membaca buku kedua dan ketiga, maka dengan lantang aku jawab TIDAAAAAK, hehe. Aku tidak mengatakan bahwa buku ini tidak bagus atau kurang berkualitas. Hanya saja, aku beneran gak nge-klop dengan buku ini dan sangat tidak merekomendasikan kalian membacanya, terutama untuk yang muslim, stay away from this book lah. Heran deh kenapa Amazon bisa memberikan lima bintang ya? kenapa bisa jadi international best seller bahkan di alih bahasakan sampai 20 bahasa? Finally, i will not reccomendation this book for you, you can get better from this one, CLEAR ENOUGH?



Medan, 29 Mei 2018, 12:00 WIB
Thank you for the ciamik foto. Padahal lagi lemes-lemesnya, lagi lapar-laparnya, lagi haus-hausnya. Tetapi kalau disuruh foto tetap aja bisa kasih penampilan maksimal, ahh.




***


 
TEACH LIKE FINLAND



Yagami Ramen, Medan

Judul              : Teach Like Finland
Penulis            : Timothy D Walker
Penerbit           : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun             : 2017
Halaman           : 197

Awalnya tidak ada rencana membeli buku ini. Bahkan aku menyediakan satu hari berburu buku di Gramedia untuk menemukan buku karangan pak Munif Chatib. Nggak tahu nih, tiba-tiba aku lagi kepengen banget baca buku bernuansa pendidikan gitu. But  ya, qodarullah, semua buku karangan pak Munif tidak tersedia lagi di Gramedia. Alhasil aku harus memutar otak, mau beli buku yang mana ya. Untuk seorang penggila buku sepertiku, memilih satu buku dari ribuan buku untuk dibeli bukan hal yang mudah. Perlu pertimbangan ini itu ketika memutuskan untuk membeli sebuah buku. Alhasil aku berkeliling antara satu rak ke rak berikutnya, satu judul ke judul berikuntya. Dan jeng, jeng, jeng, buku ini Allah hadirkan tepat di hadapanku. Melihat judul, cover, dan membaca sinopsis di bagian belakang buku, benar-benar membuatku love at the first sight  terhadap buku ini. So, tanpa pikir panjang aku langsung memasukkan buku ini ke dalam keranjang belanjaanku.

Adalah ia, Timothy D Walker, seorang berkebangsaan Amerika yang berprofesi sebagai seorang guru sekolah dasar di Boston.  Pengalaman menjadi guru bagi seorang Walker sudah tidak diragukan lagi. Ia telah cukup lama berkutat dengan profesi guru. Walker sebenarnya sangat menikmati profesi itu, ya walau ada beberapa hal yang selalu ia keluhkan kepada istrinya. Terkadang membuat ia ingin resign  dari pekerjaannya. Hingga akhirnya takdir membawanya pindah ke Finlandia.

Finlandia, negara yang digadang-gadang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia ini membuat Walker tertantang untuk kembali menggeluti profesi pengajar. Begitulah, Tuhan membuat skenario bahwa ia ditakdirkan kembali untuk menjadi salah seorang pengajar di sekolah dasar Finlandia. Nah, disinilah semua kisah itu dimulai. Ini juga yang menjadi cikal bakal buku ini lahir.

Pada awal-awal ia meniti karier di Finlandia, Walker mengalami ‘gamang’ dan banyak keterkejutan. Bagaimana tidak, ternyata sistem pendidikan dan pembelajaran yang ia dapatkan di Amerika sangat sangat jauh berbeda dengan yang ia dapatkan di Finlandia. Bahkan banyak hal ‘aneh’ yang ia temukan pada sistem pendidikan di Finlandia. Walker beranggapan, sebagai negara yang memiliki skor paling tinggi untuk PISA, pendidikan Finlandia akan lebih ketat, serius, disiplin, rumit, dan tersktur. Namun, ia tidak menemukan itu. Walker merasa bahwa pendidikan di Finlandia jauh lebih santai, tidak terikat dengan berbagai aturan harus ini dan itu.

Sebut saja jam istirahat yang sering. Di Finlandia siswa mendapatkan istirahat 15 menit setelah meengikuti 1 jam pelajaran. Guru-guru di Finlandia bukanlah guru yang berjibaku dengan tugas, penelitian atau permasalahan siswa. Bahkan ketika jam istirahat, para guru ini menghabiskan waktunya dengan mengobrol ringan di ruangan guru. Ketika libur sekolah pun, guru-guru ini tidak lagi membahas masalah pekerjaan, mereka benar-benar menikmati liburannya. Siswa di Finlandia tidak dibebani dengan banyak tugas dan pe er. Mereka lebih diarahkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan, sehingga pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek menjadi model pembelajaran yang sering digunakan. Siswa Finlandia juga terkesan mandiri. Tidak ada guru yang menyambut di gerbang sekolah, siswa pulang dan pergi sekolah sendiri bahkan berjalan kaki, siswa juga berusaha menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa merepotkan orang lain. Selain itu, suasana pembelajaran di Finlandia sangat jauh dari nuansa kompetisi. Siswa tidak diajarkan untuk saling berkompetisi dengan yang lain, tetapi mereka belajar untuk sama-sama pintar dan cerdas. Siswa juga tidak diharuskan menjadi yang terbaik, melainkan harus menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dan masih banyak hal-hal menarik dari sistem pendidikan di Finlandia.

Buku ini adalah sebuah narasi ilmiah yang ditulis oleh Walker berdasarkan pengalamannya ketika menjadi guru di Finlandia dan Amerika. Ada 33 strategi yang ditulis Walker dalam buku ini. Strategi ini dijabarkan Walker bukan bersifat teoritis, namun ia menceritakan dari pengalamannya. Sehingga para pembaca harus jeli menangkap makna yang disampaikan Walker. Sebuah gaya tulisan yang cukup unik menurutku. Well, kalau di pendidikan mah bahasanya open ended. Artinya pembaca diberi kebebasan menangkap makna yang diceritakan oleh Walker.

Menariknya, Walker juga menyelipkan beberapa jurnal ilmiah untuk mendukung kenapa strategi ini sangat layak untuk dipraktekkan. Nah yang ini sangat keren dan awesome banget menurutku. Ditambah lagi, jurnal yang ia selipkan itu bukan jurnal umum yang sering didengar. Ada beberapa jurnal menarik yang Walker tambahkan. Misalnya saja Brigid Schulte yang melakukan penelitian bahwa pekerja yang menghabiskan waktu liburnya memiliki performa kerja yang lebih bagus daripada mereka yang tidak menggunakan waktu liburnya. Aah, mungkin ini juga alasan kenapa kalau tiba-tiba kurang fokus, kurang bersemangat kerja, kamu kurang piknik tuh. Aku pikir ini lelucon semata, ternyata ada penelitiannya lho, sangat menarique kan? So, kapan nih kita pergi liburan, hehe.

Buku ini sangat bagus sekali untuk praktisi dan pemerhati pendidikan. Aku merasakan betapa tertinggalnya pendidikan Indonesia, betapa masih banyaknya pe er yang harus dikerjakan oleh para pendidik di negeri ini. Melalui buku ini juga, aku seolah-olah bertandang ke sekolahnya Finlandia, melihat bagaiman kelasnya, bagaimana guru mengajar dan berinteraksi dengan para siswa. Well, ada banyak ilmu dan pengalaman di buku ini.




Medan, 17 Mei 2018, 20 : 56 WIB
Tulisan ini diselesaikan dalam kesendirian, ketika semua orang berangkat tarawih ke masjid. Apalah dayaku yang menikmati Ramadahan di rumah karena syariat sedang tidak memperbolehkanku menikmati ibadah. Hiks.



 ***



WONDERFUL JOURNEYS FOR A MARRIAGE



Habitat Cafe, Medan, North Sumatera

Judul           : Wonderful Journeys For A Marriage
Penulis         : Cahyadi Takariawan
Penerbit        : PT. Era Adicitra Intermedia
Halaman       : 336

Empat Juni 2016, buku ini hadir berlapis kertas kado berwarna pink. Ia menjadi hadiah ulang tahun yang berkesan dari seseorang yang tentunya juga sangat berkesan. Sebuah pesan tersirat ia coba sampaikan kepadaku “oh come on Suci, get your marriage soon”, aiiihh. Itu artinya, hampir dua tahun buku ini telah bersamaku. Pertanyaannya, apakah aku telah menemukannya? Atau malah aku salah jalan dan semakin jauh dari hal yang harusnya aku temukan?

Tak perlu waktu yang lama bagiku untuk melahap buku ini. Sayangnya aku belum sempat untuk melakukan resensi buku ini, makanya kali ini aku kembali melahapnya, merenunginya sekali lagi. Berharap sebuah keajaiban Allah berlaku pada diriku. Semoga bukan lagi mempersiapkan pernikahan, tetapi berpindah menjadi menjalani pernikahan. Aamin.amin. Kenapa sih buku ini harus repot-repot di resensi dan di unggah di blog ku? Well,  karena buku ini sangat bagus sekali. Very high reccomended for a single person. So, buat kalian yang masih jomb*o, pengen banget nikah, pengen segera melamar, alangkah baiknya kalau kalian mengkhatamkan buku ini. Terus kalau udah khatam tapi belum nikah juga gimana? Itu mah gak urusan aku, urusan Allah itu mah, aku aja yang udah khatam berkali-kali masih di pending tuh jodohnya, aiih *curhat, eh*.

Buku ini ditulis oleh salah satu pengarang favoritku yaitu pak Cah. Awal mengenal pak Cah memang lewat beberapa buku beliau yang menjadi bahan bacaan wajib di kajian pekananku. Sebut saja Keakhwatan, Di Jalan Dakwah Aku Menikah, Memoar Cinta di Jalan Dakwah, dan masih banyak yang lain. Kekagumanku atas tulisan dan cara berpikir pak Cah semakin menjadi-jadi ketika beliau menjadi founder  Jogja Family Centre, sebuah lembaga yang menangani berbagai permasalahan tentang pernikahan dan keluarga. Bahkan aku juga mengikuti beberapa seminar dimana pak Cah adalah pembicaranya. Segitu amat sih kagumnya sama pak Cah? Well, memang sih. Aku biasanya akan begitu kagum, suka, tertarik ketika ada irisan pemikiran antara aku dan lawan bicara.

Sebenarnya buku ini adalah serial dari wonderful family yang juga ditulis oleh pak Cah. Ada banyak judul buku yang termasuk dalam serial ini, wonderful husband, wonderful wife, wonderful love, wonderful live dan masih banyak wonderful  yang lainnya. But, yang paling relate denganku adalah buku bersampul biru ini, hehehe. Terus buku yang lain kapan relate nya? Soon, insya Allah.

Pak Cah membagi buku ini menjadi tujuh bagian yang ia namakan tujuh catatan. Ketujuh catatan ini masing-masingnya berisi pesan tentang pernikahan. Dimulai dari hakikat pernikahan, kesiapan menikah atau hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi pernikahan. Pokoknya yang nge-blank banget perihal menikah, bahasan pak Cah benar-benar membuat kita tahu banyak hal tentang menikah.

Pemaparan pak Cah juga sangat detail. Bahkan beliau melengkapi dengan data-data yang akurat, misalnya data aborsi atau seks bebas. Aku merasa seperti sedang membaca jurnal penelitian euy, hehe. Ini mencirikan bahwa pak Cah benar-benar melakukan riset untuk menulis buku ini, bukan sekadar nulis doang atau based on his experience. Selain itu, pembahasan topik pernikahannya so complete lah. Mulai dari kriteria pasangan yang baik, perbedaan usia, faktor kufu, kasih tak sampai, proses taaruf, bertemu calon mertua, proses khitbah sampai pada pernikahan. Lengkap, detail dan runut banget deh.

Honestly, buku ini benar-benar membuat pembaca ingin segera menikah dan tentunya mempersiapkan pernikahannya. Persiapan itu bukan hanya sekadar sistematika acara atau ritual adat yang akan dilangsungkan, melainkan lebih kepada persiapan mental dan jiwa. Pernikahan bukan hal yang sekadar diinginkan saja lho, tetapi harus dipersiapkan. Nah, sudah sejauh mana nih persiapan kalian?

Menikah adalah bab mengambil keputusan setelah engkau melakukan proses pencarian. Engkau tidak memerlukan seseorang yang kaya atau rupawan. Engkau hanya memerlukan seseorang yang akan menemanimu, mengerti dirimu, bisa menerima kondisimu, mau menjadi sahabatmu dalam suka dan duka, melewati hidup bersama dalam segala keadaan. (Page 4)





Medan, 02 Mei 2018, 09:47 WIB
In Frame : Lagi nunggu pesanan kopi,
“Eh, fotoin gue dong, pakai buku ini ya”
kenapa harus pakai buku, norak lu”
“Biar gue di endorse buku, heheh”
hmmm”
Dan begitulah hasil fotonya, gadis berjilbab cokelat yang berharap di endorse buku. hehe




***

 
BEAUTY CASE




Judul             : Beauty  Case
Penulis           : Icha Rahmanti
Penerbit          : Gagasmedia
Halaman         : 286

Kesan pertama melihat cover  dari buku ini adalah “wah, aku bakalan baca buku romansa ala-ala remaja nih”. Well, sebenarnya paling nggak banget kalau disuruh baca cerita seperti tenlit-tenlit gitu, ketuaan aku rasanya, hehe. Tapi beberapa teman tetap menyarankan aku agar memasukkan tenlit sebagai bahan koleksi bacaan. Kata mereka nambah kosa kata, nambah ide, dan tentunya nambah tingkat kebaperan *aiih*. Kalian bisa melihat sendiri cover nya kan? Ya, sesuai sih dengan judulnya. Covernya  jelas menampilkan wajah seorang perempuan yang cantik plus kacamata plus lipstik. Terbayang banget nih bahwa novel ini akan menceritakan remaja yang heboh dengan masalah fisik, masalah kecantikan atau kepopuleran. Ya, my guess sih.

But, have you heard? Don’t judge a book by its cover. Ungkapan ini tuh sesuai banget sama buku ini. Antara cover yang alay menurutku very totally different dengan isi cerita yang luar biasa. Well, ini memang bercerita tentang masalah asmara, persahabatan, persaingan dan tentang kecantikan. But, ternyata tidak sesederhana yang aku kira. Cerita dalam novel ini benar-benar di luar prediksiku. Ahh, i fall in love with this novel.

Novel ini bercerita tentang seorang gadis 25 tahun, Nadja Sinka Suwita,  yang hidup di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Ia adalah seorang freelancer jasa desain interior. Tentunya sebagai seorang freelancer membuat dirinya sering mengalami permasalahan ekonomi. Job yang kadang datang kadang tidak, jelas-jelas membuat her financial management is mess. Beruntung ia tinggal di rumah kakak satu-satunya, kak Shana, sehingga ia tidak perlu memikirkan masalah biaya tinggal dan biaya makan.

Kebosanan yang kerap melanda hidupnya berhasil ia atasi dengan kehadiran dua sahabat terbaik, yaitu Obi dan Dian. Obi adalah anak orang kaya, terkenal, serta memiliki relasi yang luas. Obi adalah seorang cowok pebisnis, semua bisnis digawanginya, sehingga Obi adalah the best gimp for Nadja. Semua proyek yang Nadja lakukan berasal dari Obi. Sementara Dian adalah gadis lulusan hukum yang menghabiskan hari-harinya dengan bekerja di sebuah firma hukum. Walau background  ketiga sahabat ini sangat berbeda satu sama lain, tetapi mereka benar-benar saling melengkapi. Bercanda, menghabiskan waktu bersama, mengumpat bersama, menceritakan orang lain pun bersama. Sahabat yang benar-benar klop deh.

Cerita serunya dimulai ketika Nadja bertemu dengan keponakan Haslan Nasution, yaitu Budiarsyah  Nasution. Haslan Nasution sendiri adalah seorang pemimpin partai yang akan maju di arena pemilu waktu itu. Itu artinya, Budi Nasution sendiri di gadang-gadang sebagai replikanya Haslan Nasution. Well, Nadja langsung suka kepada Budi pada pandangan pertama. Secara, Budi itu ganteng, keren, cool, smart, populer, aah eligible man  pokoknya.
Nadja menjadikan Budi sebagai the one and only drop dead gorgeous. Dengan segala keberanian ia berusaha mendekati Budi, membangun komunikasi, and she gets what she wants. She makes a contact, makes a call, and makes a SMS with Budi. It is awesome, isn’t it?
Ia merasa bahwa Budi juga menaruh simpati kepadanya, ya, mungkin menyukainya.

Sampai akhirnya ia bertemu kenyataan bahwa sosok artis yang dikaguminya, Dania Amaranti Soedjono, seorang cover girls tabloid kesayangannya, memiliki hubungan khusus dengan Budi Nasution. Seketika itu ia menjadi begitu benci dengan sosok artis itu, bahkan mengatur berbagai cara agar Dania yang konon katanya cantik jelita itu benar-benar memiliki imej yang jelek di depan publik.

Kekesalan itu semakin memuncak ketika ia harus berada di proyek yang sama dengan Dania. Nadja benar-benar berjuang untuk mendapatkan perhatian Budi. Ia ingin membuktikan bahwa sejatinya ia lebih pantas mendampingi Budi daripada Dania. Well, memang sih ia tidak secantik Dania, tetapi Nadja merasa memiliki kemampuan otak yang tidak dimiliki Dania. Akhirnya ia mulai melakukan hal-hal aneh untuk memenangkan pertandingan yang ia ciptakan sendiri ini. Akankah Nadja memenangkan hati Budi? Kuy dibaca langsung bukunya.

Mba Icha Rahmanti, kok bukunya bagus banget siih? Beneran, aku suka banget. Well, kalau masalah ide udah biasa sih. Persahabatan, cinta, dan kecantikan serta kepopuleran. Aku sering menemukan kisah ini di berbagai buku. Tetapi mba Icha benar-benar apik, rapi, sistematis dalam menggabungkan semua hal itu dalam buku ini. Pesan yang ingin mba Icha sampaikan juga bisa aku serap dengan baik, sangat baik malahan. Mba Icha menjelaskan bagaimana definisi cantik itu sebenarnya, apakah kecantikan itu perlu untuk sebuah hubungan.

Beneran deh aku salut banget. Mba Icha menabrak semua tombol-tombol perasaan di dalam otakku. Aku bisa menangis, gembira, kesal, dan itu berubah-ubah dalam jeda waktu yang singkat. Aah, buat perempuan segera deh baca buku ini, dan pastikan kalian menemukan the new inner beauty  dalam diri kalian. Dan yang paling aku suka, mba Icha meng-combine percakapan dengan bahasa Inggris, iih, aku suka banget mba, beneraaaan.

Bagian favoritku itu ada di part 15  “Trophy vs Partner (page 231-244). Kenapa aku bisa suka? Mungkin karena inilah yang paling relate  dengan kondisi yang aku alami sekarang. What? . Percakapan antara Max dan Nadja. Kamu itu mau mencari trophy atau partner sih? Kalau cuma memimpikan pasangan yang populer, dipuja, kaya, ganteng atau sekadar muasin ego itu mah kamu mau dapat trophy aja. After that?  Ya bakal ditaruh dan dibiarkan berdebu. Nah, kalau kamu nyari partner  yang orientasinya lebih kepada kecocokan jiwa dan visi misi kan lebih keren. Kamu sendiri kalau disuruh memilih mau dijadikan trophy atau partner?




Medan, 22 April 2018, 15 : 12 WIB
Buku ini menamparku dengan keras. Hey Suci, jangan-jangan dia bukan partner  hidupmu, dia hanya sebatas trophy  yang dipuja, diagung-agungkan. Masalahnya sekarang kamu mau nyari trophy atau partner? oke Suci, think smart !




***


 
PETUALANGAN JAMES BOND : BLOOD FEVER




Judul             : Petualangan James Bond : Blood Fever
Penulis           : Charlie Higson
Penerbit          : PT Elex Media Komputindo
Halaman         : 414 halaman

Akhirnya kembali berkutat dengan buku fiksi. Kali ini aku menantang diriku dengan sebuah buku petualangan, misteri, dan pembunuhan. Hmm, jarang banget sih membaca buku jenis ini, karena sedikit scary aja kurasa, hehe. Buku ini adalah kemurahan hati kak Ulfa, salah seorang rekan kerja di kampus. Ahh, kalian tentu berpikir, ternyata buku yang aku khatamkan adalah hasil kebaikan hati orang-orang di sekitarku. Well, indeed  sih. Tapi, bukankah itu gunanya silaturrahmi, persahabatan, serta sebuah kepercayaan?

Buku ini adalah buku kedua dari tujuh serial young bond. Naasnya, aku baru membaca satu buku dan inilah bukunya. Itu artinya, aku melewatkan serial pertama dari young bond ini. Lebih sayangnya lagi, kak Ulfa *yang pintar dan baik hati itu* hanya memiliki dua saja, yaitu buku kedua dan buku ketiga. Beliau mengatakan sudah berburu buku itu di sini dan di situ, but, tidak menemukan serial ini secara lengkap. Semangat mencari lagi kak, semoga bisa melengkapi ketujuh serial ini. Dan aku juga bisa mengkhatamkan ketujuh buku itu. *modus*.

Cover hitam yang menutupi buku ini jelas menggambarkan betapa kelamnya cerita dalam buku ini. Ditambah lagi dengan judul yang antimaisntream banget Blood Fever. Seolah ingin menceritakan bahwa setiap adegan dalam buku ini akan berhubungan dengan darah dan kegelapan tentunya. Overall sih cover  dan judul memang menceritakan isi buku ini, tetapi setelah aku menamatkan buku ini, honestly semuanya berbeda dari perkiraan awalku. Seperti di luar ekspektasiku. Ceritanya tidak begitu seram layaknya judul dan cover, hehe.

Adalah ia James Bond, siswa sebuah sekolah asrama ternama di Inggris, yaitu Eton. Menghabiskan waktu di sekolah ini membuat ia merasa muak. Setiap tempat dan waktu ada aturannya, bahkan cara berpakaian juga diatur di sekolah ini. Hal ini menyebabkan diri dan beberapa temannya membuat sebuah perkumpulan berbahaya. Pekerjaan mereka adalah menyelinap keluar asrama setiap malam, bercerita, minum alkohol dan menghabiskan  beberapa batang rokok.

Hingga suatu hari Bond terjebak dalam penyelinapannya. Ia berada di sebuah rumah dan melihat beberapa aktivitas asing di sana. Bond mengingat dengan jelas bahwa di sana orang-orang menggunakan bahasa Latin dan menggunakan simbol MM di kedua tangannya. Sejak malam itu, Bond menjadi apa maksud dari simbol MM. Ia kembali dikejutkan oleh sebuah gelang bersimbolkan MM terjatuh di lantai sekolahnya.

Sampai akhirnya liburan sekolah datang. Bond mengisi liburannya dengan mengikuti tour sekolah ke sebuah tempat di Sardinia. Peter Haight dan Cooper ffrench adalah dua orang guru yang bertanggung jawab terhadap acara itu. Acara yang diperkirakannya akan sangat menyenangkan, harus berakhir tragis dan menyedihkan. Ia hampir dibunuh oleh gurunya sendiri, melarikan diri ke rumah sepupunya, bertemu milyuner yang jahat, bajak laut yan menculik adik dari sahabatnya. Berbagai peristiwa ini mengantarkan James Bond ke dalam jurang kegelapan. Akankah ia selamat? Berapa nyawa yang berkorban demi  keselamatan James Bond? Berapa kali kematian menghampirinya?

Setelah membaca buku ini, aku menyadari bahwa buku dengan genre misteri dan pembunuhan seperti ini sangat tidak cocok untukku. Aah. Beneran deh, aku terus mencoba menyukai cerita ini, tapi aku benar-benar tidak tertarik. Sebenarnya, Charlie Higson sudah menampilkan cerita terbaik. Buktinya dia berhasil memainkan emosiku ketika membaca novel ini. Aku seolah bisa merasakan perjalanan James Bond di tengah hutan, ketika Ugo memberikan hukuman berupa gigitan nyamuk yang maha dahsyat (dan ini membuat ku bergidik setiap seekor nyamuk berada di sekitarku). Almost perfect.

Akunya saja yang kurang menikmati cerita ini karena tidak tertarik dengan genre ini. Lucu deh, kalau soal film aku jatuh cinta banget dengan film genre misteri, action dan adventure seperti ini. Tapi kalau urusan buku, aku nyerah deh. Sebelumnya ada beberapa buku Agatha Christie yang berhasil aku khatamkan. Tapi ya gitu deh, aku sekadar menamatkannya saja. Tidak tertarik dengan apa yang diceritakan, bahkan jika ada yang bertanya bagaimana bukunya, ya gitulah aku akan menjawab dengan jawaban ala kadarnya. Its mean this book not reccomended for me, hahaha. Tapi, kalau kalian pencinta buku misteri, percaya deh buku ini akan mengantarkan kalian menuju petualangan yang lebih seru, lebih menakjubkan dan tentunya lebih menyeramkan.

Penasaran? Mulailah bergerilya menemukan ketujuh serial ini!






Medan, 20 April 2018, 15 : 42 WIB
Dari dari 30 Bab buku ini, aku jatuh cinta pada bab ketiga. Bukan karena cerita atau tokohnya, tetapi karena judul dari bab tersebut. EMPAT JUNI, itulah judulnya. Hey, it is my birthday, yeeaay !!



***



THE ANGEL INSIDE



Judul            : The Angel Inside
Penulis          : Chris Widener
Penerbit         : Mori Agency Co, Ltd
Halaman         : 126

“Akan datang masa dimana anda harus memutuskan apakah ingin hidup dalam pilihan orang lain atau memilih sendiri hidup yang anda inginkan”

Itu adalah kalimat pertama yang aku temukan ketika membuka lembaran awal buku ini. Menohok sekali. Aku merasa tulisan itu memang dipersembahkan untukku. Kalimat singkat inilah yang kemudian membuat rasa ingin tahuku terhadap buku ini semakin menjadi-jadi. Tanpa berpikir panjang, aku langsung membaca buku ini dan berusaha menamatkan. Well, karena aku biasanya sebelum membaca buku, suka banget ngepoin buku itu. Mencari beberapa informasi di internet tentang buku, membaca sinopsis, mengamati daftar isi, kata pengantar atau mencermati hasil spoiler dari orang-orang. Nah jika menurutku buku itu menarik, baru deh aku mulai membacanya.

Buku ini adalah sebuah buku fiksi yang menceritakan perjalanan seorang pemuda yang tengah putus asa dengan kehidupannya yang ia rasa berantakan. Pemuda itu memilih berlibur ke Florensia, sebuah kota di Italia. Ternyata liburan yang ia anggap sebagai pelarian atas masalahnya menjadikan ia bertemu dengan seorang pria tua yang mengajarkan ia banyak hal mengenai nilai-nilai kehidupan.

Tom Cook, pria yang tengah berputus asa itu belajar dari maha karyanya Michela Angelo, seorang seniman pemahat patung ternama dari Italia. Patung David adalah sebuah maha karya Michela Angelo. Pria tua tersebut mengajarkan banyak hal kepada Tom melalui patung tersebut. Pria tua itu mencoba menemukan potensi diri Tom yang selama ini tidak disadarinya, membangkitkan semangat dan motivasi Tom agar menjadi diri yang sebenarnya.  Pria tua itu menjelaskan mengapa ukuran tangan dan kepala patung David  lebih besar? Lalu, apa hubungannya dengan kehidupan. Mengapa Michela Angelo mampu membuat patung David dengan sangat sempurna? Bagaimana keterkaitan antara memahat dan memoles patung dengan sebuah kehidupan yang dijalani manusia.

Hanya beberapa jam dihabiskan Tom bersama pria itu. Berkeliling ke museum patung David, melanjutkan perjalanan ke sebuah galeri seni, dimana para pemahat patung sedang bekerja, lalu berakhir di sebuah acara makan malam ringan yang istimewa. Walau hanya hitungan beberapa jam saja, Tom mampu mengubah pikirannya mengenai hidup yang ia jalani selama ini. Ia sadar betapa bodohnya ia yang tak mampu melihat potensi yang sebenarnya ia miliki. Pembelajaran yang diberikan oleh pria tua itu benar-benar membuat dirinya seolah terlahir kembali. Ia sangat siap untuk bertempur dengan realita yang akan ia hadapi di negerinya. Dan akhirnya Tom Cook pulang ke negerinya untuk menjadi the new  Tom Cook.

Well, ini memang sebuah kisah fiktif. Tetapi menurutku, buku ini bukan sekadar kisah fiktif saja. Ia adalah sebuah kisah fiksi yang amat baik, bahkan cerita fiksi ini jauh lebih benar daripada fakta. Chris Widener mengemas buku ini dalam bentuk cerita fiksi, akan tetapi pesan dan nilai kehidupan yang ia coba sampaikan tetap tersajikan dengan baik lewat dialog ringan antara Tom dan pria tua.

Honestly, pembahasan Widener di dalam buku bisa dikatakan sedikit rumit dan berat. Ada beberapa istilah tentang dunia seni atau beberapa sejarah tentang Michela Angelo. Hal ini menyebabkan pembaca harus berpikir dan membayangkan seperti apa kondisi yang diceritakan oleh Widener. Bahkan aku sampai searching untuk memastikan kebenaran akan khayalan dan pemikiranku. Nah, cerdiknya beliau, menyederhanakan kerumitan pemikiran itu lewat cerita fiksi dengan dialog yang sederhana. Unique  banget deh. Chris Widener berhasil membuat kita menjadi Tom Cook. Kita seolah bertemu dengan pria tua itu, dan seolah belajar langsung dari dia mengenai nilai-nilai kehidupan. Sehingga setelah menamatkan buku ini, kita seperti terlahir kembali. The New Of Us,  yeaaay!!

Menurutku, buku ini sangat menarik. Very unique banget deh pokoknya. Aku sangat jarang menemukan buku fiksi rasa non fiksi seperti ini. Jadi, buat kalian yang ingin belajar tanpa merasa digurui, aku rasa buku ini cocok dengan kalian. Memang pria itu itu sedang mengajari Tom, tetapi sejatinya ia sedang mengajari kita, yang sedang membaca buku ini. Walau ini buku lama, nggak rugi kok kalau kalian juga berhasil menamatkan buku ini. Happy  Reading Everyone.




Medan, 6  April 2018, 14 : 57
Buku ini akhirnya membuatku bertanya pada diri sendiri, ‘apakah aku benar-benar bahagia dengan pekerjaanku saat ini?’. Dan aku belum menemukan jawaban yang pasti, aiih.



***

  
 MOSLEM MILLIONAIRE


Ruang Dosen Universitas Potensi Utama, Medan, Sumatera Utara

Judul                : Moslem Millionaire
Penulis               : Ippho Santosa
Penerbit              : PT Elex Media Komputindo
Halaman              : 100

 
Setelah sekian lama menghabiskan waktu dengan novel, aku kembali bergelut dengan buku non fiksi. Menurutku membuat bahan bacaan selang seling seperti ini akan sangat membantu otakku dalam me-refresh semua sistem yang sedang bekerja, hihihi. Buku yang aku khatamkan hanya dua hari ini (padahal cuma 100 halaman, tapi aku membutuhkan dua hari, aiihh) adalah kemurahan hati kak Afifah. Beliau dengan senang hati meminjamkan (kembali) dua buku terbaiknya kepada aku. Eits, tenang saja, aku akan review bukunya di sini kok. Terima kasih kak Afifah, hehe. Jika bukan karena Maha Kuasa nya Allah yang menggerakan hati kakak untuk meminjamkan buku kepadaku, maka aku akan kehabisan bacaan di akhir bulan ini.

Ini adalah buku kedua karangan mas Ippho yang berhasil aku khatamkan untuk tahun ini. Sebenarnya aku lebih suka melihat dan belajar melalui video atau postingan mas Ippho. Jujur ya, baru tiga buku mas Ippho yang aku khatamkan, tujuh keajaiban rezeki, wow, dan moslem millionaire. Entah kenapa aku tidak begitu prefer  dengan tulisan mas Ippho dalam bentuk buku, hihi. Itu juga mengapa ketiga buku mas Ippho yang aku baca, merupakan hasil pinjam dari mereka yang berbaik hati meminjamkan kepadaku. Hehehe.

Buku terbitan 2013 ini merupakan serial kelanjutan dari beberapa buku mas Ippho lainnya yaitu Hanya 2 Menit, 7 Keajaiban Rezeki,  dan  Percepatan Rezeki. Sayangnya, aku baru membaca dua buku saja, aihh. Dari judul saja mungkin sudah sangat terlihat kemana arah pembicaraan buku ini, dtambah lagi dengan background nya mas Ippho, sehingga para pembaca tahu buku ini akan bercerita tentang apa.

Untuk masalah cover, hmm gimana ya? menurutku sedikit kurang nyambung sih (mungkin seleraku jelek, maafkeun). Mas Ippho memilih cover bergambarkan seorang perempuan shalihah yang mengenakan cadar. Menurutku, kurang cocok saja dengan judulnya Moslem Millionaire. Jujur ya mas, bermodalkan hanya melihat cover tanpa menghiraukan judul, aku pikir ini adalah buku tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan perempuan. Eeh, tahunya, hehehe. Mungkin diganti degan yang universal lebih bagus sih mas, misalnya gambar uang, istana atau gambar sebuah padang pasir (seperti 7 keajaiban rezeki) menurutku lebih cocok sih.

Mas Ippho meramu tulisan ini dalam tujuh bab yang semuanya membahas perihal cinta. Keajaiban cinta, kebesaran cinta, pengorbanan cinta dan lainnya, cocok sekali dengan tag line  yang mas Ippho tampilkan di cover, yaitu menguasai cinta dan harta dalam 365 hari. Cinta, menjadi hal yang paling ditekan mas Ippho dalam buku ini. Diawali dengan menyadarkan pembaca betapa pentingnya cinta, menyajikan berbagai kisah cinta yang luar biasa atau betapa luar biasanya hidup yang dipenuhi banyak cinta. Mas Ippho mengelompokkan cinta menjadi tiga yaitu

            Rational love, yaitu cinta terhadap sesuatu. Emotional love, yaitu cinta terhadap
            Orang yang dicintai dan Spritual love yaitu cinta karena Allah.  (Halaman 16)

Mas Ippho juga tidak lupa mengaitkan konsep cinta dan rezeki (ini nih mas Ippho banget). Apakah harus menabung atau sedekah? Bagaimana menyikapi sebuah kegagalan dan pembelajaran? Dan masih banyak hal lainnya. Semuanya dibingkai dalam cinta, artinya mas Ippho mengaitkan semua pembahasannya dengan cinta. Betapa cinta dapat menjadikan kita menjadi kaya, berkah dan berlimpah. Cinta kepada siapa? Bagaimana caranya? Aah, lebih baik kalian baca langsung bukunya mas Ippho ini, hehe.

Menuruku, ide yang diangkat mas Ippho sangat menarik. Ia mencoba mengaitkan perihal rezeki dan cinta, sangat jarang sih menurutku (entah wawasan perbukuan ku yang kurang, hehe). Hanya saja penyajian kontennya menurutku ‘sedikit berantakan’. Memang ada tujuh bab yang dibahas mas Ippho dalam buku ini, sayangnya setiap bab aku rasa kurang fokus aja. Awalnya membahas betapa cinta mempengaruhi rezeki, eh langsung saja ke antusiasme, terus ke pembelajaran, menghadapi kegagalan, hihih terlalu jumping banget pembahasannya mas. Entah aku yang kurang fokus membaca entah gimana ya, pokoknya setiap lembaran dengan judul baru, pasti deh aku bingung ‘kok kesini ya?’, hehehe. Paling bingung itu ketika ketemu bab tujuh. Aku pikir mas Ippho masih ingin menuliskan hal tentang rahasia cinta, ee tahunya hanya sebuah pernyataan pendek tiga baris. ‘Apa-apaan ini?’, setidaknya itu kalimat yang keluar ketika aku membalik halaman bab tujuh itu. Aku juga kurang mengerti apa sebenarnya maksud mas Ippho. Aku malahan berpikir, buku itu miss beberapa halaman, tetapi ketika aku cek, kondisi buku baik kok. Jadi kenapa ya? Ahh entahlah.

Cara penulisan mas Ippho sih standar banget, hehe. Aku juga heran, buku dengan 100 halaman ini bisa laku jutaan eksemplar dengan harga yang lumayan tinggi. Hhm, mungkin karena branded  kali ya, siapa sih yang nggak kenal dengan mas Ippho, hehe. Selain itu mas Ippho bisa menghadirkan sebuah saran yang aplikatif banget dalam meningkatkan bisnis seseorang. Nah, disini nih nilai jual buku mas Ippho. Tapi kalau cara penulisan, pemilihan kosa kata, sistematika tulisan, aah mas Ippho masih belum ada apa-apanya dengan penulis lainnya. Heheh, maaf ya mas.

Rekomendasi nggak ya? jelas dong. Buatku gak ada yang buku yang jelek kok, selama yang disampaikannya adalah kebenaran. Kita saja yang kurang menikmati buku tersebut. Dan aku? Kurang menikmati buku ini, hehehe.



 
Medan, 29 Maret 2018
Tulisan ini ditutup dengan hadirnya hujan di kota Medan. Allahuma Shayyiban Nafi’an.
Berdoa, MULAI !



***


BIDADARI BERMATA BENING




Judul           : Bidadari Bermata Bening
Penulis          : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit          : Republika, 2017
Halaman         : 337

Akhirnya buku ini sampai di tanganku setelah satu bulan buku ini beredar di toko buku. Ya, aku termasuk yang terlambat membaca buku ini. Padahal ngakunya fans berat kang Abik, hehe. Membeli buku ini sungguh tidak memerlukan banyak alasan, banyak pendapat atau direkomendasikan seseorang. Bagaimana tidak, ini adalah novel karyanya Kang Abik. Hampir tidak ada novel kang Abik yang tidak aku suka. Ya, aku benar-benar jatuh cinta dengan semua novelnya kang Abik. Memang sangat pantas jika beliau dinobatkan sebagai novelis nomor satu di Indonesia. Tabarakallahu ya Kang Abik.

Untuk kali ini, seperti biasa, Kang Abik memberikan kejutan kepada pembaca melalui sebuah novel bercover pink ini. Jujur ya Kang, aku suka sekali covernya, terlebih lagi warnanya, so feminism banget deh. Novel ini becerita tentang seorang gadis cantik, pintar dan shalihah bernama Ayna Madeeya. Seorang gadis keturunan Kaliwenang dan Palestina. Tentunya akan sangat tergambar betapa cantiknya wajah Ayna. Guratan lembutnya paras gadis Jawa nan ayu yang dikombinasikan dengan wajah ala timur tengah benar-benar membuat Ayna layaknya seorang bidadari. Ya, bidadari bermata bening.

Ayna adalah seorang yatim piatu, ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, sementara ibunya meninggal saat ia beranjak remaja. Satu-satu keluarga yang dimiliki adalah pak de nya. Berharap mendapat keberlimpahan kasih sayang dari pak de nya, ia malah tidak diperdulikan, tidak diurus bahkan hampir tidak dianggap oleh keluarganya. Hal inilah yang kemudian membuat ia memutuskan untuk mengahabiskan masa remajanya di sebuah pesantren Desa Candiretno. Keterbatasan dana yang dimiliki membuat Ayna tidak hanya menjadi santri di sana, tapi juga menjadi khadimat (pembantu) yang bertugas di dapur pesantren dan membantu keperluan keluarga Nyai.

Walau Ayna berbeda dari teman-temannya yang bisa fokus belajar, ia merasa beruntung bisa menjadi khadimat. Selain bisa mengenal keluarga Nyai dengan baik, ia juga sangat dipercaya untuk beberapa urusan internal keluarga Nyai. Ayna juga termasuk gadis yang pintar. Buktinya ia mengukir beberapa prestasi nan gemilang selama di pesantren. Sebut saja peraih juara kelas, juara karate bahkan ia adalah peraih nilai tertinggi UN jurusan IPS se Jawa Tengah. Gadis pintar ini tentunya bermimpi melanjutkan kuliah dan kemudian menikah dengan lelaki pujaannya, yaitu Gus Afif, teman seangkatannya yang tak lain adalah anak pimpinan pesantren.

Sayangnya, semuanya hanya tinggal mimpi. Ayna terpaksa mengubur mimpi itu karena ia dijodohkan paksa oleh pak de nya dengan Yoyok, pria di kampungnya. Yoyok adalah anak seorang konglomerat, memiliki bisnis yang berkembang, harta yang banyak, bahkan ia adalah seorang anggota DPRD. Pernikahan antara dirinya dan Yoyok adalah akal bulus pak de nya dan keluarga Yoyok untuk menarik simpati masyarakat agar Yoyok bisa terus berkarier di DPR dan pak de nya bisa menjadi lurah.

Walau Ayna mengetahui niat jahat pak de nya, ia tetap bersabar menghadapi kenyataan. Ia terus berjuang melawan orang-orang yang menzholiminya. Bersabar atas tindakan Yoyok yang sangat tidak terpuji. Akhirnya takdir membuat dirinya harus bercerai dengan Yoyok, kemudian ia melarikan diri di ibu kota, hidup luntang lantung di jalanan, makan dari sisa remah nasi di pinggir jalan. Hingga Allah mengirimkan bantuan Nya lewat seorang ibu konglomerat, yaitu ibu Rosyidah. Seluruh kehidupan Ayna berubah 180 derajat setelah bertemu ibu Rosyidah. Berawal dari menjadi OB di kantor ibu Rosyidah, sekretaris pribadi, tangan kanan, diberikan bisnis, bahkan dianggap seperti anak sendiri. Kesabaran yang terus ia pupuk hari ke hari benar-benar dijawab oleh Allah. Akhirnya Ayna bertemu dan menikah dengan lelaki yang ia cintai, Gus Afif.

Ini adalah sebuah novel pembangun jiwa yang hadir dengan konflik ringan. Ya, dibandingkan dengan novel yang lain, kang Abik mengemas novel ini lebih ringat tetapi tetap sarat makna. Banyak adegan atau cerita di luar ekspektasi pembaca. Bahkan pembaca di buat bertanya-tanya tentang alur cerita. Sayangnya, terlalu banyak typo di novel ini. Aku bahkan merasa kang Abik terlalu merampingkan beberapa adegan penting dalam novel ini. Misalnya saja ketika Ayna bertemu dengan bu Nurjannah, teman almarhumah ibunya semasa di Yaman. Atau adegan ketika bertemu dengan Ameera, saudara se ayah beda ibu. Dan masih banyak cerita yang menurut aku bagus banget, tetapi kang Abik malah men skip cerita tersebut.

But, overall novel ini bagus. Reccomended  banget deh untuk dilahap. Kalau cerita Dylan adalah tentang seseorang yang dijanjikan kemudian ditinggal nikah, maka novel ini bercerita tentang dua orang yang berjanji, kemudian takdir memisahkan tetapi mereka menikah dah hidup bahagia selamanya.

Pada penasaran kan gimana kisah cinta Ayna dan Afif? Kuy dibaca bukunya!


Medan, 25 Maret 2018, 15 : 39 WIB
Aku tahu ini sudah sangat terlambat untuk menuliskan resensi dari buku yang aku baca. Tenang, aku masih semangat kok dengan one week one book.



***

 
BINTANG


Judul             : Bintang
Penulis           : Tere Liye
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman          : 380

Setelah berjuang melawan kesibukan, berpacu dengan waktu serta bertarung dengan kemalasan, alhamdulillah buku om Tere Liye ini aku khatamkan juga. Walau ada rasa ‘sesak’ karena ini baru buku ke-lima di tahun ini, padahal ini sudah minggu ketujuh di tahun 2018. It means aku punya dua hutang buku untuk aku selesaikan, Hoaaam.

Buku ini adalah kebaikan hati seseorang remaja cantik, pintar, baik hati, diidolakan di sekolahnya(ngakunya sih dia begitu, tapi nyatanya, hehe) a.k.a. Aindah, murid les privatku. Ia memberikan buku ini karena dia mengagumiku (eh, kok jadi narsis, maafkeun), buku ini diberikan karena dia salah membeli buku di Gramedia. Dia sering banget ngelihat teman-temannya petantang-petenteng bawa buku ini, alhasil tanpa membaca sinopsis secara lengkap, diapun langsung membelinya. Ketika Aindah membaca beberapa halaman pertama, perutnya langsung mual, hahaha. Drama inilah yang kemudian mengantarkan buku ini menjadi milikku seutuhnya, terima kasih Aindah yang cantik, pintar, baik hati dan diidolakan (katanya, ehm).

Satu lagi, ini merupakan salah satu dari list  yang harus aku cari, temu dan khatamkan. Dan aku memang sudah berencana di bulan Januari ini aku harus membeli buku ini. Aku memang belum sempat mendoakannya berkali-kali, tetapi sekali lagi Allah itu beneran Maha Baik. Di awal Januari, Allah kirimkan langsung buku ini untukku melalui drama seorang remaja yang ‘salah’ beli buku. Alhamdulillah.

Buku Bintang ini adalah sebuah fiksi fantasi. Dan untuk kali pertama, Bintang dan teman-temannya menjadi karya pertama om Tere Liye yang bernuansa Fantasi, #eeh. Biasanya om Tere Liye suka menulis tentang romansa, kasih sayang atau peliknya hidup. Aku beneran jatuh cinta dengan setiap karangannya omTere Liye, #narsis. Akan tetapi, Bintang dan teman-temannya memberi nuansa berbeda dalam karya om Tere Liye. Buku Bintang sendiri merupakan kelanjutan dari buku pendahulunya yang juga menceritakan hal yang sama, yaitu Bumi, Bulan dan Matahari.

Bintang bercerita tentang tiga kisah remaja istimewa yang memiliki kekuatan luar biasa yaitu Ali, Raib dan Seli. Ali dengan kemampuan teknologinya yang keren, bisa menjelma menjadi seekor beruang serta memiliki ide genius yang sangat membantu. Raib dengan kemampuan menghilang, mengeluarkan hawa dingin dari tangannya sehingga bisa membekukan sesuatu serta menyembuhkan penyakit dengan cepat. Atau Seli dengan kemampuan mengeluarkan petir dari tangannya. Remaja istimewa yang harus berpura-pura menjadi remaja yang ‘biasa saja’ ketika menjelma menjadi anak-anak bumi.

Petualangan dimulai ketika ketiga remaja itu tersesat di Klan Bintang (istilah yang digunakan oleh om Tere Liye). Sebuah tempat yang berada di dimensi lain, tepatnya di pusat bumi. Ketiga remaja itu mendengar informasi bahwa Dewa Kota Klan Bintang akan menghancurkan pasak bumi yang nantinya menghancurkan ketiga Klan yang ada yaitu Klan Bumi, Klan Bulan dan Klan Matahari dengan menyisakan Klan Bintang saja.

Informasi yang teramat penting ini menyebabkan mereka terjebak lagi dalam petualangan ke Klan Bintang bersama beberapa pasukan hebat dari Klan Bumi, Klan Bulan dan Klan Matahari. Termasuk di tim mereka Miss Selena, guru sekolah mereka yang ternyata juga merupakan orang yang memiliki kekuatan. Mereka ingin menemukan pasak bumi yang akan dihancurkan oleh Dewan Kota untuk kemudian dibatalkan. Ada ribuan titik pasak bumi yang harus mereka perika, tetapi berkat kegeniusan Ali, ia mampu menyisakan enam titik yang harus mereka periksa. Bermodalkan enam titik, berangkatlah tim luar biasa ini ke Klan Bintang demi menyelamatkan peradaban.

Selama perjalanan tim ini memiliki banyak cerita, banyak kendala dan banyak duka. Seperti harus kehilangan salah seorang tim mereka ketika melewati hutan Taiga. Diserang laba-laba dengan bentuk yang mengerikan dan ganas. Terjebak di tempat pengelolaan sampah yang ternyata adalah teman mereka, bermain-main di Pusat Kota Klan Bintang, berhadapan dengan robot Elang Hitam yang merupakan teknologi terbaru dari Klan Bintang dan masih banyak cerita yang seru dan menarik dari perjalanan ketiga remaja ini. *eh aku sangat spoiler?*.

Ternyata, enam titik yang menjadi incaran itu sama sekali bukan pasak bumi yang akan dihancurkan oleh Dewan Kota. Lalu? Apakah pasak bumi beneran dihancurkan? Apakah misi tim hebat ini berhasil? Aah, aku gak mau spoiler lagi. Silakan kalian baca kelanjutannya di buku om Tere Liye. Hehehe.

Sebagai salah satu penikmat Fantasi, karangan om Tere Liye tidak cukup buruk kok, #eh, it means kurang bagus sih, hehe. Pertama aku ingin nilai dari sisi cover. Menurutku cover Bintang ini kurang menggigit saja, terkesan sumpek, terlalu rame dan sedikit ‘menyeramkan’, hehehe. Kalau dari segi isi sudah sangat bagus. Pembaca masih bisa tetap mengikuti jalan cerita walau tidak menamatkan novel Bumi, Bulan dan Matahari. Gaya om Tere Liye menceritakan *seperti biasa* bagus. Aku bisa membayangkan betapa gelapnya lorong yang mereka lalui, betapa hebatnya teknologi Klan Bintang, betapa menyeramkannya Robot Elang Hitam bahkan aku bisa membayangkan wajah Ali yang genius dan nakal ini, hehe. Tetapi, jika berbicara fantasi, maka Stephenie Meyer adalah penulis terbaikku, heheh. Oom Tere Liye mah belum ada apa-apanya dengan uncle Meyer.

Honestly, aku sebenarnya kurang suka dengan empat buku terbaru Tere Liye ini karena mengangkat cerita fantasi. Aku lebih prefer ketika Tere Liye menulis buku tentang romansa atau nilai kehidupannya. Lebih hidup, lebih nyata, dan lebih sarat makna (hey, ini menurutku ya). Aku jatuh cinta dengan om Tere Liye karena tulisannya yang seolah hidup dan beneran sarat makna, jadi please dong om, jangan buat illfeel  dengan tulisan-tulisan yang beginian. Hehehe.
Kalian mau dengar kabar buruknya? Cerita Klan Bintang ini masih berlanjut. Coba tebak apa kelanjutannya? Komet. Haha. Kira-kira ada berapa sequel yang akan ditulis oleh oom Tere Liye? Secara benda luar angkasa itu kan banyak tuh, jadi kalau masing-masingnya dibuatkan novel, waaah...gak kebayang deh. Ada novel Asteroid, novel Meteor, novel Black Hole, dan benda-benda lainnya. Hehehe.

Kalau kamu bukan penggila Fantasi, jangan coba-coba deh baca buku ini. Kamu akan mual-mual di beberapa bab pertama, hahaha. Masih banyak, eh sangat banyak maksudnya, buku om Tere Liye yang bercerita selain fantasi. Bukan bukunya yang kurang bagus, kita yang tidak tahu cara menikmati buku tersebut. Jadi, selamat menikmati berbagai buku oom Tere Liye!



Medan, 15 Februari 2018, 13:51
Ada borang kampus yang mau dikerjakan. Ada pembahasan soal matematika yang harus diselesaikan. Ada tugas yang harus dikoreksi. Entah kenapa pilihan pertama menulis resensi ini, aah. Betapa ternyata menulis adalah moodbooster terbaikku.



***


 
WOW!


Judul              : Wow !
Penulis            : Ippho Santosa dan Tantowi Yahya
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman          : 192

Alhamdulillah ini adalah buku keempat yang berhasil aku santap untuk tahun ini. Sejauh ini program one book one week masih berjalan dengan lancar, hehe. Buku berikutnya apa? Tenang, aku sedang menghabiskan sebuah novel, ditunggu ya resensinya. Buku Wow ini juga hasil kemurahan hati kak Afifah, didua resensi buku terakhir selalu membicarakan kak Afifah. Kami ada program untuk saling bertukar buku. Kak Afifah meminjamkan dua buku terbaiknya, sedangkan aku meminjamkan dua novel terbaru milikku. Terima kasih kak Afifah, semoga Allah membalas semua kebaikan hatimu, aamin.

Buku besutan mas Ippho ini merupakan buku bisnis. Sepertinya kak Afifah tahu kalau ghiroh bisnisku lagi nge-down banget, alhasil buku ini beliau pinjamkan, hehe. Buku yang juga merangkum tulisan Tantowi Yahya ini benar-benar WOW sekali, kurang lebih seperti judulnya. Buku ini bercerita tentang bisnis, bisnis yang aku maksud adalah sebuah bisnis besar. Apa itu? Sebut saja bisnis jual beli kendaraan, bisnis properti, bisnis ritel, bisnis jasa manajemen artis, dan tentunya banyak contoh bisnis dengan skala besar lainnya. Sementara bisnis yang aku geluti? Hahaha, hanya bisnis beberapa helai baju yang stok dari tanah abang. Memang tidak terdapat irisan antara bisnisku dan buku ini, bahkan bisa dikatakan sangat tidak cocok. Bisnisku akan sangat malu sekali jika aku sandingkan dengan bisnis-bisnis yang diutarakan oleh mas Ippho. Walau didera berbagai alasan yang ‘nyeleneh’, alhamdulillah aku berhasil menamatkan buku ini. Yeay !

Ketertarikan untuk membaca buku ini berawal dari halaman belakang buku ini. Mas Ippho mencoba mengundang keingintahuan pembaca dengan menghadirkan beberapa pertanyaan yang membuat rasa ingin tahu semakin menjadi-jadi, contohnya ;
·               #  Apa yang membuat Tantowi Yahya tetap terdepan selama 2 dekade?
·              #  Apa persamaan Menara Pisa dan Jam Gadang?
·              #   Mengapa album Radja, Ungu dan Peterpan laris manis?
·             #   Mengapa Spongebob menjadi kartun terfavorit sedunia?
Dan masih banyak pertanyaan menggelitik yang ditampilkan mas Ippho. Pertanyaan yang sejatinya juga dipertanyakan oleh kebanyakan orang sehingga membuat pembaca semakin tergiur untuk menamatkan buku ini, nah termasuklah aku didalamnya. Trik mas Ippho benar-benar bagus, aku acungi jempol deh.

Kontens dari buku ini fokus ke marketing, ahh semoga kalian yang belum terjun ke dunia bisnis memahami istilah ini ya, hehe. Sekali lagi, marketing yang dimaksud adalah untuk skala besar. Buku ini mengajak pembaca lebih ‘melek’ mengenai pemasaran bisnis tanpa rumit, ribet dan berbelit-belit. Itulah alasannya mas Ippho tanpa ba bi bu lagi langsung menjelaskan 25 formula terbaiknya dalam melakukan marketing. Mas Ippho juga menghadirkan cara yang berbeda ketika menyajikan formula tersebut, sebut saja dengan diksi yang terkesan frontal, heheh. Misalnya saja formula 1 yang berjudul Kenanglah Malam Pertama atau formula 9 Amatilah Lagu SMS, bahkan formula 17 Bunuhlah Shakespeare. Pilihan kata mas Ippho benar-benar berbeda sehingga mengundang rasa ingin tahu pembaca apa maksud formula frontal yang disajikan oleh mas Ippho, trik yang bagus mas. Ternyata, judul frontal itu hanya sekadar judul lho, mas Ippho sejatinya tidak menceritakan tentang lagu SMS atau Shakespeare. Beliau hanya membuat analogi untuk mengarahkan pembaca agar lebih memahami trik pemasaran yang ia maksudkan. Melalui analogi yang ia bangun, pembaca benar-benar memahami konsep pemasaran yang ingin disampaikan.

Buku bisnis ini sangat berbeda dari beberapa buku bisnis lainnya. Biasanya, buku bisnis akan cenderung serius dan menggunakan gaya bahasa yang kaku, namanya juga belajar kan ya. Tapi mas Ippho membuat buku ini berbeda dari yang pernah aku baca. Beliau bahkan meminimalisir istilah-istilah perbisnisan yang membuat sakit kepala, itulah yang kemudian diganti dengan analogi yang menggelitik, sehingga pembaca mendapatkan ‘aha’ dari setiap analogi yang disampaikan mas Ippho. Selain itu mas Ippho menyelipkan beberapa gambar di setiap formulanya. Walau terkadang menurutku agak ‘maksa’ aja, hehe. Buku mas Ippho didesain dalam form hitam putih, ketika ditambahkan beberapa gambar yang juga hitam putih, entahlah itu seperti merusak suasana saja. Terlebih lagi gambar mas Ippho hanya berukuran kecil, jadi aku ngerasa gambarnya cuma pelengkap penderita, bahkan lebih bagus lagi gak usah deh pakai gambar-gambar gitu. Hehehe.

But, overall  buku karangan Ippho Santosa ini awesome  banget. Gaya bahasanya keren, pilihan katanya juga bagus dan mengundang rasa ingin tahu. Aku mencoba menamatkan buku ini dengan tertatih-tatih, eeh. Padahal buku ini tipis lho, bahkan mas Ippho mengatakan buku bisa dikhatamkan hanya dalam hitungan jam saja, nah aku? Hampir membutuhkan 3 hari untuk menghabiskannya, hehe. Mungkin karena kesibukan (eh, kok sok sibuk ya) dan terlebih lagi aku tidak begitu suka dengan buku bisnis seperti ini. Kurang cocok saja dengan bisnis yang aku geluti, mungkin itu adalah penyebab utamanya. Jadi, buat kalian yang memang nyari ilmu tentang pemasaran, buku ini cocok banget deh, dijamin. Tapi, ketika kalian hanya ingin baca-baca aja, hehe, mending cari buku lain saja, takutnya gak menikmati bacaannya.





Medan, 6  Februari 2018, 09:07
Hari-hari libur beraktivitas di kampus telah dimulai. Itu artinya, buka laptopmu, selesaikan proposal penelitianmu, bereskan tulisan untuk buku-bukumu, Hufft..kok gak ada yang ngajak liburan yak?



***



REZEKI ITU MISTERI, MATI ITU PASTI


Judul             : Rezeki Itu Misteri, Mati Itu Pasti
Penulis           : Ali Akbar
Penerbit          : Mizania
Halaman          : 200


Tulisan ini aku persembahkan untuk seseorang yang berbaik hati telah meminjamkan buku ini. Semangat one book one week membuatku memutar otak bagaimana bisa menemukan buku yang akan dilahap setiap harinya. Dan alhamdulillah Allah memberikan pertolonganNya lewat kak Afifah. Dosen Bahasa Inggris ini memberikan dua buku sekaligus untuk aku lahap. Masha Allah, terima kasih kak Afifah. Tulisan ini untuk kakak ya!

Rezeki itu Misteri, Mati itu Pasti. Jujur ya, judul ini kurang menarik bagiku. Entah kenapa aku merasa judul ini terkesan sangat ‘berat’. Aku pikir aku akan mengerahkan segala pikiran dan perhatianku dalam membaca buku ini. Dan ternyata aku salah besar. Buku ini benar-benar di luar ekspektasiku. Mas Ali menyajikan buku ini sangat berbeda dari apa yang aku bayangkan, pilihan kata yang digunakan juga sangat renyah tapi tidak kehilangan makna.

Ini adalah sebuah buku motivasi. Buku yang sangat mempengaruhi orang-orang yang ingin hidup berkelimpahan, bukan orang yang ingin kaya. Mas Ali membedakan antara orang yang berkelimpahan dan orang yang kaya. Menurut mas Ali cita-cita seharusnya manusia bukanlah untuk menjadi kaya, tetapi menjadi keberlimpahan. Keberlimpahan didefinisikan mas Ali bukan hanya tentang kepemilikan harta, income yang diperoleh perusahaan, tetapi lebih ditekankan seberapa bergunanya diri untuk kepentingan orang lain, apa yang orang lain bisa dapatkan dari kita. Jadi, ubahlah cita-cita menjadi untuk berkelimpahan. Dan satu-satunya cara agar diri dan hati ini merasa berkelimpahan adalah dengan mengingat kematian.

Mas Ali membagi buku ini menjadi dua bagian, bagian pertama; Rezeki Itu Misteri, dan bagian kedua; Mati Itu Pasti. Pada bagian pertama yang terdiri dari lima bab ini mengupas tentang motivasi dan cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan hidup yang berkelimpahan. Di awal bab Mas Ali mempengaruhi kita agar mengubah mindset  hidup dari kaya menjadi berkelimpahan. Tak lupa mas Ali juga memberikan panduan agar pembaca menjadi pribadi yang benar-benar bahagia dan berkelimpahan. Sebut saja dengan berbakti kepada ibunda, menghindari keburukan, jiwa yang tamak, perbanyak syukur, menjauhi ketakutan berlebihan, menjauhi kebodohan dan mengoptimalkan hidup  dengan mempersiapkan kematian.

Bagian kedua; Mati Itu Pasti terdiiri dari sepuluh bab. Terlihat bahwa ternyata mas Ali lebih concern terhadap kematian, buktinya beliau membahas bagian ini dalam sepuluh bab. Pada bagian ini mas Ali membuka pikiran kita ternyata inti dari hidup ini adalah mempersiapkan kematian terbaik. Mas Ali berbagi tips tentang bagaimana mempersiapkan kematian yang diharapkan. Eits, tenang saja! Ini bukan pelajaran tentang sakaratul maut atau azab kubur (hihi), mas Ali mengemasnya dalam bahasa yang ringan kok, jadi gak bakalan memunculkan kerutan di kening kita, hehe.
Ada yang unik dari buku ini yaitu mas Ali memasukkan unsur-unsur  seorang pebisnis online, nah lo?. Terlepas beliau memang seseorang yang pekerjaannya menjelajahi dunia maya, beliau sering mengaitkan contoh yang diberikan dengan bisnis online yang digelutinya, mungkin sekalian promosi kali ya, hehehe. Jadi, membaca buku ini seolah membaca buku bisnis gitu, hihihi.

Hal yang istimewa dari buku ini adalah idenya. Entah kenapa aku menangkap pola pikir mas Ali yang sangat berbeda dari orang kebanyakan, terutama dariku. Banyak cara pikir menarik yang mas Ali suguhkan kepadaku. Sebut saja tentang memaafkan, bagi mas Ali memaafkan itu bukan hadiah yang bisa diberikan kapan saja, tapi maaf itu adalah obat. Obat bagi hati kita sendiri agar bisa menjalani masa depan dengan lebih indah. Jika memang maaf itu adalah obat, maka berikan ia segera, agar hatimu segera sembuh. Aah, aku menyukai cara berpikir yang ini. Good job mas Ali!. Buku ini juga mengajarkanku bahwa ternyata untuk menghidupkan sebuah kehidupan itu adalah dengan mempersiapkan kematian. Masha Allah. Sebuah logika terbalik yang disajikan mas Ali, dan ini benar-benar ‘menohok’ ku. Sebuah pesan mas Ali yang juga ‘sesuatu’ untukku adalah hiduplah berkelimpahan, sehingga kau benar-benar menikmati hidupmu. Muda dikejar harta, tua dikejar tahta, meninggal dikejar syurga, Ahh Masha Allah.

Layaklah jika kak Afifah mengatakan ini adalah salah satu dari banyak buku terbaiknya, karena memang ini benar-benar buku terbaik. Aku tidak hanya suka dengan gaya bahasa mas Ali, tapi aku benar-benar jatuh cinta berkali-kali dengan pola pikir dan cara pandang mas Ali terhadap sesuatu. Aku tidak ingin jatuh cinta sendiri, makanya yok baca buku ini!.




Medan, 2 Februari 2018, 21 : 13
Malam ini tiba-tiba semua agenda cancel. Dan disaat itu aku merasakan Allah itu Maha Baik telah memberikan waktu  me time untukku. Me time? Ya. Menulis adalah me time terbaik untukku.



***



RUMAH  PELANGI
Judul                : Rumah Pelangi
Penulis              : Hj. Samsikin Abu Daldiri
Penerbit             : Arti Bumi Intaran
Halaman            : 337

Ini buku turunannya Laskar Pelangi ya? Begitulah yang terlintas dalam benakku ketika seorang teman menyuguhkan buku ini. Desain covernya yang hampir menyerupai Laskar Pelangi lah yang menjadi alasan kenapa aku berpikir seperti itu. Buku ini terbitan tahun 2008, dan aku baru menemukannya tahun 2018, wah  ternyata aku membutuhkan waktu 10 tahun untuk menemukan kemudian membaca buku ini. Hehe. Buku ini adalah hasil percikan iman seorang teman. Terima kasih telah berbaik hati meminjamkan buku ini. Kata beliau ini adalah salah satu buku terbaiknya. Dan seperti janjiku, aku aka mencoba membuat review dari buku ini.

Aku ingin bahas dari judulnya. Jujur, ketika aku membaca judulnya yang terbayang adalah sebuah kisah tentang keluarga atau sekolah. Aku pikir novel klasik ini akan menceritkan banyak hal tentang tempat, tentang rumah. Ternyata tidak. Tebakanku benar-benar salah. Kisah ini merupakan kisah petualangan. Petulangan sebuah gadis luar biasa ke berbagai tempat. Lalu, dimana letak rumah pelanginya? Akupun tak tahu. Di dalam novel ini aku tak menemukan sesuatu yang disebut ‘rumah’ ataupun ‘pelangi’. Tapi ingat ketika menulis kelas menulis onlinenya Pak Cah, yang penting itu judul, isi mah tergantung penulis wae lah. Mungkin prinsip ini yang kemudian dilakukan oleh penulis.

Rumah Pelangi merupakan kisah nyata penulisnya, mungkin bisa kita sebut dengan autobiographi. Hj. Samsikin adalah tokoh utama ‘aku’ di dalam novel ini. Beliau itu perempuan lho, jadi jangan salah sangka dengan nama beliau. Latar di novel ini hampir semua berada di Kota Yogyakarta, beberapa juga ada di Solo.

Sam, begitulah Hj Samsikin dipanggil merupakan gadis desa yang pindah yang pintar, ceria, supel, ramah, dan sederhana. Ia harus meninggalkan desanya untuk tinggal bersama pak de dan budenya di Kota Yogya demi meneruskan sekolah. Sam anak yang pintar, sopan. Ia menguasai semua pelajaran dengan baik terlebih lagi olaharaga dan musik, bahkan Sam merupakan atlit dan penyanyi di sekolahnya.

Sampai akhirnya Sam bertemu dengan mas Raharjo, lelaki priyayi yang menaruh hati kepadanya. Dalam diamnya mereka berdua saling mencintai. Tetapi takdir berkata lain, mereka tak berjodoh karena Mas Raharjo mendapat kecaman dari abangnya Sam, mas Mul. Merekapun berpisah dengan keberangkatan mas Raharjo ke Jepang untuk melanjutkan sekolah. Sam yang ditinggal akhirnya patah hati, kecewa dan gagal dalam ujian akhir sekolahnya. Sehingga ia bertekad untuk tidak akan jatuh cinta lagi sampai ia benar-benar lulus sekolah

Ketika ia menyiapkan sekolahnya, hadirlah Abu, seorang teman yang aktif di dunia musik, sama dengan dirinya. Awalnya kehadiran Abu sama sekali tidak mengusik hari-harinya, sampai ketika Abu terus memperjuangkannya, ketika Abu dengan rajin datang ke asrama sekolah untuk menemani belajar, ketika Abu yang mendekati keluarganya, ketika Abu berjuang mati-matian meyakinkan Sam bahwa ia amat mencintai Sam, barulah Abu menjadi sesutau yang bermain dalam pikiran Sam.

Begitulah kisah cinta mereka yang penuh warna warni. Harus terpisah karena pengangkatan kerja di tempat berbeda, harus bertengkar hanya karena Abu lupa menjemput Sam di stasiun kereta api, sampai akhirnya mereka menikah. Pernikahan yang juga dipenuhi oleh drama kehidupan. Long distance marriage yang mereka geluti, hidup serba kekurangan ketika di awal pernikahan, Abu yang cemburu berlebihan merupakan bumbu-bumbu pernikahan mereka.

Kisah cinta mereka yang kuat terus bertambah karena kehadiran enam orang buah cinta mereka. Dan kehidupan mereka mulai beranjak bagus ketika Abu menjadi bagian Muhammadiyah dan Sam telah menjadi kepala Sekolah. Indah dan romantis. Sampai akhirnya kisah cinta itu menemukan ujungnya. Ketika Abu dipanggil oleh Tuhannya. Selamanya. Dan dengan perasaan haru Sam mengantarkan jenazah laki-laki yang telah menamaninya selama empat puluh tahun.

Novel romansa. Ya, menurutku ini adalah novel romantis. Novel yang mengisahkan perjalanan cinta dua manusia. Sebenarnya tidak melulu soal romansa yang dibicarakan di novel ini. Rumah Pelangi juga menceritakan tentang peruangan Sam yang mengajar di sekolah terpencil, bagaimana Sam mendidik dan melatih siswanya, bagaimana kedekatan emosional antara Sam dan siswanya. Selain itu juga menceritakan bagaimana peliknya kehidupan di zaman PKI kala itu, bagaimana susahnya mempertahankan ideologi. Tetapi fell untuk kedua bagian ini sama sekali kurang ‘dapat’. Entah karena aku nya yang terlalu baper (hehe) kisah romansa lebih mendominasi novel ini. Mungkin gaya menceritakan tentang pendidikan dan PKI itu kurang menggigit aja.

Rumah Pelangi ini merupakan novel klasik, gaya bahasanya benar-benar memoar banget. Bahkan ada beberapa kata serapan bahasa jawa yang diselipkan dalam percakapan tokohnya. Sam menceritakan perisitiwa dengan sangat runut, bahkan beliau bisa menyebutkan beberapa tanggal penting seperti awal bertemu Abu, kencan di taman. Selain itu gaya bahasanya benar-benar berbeda. Sebagai kids jaman now  yang jarang banget membaca memoar seperti ini, buku ini menjadi sesuatu yang menarik. Pilihan katanya halus sekali, baku sekali, bahkan kadang-kadang terkesan lucu ketika aku membaca part dimana Abu menggoda Sam dengan gaya bahasa yang klasik banget. Hehe. Entah aku yang baper entah gimana, aku merasa bahwa sosok Abu benar-benar lelaki luar biasa. Sam menceritakannya teramat detail betapa Abu mencintainya, betapa Abu mengistimewakannya, Ahh apakah benar-benar ada lelaki seperti itu, pikirkuu.

Kalimat yang paling ‘nyes’ itu ada di bagian cover depan,
“bagi biasanya orang menunggu adalah sesuatu yang amat menyiksa, namun bagiku justru sebaliknya, kujalani penantianku dengan penuh kenikmatan”

Kok ‘nyes’ banget yah?
Ahh, mungkin saja aku sedang menunggu.


Medan, 12  Januari 2018, 21 : 48
Awalnya ingin mengistirahatkan tubuh. Tetapi mata tidak mau bekerja sama, akhirnya laptop ini menyala dan tanganku mulai menari di atas keyboard. Sembari berdoa ada yang mengetuk pintu rumah, dan berkata “Mas pulang”



 ***


SUNNAH SEDIRHAM SYURGA





Judul                : Sunnah Sedirham Syurga
Penulis              : Salim A. Fillah
Penerbit             : Pro U Media
Halaman            : 268

Buku ini terbit tahun 2017 dan sayangnya aku baru membelinya awal tahun 2018, telat banget kan ya. Buku ini menjadi buku pertama yang aku khatamkan selama 1 minggu di awal tahun 2018, kurang sih dari satu minggu. Alhamdulillah. Karena targetku adalah 1 minggu  1 buku. Ya Allah semoga Allah mudahkan resolusi 2018 ini. Insya Allah aku juga bakal sharing resensi dari buku yang telah aku baca. Semoga bisa menginspirasi kalian semua. Amin.

Ada beberapa alasanku dalam memilih buku yang akan kubaca. Aku bukan penikmat semua jenis buku. Aku biasanya memfilter buku-buku yang akan masuk ke perpustakaanku, hehe. Biasanya aku membeli atau membaca buku berdasarkan hasil resensi atau trailer buku tersebut. Selain itu aku merujuk pada beberapa orang yang yang merekomendasikan sebuah buku tertentu. Nah, faktor yang paling aneh (menurutku) aku beli buku berdasarkan pengarangnya. Aku gak peduli dengan isi buku atau harganya. Biasanya jika pengarangnya sudah aku “klik” maka langsung aku beli.

Nah, alasan pengarang inilah yang membuatku membeli buku ini. Ya. Salim A. Fillah. Beliaulah alasan aku membeli bukunya. Well, aku hampir memiliki semua buku Salim A. Fillah, eh, semuanya deh. Mungkin bisa dibilang aku fans bukunya. Ingat lho, fans tulisannnya, fans pemikirannya, fans ceramahnya, bukan fans fisik or raganya.

Buku Sunnah Sedirham Syurga ini bukan bercerita tentang bagaimana mengelola hati, indahnya sebuah pernikahan atau bagaimana menjadi seorang muslim sejati (seperti buku Ust Salim yang sebelumnya). Buku ini hadir dengan nuansa baru yang berbeda menurutku. Buku ini merupakan kumpulan perjalanan Ust Salim ke berbagai tempat, Turki, Mekkah, dan berbagai negara di Eropa. Bahkan di setiap judulnya ada bukti foto yang dilampirkan Ust Salim. Ah, sepertinya Ust Salim paham banget motto kids jaman now, yaitu : No Picture Hoax, Heheh.

Ust Salim membagi buku ini menjadi tiga bagian besar yaitu Teladan Salaf Untuk Para Mukallaf, Belajar Bajik Dari Ulama Klasik, dan Oratoria Para Kesatria. Dari ketiga bagian ini terdapat beberapa judul kecil lagi. Nah, judul kecil inilah berisi masing-masing perjalanan dari Ust Salim ke berbagai tempat. Eits, ini bukan bentuk ke alay an beliau. Ust Salim tidak menceritakan bagaimana perjalanan ke sana, suasana di sana, enak atau tidaknya makanan di sana. BUKAN. Ust Salim menceritakan setiap hikmah yang ada di setiap perjalanannya, bahkan beliau menyelipkan beberapa kisah sahabat, firman Allah dan hadits Rasullah.

Judul Sunnah Sedirham Syurga sendiri merupakan salah satu judul dari sebuah perjalanan cerita Ust Salim yang terdapat pada bagian Belajar Bajik Dari Ulama Klasik. Jadi, ini bukan buku alay yang sekadar menceritakan tentang indahnya sebuah negeri, tetapi tentang hikmah dari perjalanan tersebut. Buku ini bukan hanya mengajak kita berwisata ke tempat yang dikunjungi Ust Salim, tapi mengajak hati dan jiwa kita berkelana ke zaman Rasulullah, mengilhami setiap firman Allah.

Bagian yang paling aku suka adalah Uhud Adalah Harimu dan Luka Itu. Untuk bagian yang ini aku harus menyediakan tissu untuk menghapus air mata. Bahkan setiap kali aku ulang membaca bagian yang ini, maka seketika itu air mata menetes lagi. Bagaimana tidak, ini adalah bagian yang menceritakan kisah Rasulullah pada perang Uhud. Ust Salim menceritakan dengan apiknya sehingga seolah aku melihat pemandangan itu tepat di hadapanku. Pemandangan wajah mulia yang meringis kesakitan, gamis putihnya yang berubah merah, seorang syahid yang masih berjalan, bahkan begitulah Rasulullah menamai dirinya kala itu. Bergetar, merinding, bahkan setiap detail yang diceritakan Ust Salim membuat air mata ini tak henti mengalir.

Begitulah Ust. Salim. Aku jatuh cinta di setiap tulisannya. Buatku tulisan Ust Salim bukan hanya berisi, menginspirasi, tapi bernyawa. Entah bagaimana Ust Salim memilih kata-kata yang ia sajikan di dalam bukunya sehingga semua kalimatnya benar-benar bernyawa. Inilah bentuk karunia Allah terhadap dirinya. Mungkin buku yang ditulis beliau bukanlah tulisan beliau seorang, tapi Allah juga ikut menuliskan berkah Nya di setiap susunan kalimat Ust. Salim. Masha Allah.

Jadi, kalau membaca buku Ust Salim, yang biasanya aku siapkan adalah pulpen, notes, stabilo dan tisu (ini bagian yang paling penting, hehe). Semoga Allah selalu memberkahi setiap aktivitasmu Ustadz. Semoga selalu menginspirasi. Semoga tak henti mengajari kami lewat buku-bukumu.

Penasaran dengan perjalanan penuh hikmahnya Ust Salim? Silakan dibeli bukunya!


Medan, 5  Januari 2018, 14:39
Bagian yang menggetarkan itu adalah ketika aku melihat namamu tertulis lengkap di sebuah ujung paragraf yang ditulis Ust Salim. Eeh..


***
 

BAHAGIA SEKARANG, MENIKAH KEMUDIAN



Judul       : Bahagia Sekarang, Menikah Kemudian
Penulis     : Nur’afifah Hasbi Nasution
Penerbit    : PT. Elex Media Komputindo
Halaman    : 94


Dan untuk beberapa minggu ke depan, buku ini akan menjadi best seller di perpustakan miniku. Kenapa? Pertama, buku ini bercerita tentang ‘aku’ banget, hihihi. Dan mungkin tentang ‘kamu’ dan ‘kalian’ semua yang bernasib sama denganku, opss. Kedua, ini adalah satu-satunya buku yang penulisnya kenal denganku, eeh. Kan biasanya, aku yang mengenal penulisnya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, ada penulis yang kenal sama aku, hehehe.


Kak Afifah, aku memanggil beliau dengan panggilan itu. Beliau adalah rekan kerja, rekan motivasi, rekan curhat, rekan makan siang, rekan segalanya deh. Kami dipertemukan oleh sebuah kampus swasta di Medan, karena kami sama-sama mengabdi di sana. Lalu, Allah menguatkan persaudaraan kami lewat sebuah kegiatan menulis. Kak Afifah adalah mentor menulisku yang paling baik, sabar dan TOP banget deh.


Baiklah, aku coba ulas sedikit buku luar biasa ini. Memang kalau dari segi lembaran tak banyak. Tapi jangan lihat dari lembarnya, lihat dari makna kalimat yang tersusun dalam lembaran tersebut.


Buku ini bercerita tentang kegelisahan seorang wanita yang terus menunggu kehadiran sang pelengkap agamanya. Terus bertanya-tanya siapakah gerangan “dia” yang namanya telah tertulis di Lauh Mahfudz. Terus berdoa di penguhujung malam mengemis kepada Robb agar segera mempertemukan. Bahkan menangis tersedu ketika bilangan umur terus bertambah tapi kabar dari langit tak kunjung sampai. Menangis karena banyak orang bertanya “kapan nikah?” “apa lagi yang ditunggu?” “nantik gak laku lagi loh” “nantik gak bisa punya anak”. Ahh...dan Alhamdulillah aku telah melewati ke semua fase tersebut.


Buku ini terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama bernama Menata Hati. Bagian ini merupakan proses penyembuhan hati. Penyembuhan terhadap sakit yang dirasa karena tidak menerima kenyataan. Pembaca akan diberikan beberapa obat atau terapi mengenai hal yang harus dilakukan untuk menyembuhkan hati yang terlanjur luka. Afifah menjelaskan kepada kita agar berdamai dengan takdir Allah, agar ‘legowo’ menerima bahwa inilah kenyataan terbaik dalam hidup kita.  Selain itu, Afifah juga menawarkan beberapa terapi yang bisa dilakukan, seperti menjadikan syukur sebagai ujung tombak kehidupan atau pergilah sejenak ke suatu tempat yang menenangkanmu. Pergilah ke tempat yang bisa membuatmu lebih baik, tetapi jangan lama-lama, segeralah kembali dengan semangat yang tinggi. Selain itu kamu juga bisa menyibukkan diri dengan hal yang positif. Pastikan ada sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Langkah lainnya adalah dengan terapi hati melalui ibadah maksimal kepada Robb, berdzikir atau membaca Al Quran


Memantaskan Diri, itulah nama dari bagian kedua. Setelah kamu berhasil mengobati luka di hati, maka ini saatnya kamu masuk ke tahap kedua, yaitu memantaskan diri. Memantaskan diri agar Allah benar-benar percaya kepadamu sehingga Dia akan segera menurunkan pasangan terbaik untuk melengkapi agamamu. Afifah menawarkan berbagai cara untuk memantaskan diri seperti mengoptimalkan potensi dengan memahami bakat dan minat atau mengukir prestasi bermodal bakat dan minat, berjuanglah membuat semua mimpimu agar menjadi kenyataan. Selain itu kamu juga terus dandani batinmu, dandani jiwamu. Berbaktilah kepada kedua orang tuamu. Dan pelajarilah ilmu mengenai ilmu kerumah tanggaan, pelajari bagaimana menjadi seorang istri yang baik, atau ibu yang bertanggung jawab.


Bagian yang ketiga bernama Berserah Diri. Setelah hati menjadi baik, saat telah berlapang dada dengan semua takdir Allah, setelah kita menyelesaikan semua pekerjaan, maka biarkan Allah melanjutkan pekerjan Nya. Tawakkal, begitu sering disebut para ulama. Lama? ya. Dan sekalipun itu sangat lama (menurut ukuran manusia), sekalipun tak kunjung nampak jawaban dari usaha dan doa, jangan pernah berhenti memantaskan diri. Perbanyak sedekah dan berdoa.  Aku suka final part  dari buku ini yang bertajuk “Hiduplah Sekarang”. Ngena banget euy!. Afifah melihat fenomena ‘mayat hidup’ yaitu orang-orang yang fisiknya utuh dan sehat tapi jiwa kehilangan nyawa. Bahkan Afifah menyarankan hiduplah sekarang atau kau akan mati sebelum kau benar-benar mati. Speachless deh baca kalimat ini.


Buku ini nge booster banget buat para mayat hidup (hehehe). Buku ini benar-benar membuat kamu menjadi the new you, yang lebih berpikir positif, yang gak berurai air mata (lagi) setiap ditanya “kapan nikah”, yang gak bakalan pura-pura pingsan (lagi) ketika ada teman bahkan adik kelas yang mengantar undangan pernikahannya. Jadilah bahagia ladies! menikah itu bukan pembatas antara bahagia dan tidak bahagia.
So, kamu single? Ya
Kamu bahagia ? Sangat


Silakan berburu buku ini, dan selamat membaca!


Medan, 28 Desember 2017, 08.49
Udah kelar baca buku ini dari 8 hari yang lalu, tapi karena kesibukan yang tak menentu. Akhirnya resensinya baru bisa posting sekarang. Maafkeun!


***
 
DAHSYATNYA 7 KEBIASAAN HARIAN SEORANG MUSLIM

Akhirnya bisa posting resensi buku ini setelah sekian lama mengkhatamkan buku ini. Tangan ini sebenarnya udah gatal banget mau ngepost resensi ini, tapi karena kesibukan yang tak menentu, pekerjaan luar kota tak kunjung habisnya, membuat resensi ini agak lama nongol di blog.
Alhamdulillah aku bisa posting juga resensi buku ini.
Selamat membaca good readers !!

Penulis             : Fadlan Al – Ikhwani
Penerbit           : Ziyad Books
2014, Surakarta, 290 Halaman

Menjadi seorang muslim itu adalah sesuatu yang istimewa. Perlu karakter tetentu yang menandakan bahwa seseorang itu merupakan muslim yang istimewa. Kita semuanya tentu ingin menjadi muslim yang sukses kan ? sukses dunia dan akhirat. Kita semuanya tentu ingin menjadi muslim istimewa. Buku ini menyajikan beberapa kebiasaan yang bisa kita lakukan untuk melejitkan kesuksesan kita, kebiasaan  harian yang rutin kita lakukan sehingga menjadikan kita muslim yang istimewa dan semakin istimewa.
Ada 7 kebiassan harian seorang muslim yang sangat disarankan untuk dijadikan suatu kebiasaan. Yukk, kita bahas satu-satu kebiasaan tersebut :
1.     Kebiasaan 1 :Bismillah, syukur, sabar
Dengan mengucapkan bismillah di awal kegiatan kita insya allah akan membuat kegiatan kita berjalan lancar, sukses dan berkah. Tidak hanya itu, pengucapan dan pembiasaan menyebut asma Allah termasuk bismillah merupakan identitas seorang muslim. Orang akan mengetahui jika kita adalah muslim ketika sebelum makan mengucapkan bismillah, lihat, ternyata kebiasaan kita menunjukkan identitas kita.
Rasa syukur dan sabar juga harus dibiasakan dalam menjalani kehidupan kita. Bersyukur atas semua rezeki yang Allah berikan, dan bersabar atas semua ujian yang Allah gariskan dalam kehidupan kita. Dengan sabar dan syukur ini maka tak ada lagi pengeluhan panjang, tak ada lagi baper dan tak ada lagi galau. Melalui pembiasaan bismillah, sabar dan syukur ini menjadikan diri ini menjadi lebih waspada, optimis dan tangguh dalam menjalani roda kehidupan. Tak akan adalah lagi frustasi, tak akan ada lagi stres. Dengan membiasakan bismillah, syukur dan sabar, insya allah banyak keistimewaan yang bisa kita peroleh :
·         Meraih kecintaan Allah
·         Terhindari dari kesombongan
·         Menjaga dari perbuatan dosa
·         Memudahkan segala urusan
·         Jalan menuju kesuksesan
·         Membuka pintu keberkahan
2.     Kebiasaan 2 : Bersegera berbuat baik
Seorang muslim istimewa itu selalu bersegera melakukan hal-hal yang baik. Tak ada penundaan untuk melakukan hal baik. Bahkan seluruh hidupnya hanya diisi dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan hal baik, maka engkau akan menemukan keistimewaan :
·         Mengalahkan godaan syetan
·         Memaksimalkan jatah umur
·         Mengejar keuntungan besar
·         Bukan penghambur waktu
·         Menjadi manusia eksis
·         Berburu akhir hayat terbaik
3.     Kebiasaan 3 : Cepat memperbaiki kesalahan
Tak ada manusia yang sempurna, tentunya semua orang tahu akan hal ini. Sehingga berbuat salah mutlak dimiliki oleh setiap manusia. Tapi mengulangi kesalahan merupakan hal yang tak mutlak. Seorang muslim itu harusnya bersegera memperbaiki kesalahannya, artinya ia siap untuk mengevaluasi dirinya dan kemudian memperbaikinya. Berikut bonus yang kita terima jika cepat memperbaiki kesalahan :
·         Mengundang rasa cinta
·         Melanggengkan rezeki
·         Perilaku ksatria sejati
·         Membuka peluang keberhasilan
·         Meraih keunggulan
·         Terhindari dari kesalahan besar
·         Menjaga dari su’ul khatimah
·         Mendapatkan surga dunia dan akhirat
4.     Kebiasaan 4 : Bersemangat Belajar
Belajar merupakan kewajiban seorang muslim. Bahkan dalam hadist diinstruksikan seorang muslim itu belajar dari ayunan sampai liang lahat. Lihat, itu artinya seluruh proses kehidupan kita adalah proses pembelajaran yang tiada hentinya. Ini adalah beberapa hal yang akan kita dapatkan jika kita menjadi seorang muslim yang bersemangat belajar :
·         Perantara hidayah
·         Berada di jalan yang benar
·         Mengangkat derajat pemiliknya
·         Meraih keunggulan di dunia
·         Mendamba kebahagiaan hakiki
·         Manusia berilmu ditakuti syetan
·         Kelebihan ilmu dibandingkan harta
·         Menanam investasi untuk akhirat
·         Meniti jalan ke syurga
5.     Kebiasaan 5 : Evaluasi Diri Is Always
Salah satu hal yang harus dibiasakan adalah mengevalusia diri kita tentang apa yang telah kita lakukan, apa yang telah kita katakan bahkan apa yang kita pikirkan. Jangan kecewa, karena banyak hal positif jika kita sering melakukan hal ini :
·         Menghitung kesalahan diri
·         Berhati-hati dengan dosa
·         Bergegas menumpuk pahala
·         Menjadikan hati dan jiwa bahagia
·         Bersiap diri menghadapi penghisaban
·         Tersenyum menjemput maut
6.     Kebiasaan 6 : Mempersiapkan Bekal Akhir Kehidupan
Satu hal yang pasti adalah hidup di akhir zaman, karena sesungguhnya dunia ini hanyalah hidup sementara. Jadi sudah seharusnya kita sibuk mempersiapkan semua hal tentang akhir kehidupan kita.
·         Menjaga diri dari ujub dan sombong
·         Tidak sembrono di dunia
·         Gemar menanam kebaikan
·         Menangisi dosa dengan istighfar
·         Memiliki hati yang bersih dan kuat
·         Bersemangat menjemput kebaikan
 7.     Kebiasaan 7 : Bekerja Untuk Masa Depan
Masa depan mutlak untuk diusahakan, walaupun masa depan itu sesuatu hal yang tak terbayangkan dalam logika manusia, tapi sudah sepatutnya kita berusaha untuk merancang masa depan terbaik. Maka bekerjalah secara maksimal untuk masa depan kita :
·         Ikhlas dalam berbuat
·         Menjadi manusia merdeka
·         Mengubah yang mubah menjadi ibadah
·         Tidak mudah putus asa
·         Mendidik berjiwa tangguh
·         Bersemangat beramal shaleh
·         Memperbanyak porsi untuk akhirat

Itulah 7 kebiasaan muslim yang sangat pantas untuk kita rutinkan. Yok rutinkan !! dan tunggulah kesuksesan akan datang dihadapanmu. Selamat Sukses !!

***


RESENSI NOVEL : SHATTERED


Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan siapa yang akan menjadi objek tulisanku. Novel. Ya, kali ini aku akan menuliskan resensi sebuah novel yang baru aku tamatkan (alhamdulillah).
Judul            : Shattered (Menghancurkan, Dihancurkan)
Penulis          : Teri Terry
Penerbit         : PT Bhuana Ilmu Populer, Kelompok Gramedia.
Halaman         : 501

“Tumben baca novel Uni”, begitu tanggapan beberapa teman kerjaku ketika aku mengeluarkan novel ini dari ransel. Haahaha, memang begitulah kenyataannya. Aku sangat jarang sekali membaca novel, teenlit, apalagi komik. Biasanya buku non fiksi, seperti buku agama, buku matematika, buku pendidikan, buku psikologi sangat menjadi andalanku di sela kesibukan. Tapi tidak untuk kali ini, aku merasa butuh sedikit perubahan bahan bacaan. Terenyuh dengan ucapan seorang teman di facebookku, “jangan seius amat Uni, nanti cepet tua lo (udah tua kali ya), sesekali baca novel buat bahan imajinasi, karena buku non fiksi itu gak bisa menghadirkan sebuah imajinasi”. Finally, aku membeli novel ini.

Kadang butuh beberapa bacaan ringan di sela bacaan “berat” dan syarat makna. Akhirnya novel ini pun aku garap. Awalnya aku pikir ini bacaan ringan, sekedar melepaskan kejenuhan dari rutinitas pekerjaan, ternyata Oooh tidaaak !! aku terjebak. Novel ini benar-benar syarat akan ilmu, novel ini syarat akan emosi. Biasanya beberapa novel akan membuat pembacanya memiliki ekspresi seperti terpingkal, atau tersenyum kecil, pipi merona, bahkan ada yang berurai air mata. Tapi tidak untuk novel ini. Novel ini benar-benar membuat keningku berkerut, otakku bekerja, menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Benar-benar petualangan terbaik untuk para neuron di otakku.

Petualangan? Ya. Novel ini tentang sebuah petualangan. Petualangan seorang gadis di masa depan. Masa depan? Ya. Novel ini bercerita tentang masa depan. Tentang bagaimana kehidupan masyarakat masa depan yang semuanya bergantung dengan komputer. Bahkan manusia “nakal” di masa depan akan diprogram otaknya melalui komputer, sehingga ia akan hadir sebagai pribadi yang lebih baik, lebih tepatnya pribadi yang nantinya akan dimanfaatkan oleh para orang yang akan menggunakannya.

Lucy, Riley, Kyla, Gadis yang menjadi subjek utama dari novel ini, entah sudah berapa kali ia berganti nama, berganti warna rambut, berganti riasan wajah, hanya untuk mengelabui orang-orang yang memiliki niat jahat terhadapnya. Hanya satu hal yang tak pernah berubah darinya yaitu warna bola matanya yang hijau, ia tak mau mengubahnya. Sudah pernah “dihapus” (baca : sudah dicuci otak) oleh pemerintah karena disangka teroris yang akan melaksanakan bom bunuh diri terhadap perdana menteri mereka. Pernah dipalsukan kematiannya sehingga ia terus berganti nama, berganti wajah. Terakhir kali ia tercatat sebagai Riley.

Petualangan Riley di novel ini adalah menemukan siapa dirinya sebenarnya. Ia berpetualang sendirian, meninggalkan zona amannya untuk menemukan ibu kandungnya, ayahnya, kenapa ia bisa “dihapus”, kenapa kematiannya dipalsukan oleh negara. Ya...dan gadis belia ini berhasil menemukannya. Ia memang bertemu dengan ibunya, yang ternyata setelah diselidiki bukanlah ibu kandungnya. Lalu siapa ibu kandungnya? Teka-teki yang membuat Riley berpikir lebih keras. Terus menemukan beberapa fakta tentang siapa dirinya.

Keingintahuannya yang besar itu mengantarkannya kepada sebuah panti asuhan yang mengakomodasi pencucian otak untuk anak-anal (ILEGAL). Mengantarkannya kepada sekelompok pemberontak negara yang berhasil melumpuhkan asrama mahasiswa Oxford. Mengantarkannya untuk bertemu dengan kekasih masa lalunya yang sangat ia cintai dan ternyata bagian dari pemberontak tersebut, bahkan ingin membunuhnya.

Ahh...penuh petualangan sekali. Perjuangan Riley, Mac, Aiden yang terus berusaha membuktikan kepada pemerintah tentang keberadaan pemberontak ini. Sampai akhirnya kebenaran itu terungkap perlahan. Terungkap oleh seorang Bapak tua yang gagah berani, dan tidaaaak, ternyata bola matanya berwarna sama dengan Riley. Perdana Menteri.

Ternyata. Riley adalah cucu dari perdana menteri. Dimana ibunya, anak perdana menteri disekap oleh para pemberontak selama bertahun-tahun sampai akhirnya meninggal. Sedikit perasaan lega bagi Riley akhirnya ia menemukan siapa dirinya sebenarnya, untuk apa ia dikirim sebagai pembunuh yang memegang  bom bunuh diri, kenapa chip di otaknya tidak ada yang bisa memecahkan kodenya. Ternyata dirinya memang sudah diprogram sedari kecil untuk membunuh keluarganya sendiri, apakah seunik itu? Sehingga hidupnya telah dibayang-bayangi masa depan padahal masih anak kecil yang ingin bermain.

“Hope”, itulah nama yang diberikan ibumu. Begitulah sipir penjara itu mengatakannya. Ia memang dilahirkan di penjara bawah tanah milik pemberontak. Ahh..nama yang  bagus.

Lembar per lembarnya adalah petualangan kecil, sehingga semakin dibalik akan meningkatkan adrenalinmu, menambah rasa penasaran. Jadi kau mungkin akan berusaha untuk menamatkannya lebih dari usaha yang aku lakukan (heheh). Pilihan katanya bagus, memang benar-benar menggambarkan suasana yang aku bayangkan. Mungkin sangat dianjurkan membaca buku pertama dan keduanya, karena memang saling berhubungan. Dan kesalahanku, aku tidak membacanya. Ya.. wamalupun begitu aku cukup memahami beberapa istilah yang dimunculkan seperti TAP, DOH, Levo, atau lainnya. Akan tetapi lebih seru jika kita lebih paham dengan beberapa istilah penting di atas.

Beneran deeeh, ini tuh refreshing yang oke banget. Oke banget buat kamu yang lagi menghela nafas dari rutinitas pekerjaan sekolah, pekerjaan kampus, ataupun pekerjaan kantor. Memang ceritanya seperti unlogic , tapi lihat perjuangannya, lihat petualangannya, lihat melankolisnya.

Silakan ditemukan bukunya, dan selamat membaca !!

Medan, 13 Juli 2017, 14.10
Standby di kos aja, waktu produktif banget buat nulis.

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...