cerita suci

PEMIMPIN MUDA


Salah satu fenomena yang aku alami selama berorganisasi adalah dipimpin oleh seseorang yang berusia lebih muda. Ini aku alami ketika tahun kedua aku mulai terjun ke dunia organisasi kampus. Kala itu aku harus merelakan diri untuk “diperintah” oleh seseorang yang usianya setahun lebih muda dariku.

Berat?

Oh ya tentu saja.

Jujur, ada sedikit rasa berat menerima kondisi ketika “anak kemarin sore” itu dengan tegas memberikan perintah kepada kami, yang berusia lebih tua darinya. Berusaha untuk melapangkan hati menerima dirinya sebagai pemimpin kami. Bersabar dengan sedalam-dalamnya sabar mendengar celotehan di sana sini. Sungguh tak bisa terbayangkan berdamai dengan kondisi seperti ini. Kami, yang lebih dulu merasakan asam garam dunia organisasi kampus, kami yang telah membina relasi dengan para pejabat organisasi. Akhirnya kami dipaksa takluk dihadapan seorang anak yang kemarin kami latih dan kami bina untuk ikut organisasi. 

Namun, ternyata kami bisa melewati semuanya. Allah kuatkan kami sehingga kami bisa menjalani fase ini. Selama setahun kami berhasil mengarahkan “kapal” kami ke arah yang lebih baik. Ya, walau ada cek cok, berantem, merajook, diam-diaman. Namun kami berhasil menuntaskan semuanya, dengan baik dan sempurna. Alhamdulillah.

Hal ini menyadarkanku bahwa usia bukanlah penentu kadar kepemimpinan seseorang. Usia bukan juga indikator kedewasaan seseorang. Tahu kan kalimat mujarab itu? Semua orang akan pasti tua, tapi hanya sedikit orang yang menjadi dewasa. Dan sedikit orang yang bisa menjadi seorang pemimpin.

Teringat dengan kisah seorang sahabat di zaman Rasulullah. Rasulullah mengangkat Attab bin Usaid sebagai gubernur Makkah kala itu. Luar biasanya, Attab adalah seorang pemuda yang belia. Waktu menjadi gubernur Makkah ia masih berusia belasan tahun. Bahkan Rasulullah tetap kekeuh untuk mempertahankan Attab. Rasulullah tetap tegar menghadapi celotehan  para elite politik kota Makkah yang begitu mengkritik keputusan Rasulullah tersebut. 

Hingga sebuah pernyataan dari Rasulullah membuat semuanya lebih jelas

“Tak seorang pun dari kalian yang berhak menolak pemuda Attab bin Usiad, karena kehebaran dan keunggulan tidak bergantung kepada tuanya usia. Apa yang menjadi kriteria kehebatan dan keunggulan manusia adalah spritualitasnya”

Pernyataan Rasulullah sungguh sangat menjelaskan semua. Tidak ada yang salah dengan usia muda atau belia. Jika memang ia mampu memimpin ya silakan saja. Lagipula setelah memimpin nanti kan yang dilihat adalah kecakapannya bukan usianya. Jadi tak ada yang salah dengan pemimpin berusia muda.


Medan, 7 Agustus 2020, 22 :16

Foto ini adalah dokumentasi pelantikan pengurus Himapentika FKIP Unri.





KAWAN SEMASA S1



Kali ini aku ingin menceritakan beberapa sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Ya, tepatnya ketika aku sedang menyelesaikan kuliah S1 di Pekanbaru. Bagi seorang anak kampung seperti aku, menemukan sahabat, tempat cerita adalah solusi terbaik ketika pertama kali sampai di kota besar ini. Makanya aku selalu berdoa agar Allah memberikanku sahabat terbaik ketika aku menyelesaikan study  S1.

Dan jeng…jeng…jeng..
Inilah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Eh, sebenarnya ada banyak sahabat terbaikku. Namun, kali ini aku akan menceritakan orang-orang yang ada dalam foto ini. Ntar kapan-kapan aku bakal share kebersamaanku dengan teman-teman lainnya.

Aku akan menceritakan gadis shalihah ini sesuai urutan ya, yaitu dari kanan ke kiri. Tolong jangan dibalik, ntar salah orang jadinya salah persepsi deh. Hehehe

Pertama itu mba Lan. Namanya sih Lani, jawa banget deh pokoknya. Makanya satu kelas memanggilnya mba Lan. Ngomongnya itu lembut dan sopan. Orangnya kalem, gak banyak cingkunek (istilah apaan sih ini, hehehe). Namun ngomong sama mba Lan itu menenangkan banget lah. Pokoknya kalau rada emosian, rada bĂȘte ketemu aja sama mba Lan, insya allah lebih tenang dan bahagia. Hehehe

Kedua, mba Susi. Kenapa dipanggil mba? Ya karena jawaaa banget. Karakter mba Susi hampir menyerupai mba Lan. Hanya saja kadang mba Susi ngomongnya agak nyelekit. Hehehe. Saking miripnya mereka ini juga satu kamar kos kosan lho. Nah, mba Susi ini paling rajin nasihati kami. Harus sholat di musholla, jilbabnya harus begini, pake manset, ketawa jangan ngakak, jangan sering nongkrong sama lawan jenis. Pokoknya panjaaaaaa lah. Apalagi kalau kami lagi banyak tingkah. Wah bisa tambah panjang tuh nasehatnya mba Susi. Hehehe

Ketiga, Ira. Nah ini tuh stand up comedian  kami. Asli ini anak lucuuuuu banget. Ada ada aja deh tu yang bikin lawak dan gemesh. Pokoknya kalau udah Ira ngomong pasti kami langsung ketawa terpingkal-pingkal. Jadi pas kami sedih, galau, putus asa, langsung ketemu Ira. Suruh ngelawak, auto hilang deh tuh sedihnya.

Keempat Hesty. Kalau yang ini mentor kami dalam belajar. Percaya deh, ini anak pinter banget. Buktinya sekarang jadi ASN sebagai dosen dong di kampus kami. Kurang keren apa coba. Pokoknya kalau kebingungan memahami materi, Hesty akan jadi guru les tambahan. Bingung ngerjain tugas, Hesty juga bakal direpotin, mau UAS atau UTS, Hesty harus siap ditanya-tanya pas kami belajar. Untung ini anak sabar banget ngajarin kami. Udah cantik, pintar, sabar juga. Duuh, masha Allah lah pokoknya

Terus aku deh. Aku tuh katanya paling cerewet, bawel. Dikit-dikit cerita, dikit-dikit heboh. Orangnya baperan tingkat dewa. Disentil dikit langsung nangis. Rapuh banget jiwanya. Eh, Hehe. Tapi gini-gini tetap periang habis, energik dan selalu semangat. By the way, ini omongan mereka ya, bukan dari aku. Aku Cuma nambahin dikit-dikit doang kok. Aihh.

Di sebelah aku ada Ana. Gadis satu ini pendiaaam banget. Ana gak bakal ngomong kalau gak perlu. Beneran deh. Jadinya sekali Ana ngomong itu kami dengerin dan rasanya seneeeeng. Akhirnya ana ngomong juga. Hehehe. Walau pendiam, Ana ini jago banget soal IT lho ya. Pokoknya kalau laptop bermasalah, kami cuss langsung nanya ke Ana. Bikin email, Ana lagi. Ahh, pokoknya urusan dunia digital, serahkan kepada Ana.

Nah, ada satu gadis yang tak terlihat karena lagi motion kami. Hehe. Namanya Danny. Gadis ini tomboy banget. Usil tingkat dewa. Nah Danny inilah yang suka bikin banyak tingkah. Ntah apa-apa aja yang dilakukannya sehingga mba Susi selalu kasih nasihat panjangnya.

Jujurly, kami semua tidak pernah berjanji untuk masuk ke jurusan yang sama di kampus ini. Bahkan kami tidak mengenal satu sama lain. Orang tua kami pun berbeda. Bahasa, budaya, kebiasaan, tanah kelahiran, semuanya jelas tak sama.

Namun kami dipersatukan disini. Kami dipersatukan oleh Sang Maha Baik. Tanpa perlu dikomandoi kami saling meng-gravitasi satu sama lain. Kami berusaha membentuk epsilon sekecil mungkin agar tak ada lagi jarak yang membatasi.

Hingga akhirnya sang waktu membuat kami bermetamorfosa menjadi saudara satu darah. Ya, kami seolah memiliki darah yang sama.
Dan ternyata tentu saja.
Bukankah kita memang saudara?
Saudara se iman
Saudara se Allah
Saudara se Rasulullah

Allah benar-benar Baik ya.
Bukan aku yang meminta orang-orang ini untuk menjadi sahabatku selama berjuang menamatkan S1. Namun Allah pertemukan kita semua. Aku hanya meminta sahabat-sahabat terbaik dan lihat, Allah memberikan kalian semua untukku.

Dan pantaslah mengapa orang-orang ini adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Ternyata mereka semua adalah jawaban dari doa-doaku kepada Sang Khalik




Medan, 20 Juli 2020, 00 : 00
Sedang mengenang masa 10 tahun yang lalu. Ya, waktu itu aku masih berjibaku dengan urusan Analisis Real, organisasi, rapat, ngajar les, ngumpul bareng kawan-kawan.


***


KELIHATANNYA SAJA



Ini nih geng yang luar biasa. Beneran deh gak nyangka bisa lengket gitu sama mereka. Hihihi. Kalau enggak salah aku mulai menemukan mereka (eh, gini amat sih bahasanya) sekitar tahun 2015 deh. Waktu itu bulan Ramadhan, aku ingat banget deh. Pas puasa terik terik gitu aku akhirnya diterima ngajar di lembaga privat primagama. Langsung deh cuss ngajar.

Awalnya gak deket. Apalagi untuk introvert seperti aku. Butuh waktu ekstra ekstra banget buat bangun chemistry dengan orang baru. Jadi ya, dulu jaim banget. Datang ke kantor, duduk atau baca buku di ruang tunggu, cuss ngajar habis itu pulang. Gak mau ngobrol barengan mereka. Bahkan ditawari gorengan aku menolak. Hahahaha.

Tapi jangan ditanya setelah itu. Aku jadi orang paling heboh se primagama. Suka berlama-lama di kantor, ngobrol ngalor ngidul, beli cemilan trus makan bareng-bareng. Pokoknya berbeda seratus delapan puluh derajat lah.

Tentu saja foto ini tidak menampakkan watak asli kami kan? Hehehe. Kalau difoto ya kelihatan kalem, kelihatan smart, kelihatan wibawa, kelihatan ramah, kelihatan baik hati, kelihatan keren, pokoknya kelihatan aja deh.

Namun aslinya? Ya jangan ditanya deh. Hehehe. But anyway, mereka semua di foto itu kecuali aku memang smart lho. Secaraaaa, lembaga primagama hanya berurusan dengan tentor yang smart (eh, eh eh). Kalau aku masih anak bawang lah, masih belajar-belajar nih. Mereka juga  keren, wibawa dan baik hati. Mereka itu adalah tentor-tentor favorit di primagama. Aku acungi jempol deh buat mereka.

Bersama mereka itu kayak moodbooster  aku lah. Kalau lagi suntuk, kesel, marah, nongkrong aja di kantor primagama. Dijamin deh semua perasaan gak jelas itu lenyap seketika. Jadi bersama mereka itu ngalah ngalahin nongkrong di cafĂ©, belanja di mall deh, Hahaha.

Bahkan waktu berjalan begitu cepat kalau barengan mereka. Heran deh. Kayak foto ini nih, hampir 5 jam barengan mereka dan isinya ketawaaaa semua. Aku benar-benar relaks banget deh. Ada ada saja hal lucu dan aneh yang kita lakukan.

Salah satunya prosesi foto. Jangan bayangkan foto ini satu-satunya foto kami. Tidaaaaaak fergusso. Kami berhasil mengabadikan 144  jepretan lho. Namun dari sekian banyak itu hanya satu ini yang “lumayan”. Kurang keren apa kami coba. Hahaha.

Dan malam ini kok tiba-tiba merindukan mereka ya? Ingin jumpa lagi, ketawa bareng lagi, bully bareng lagi. Nah kan makin rindu. Jadi gaess, kapan nih kita bisa ketemu?


Medan, 15  Juni 2020, 22 : 23 WIB

No comments:

Post a Comment

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...