Thursday 17 August 2017

Kenali lah Mereka !



Menjadi guru dengan ratusan bahkan hampir ribuan siswa memiliki keseruan tersendiri. Ada setakat bangga karena telah berhasil membelajarkan mereka.  Sekarung kabahagiaan karena telah berhasil mengantarkan kesuksesan mereka (ya Allah, sukseskan mereka, dimanapun mereka berada, aamin).
 
Kelas X MIA SMA YPK Medan, Research done!!

Tapi kalian tahu, ada bagian yang menjadi pe er terbesarku ketika mengajarkan mereka yang jumlahnya ribuan tersebut, yaitu mengenali mereka (opps). Aku mungkin adalah guru yang paling susah mensikronkan antara wajah dan nama siswaku. Gak tahu kenapa, itulah masalah terbesarku. Mungkin karena banyak diantara mereka yang wajahnya saling menyerupai kali ya, apalagi yang perempuan (halaah). Kebanyakan mereka berjilbab, sehingga semakin sulit otakku untuk membedakan manakah yang Fifi, atau manakah yang Kartika. Ya ampuuun !!. mungkin wajah mereka lebih susah ketimbang dari pembuktian Teorema Pytahgoras ya.

But, anyway mengenali siswa itu merupakan hal yang kudu and  harus banget dilakukan oleh guru. Bahkan bukan hanya sekadar nama, tanggal lahir, makanan kesukaan, penyakitnya, cara belajar, hobi, bahkan masalah yang dihadapi oleh para siswa (hihihi, complete banget ya). Ketika seorang guru sudah mengenali siswanya dengan baik, maka akan mudah baginya untuk membangun chemistry yang bagus dengan siswa. Nah, lalu apa ? chemistry  yang bagus ini akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar mata pelajaran yang akan kita jelaskan. Next, bakalan tahu dong bagaimana hasil belajar jika motivasi siswa itu tinggi, wahh..

Terus, bagaimana dong kasus seperti aku yang mengalami kesulitan ketika mengenali siswaku?, bahkan untuk nama saja aku kewalahan. Oke, aku pernah menerapkan trik yang mungkin sedikit membantu para guru untuk mengenali siswanya. Jeng---jeng—jeng--, ini dia solusinya ‘daftar presensi siswa'.

Source : Tokopedia

Buat apa sih ? aku memiliki kebiasaan sebelum mengajar selalu mengecek kehadiran siswaku (wah..ini mah wajib dilakukan guru). Aku melakukannya bukan semata karena menerapkan RPP yang telah aku buat, atau hanya sekadar memastikan si Furqon gak terlambat kan ?. aku melakukannya dalam rangka menghapal nama siswaku satu per satu (duuh, ketahuan). Aku menyebut nama mereka, lalu memperhatikan wajah dan kondisi fisik mereka, bentuk wajah, cara memakai jilbab atau potongan rambut mereka. Dan ketika ada siswa yang hanya menjawab panggilan namanya dengan “hadir buk” tanpa memperlihatkan wajahnya, maka aku akan menagihnya (ngeri ahh) “mana orangnya?, ibu gak nampak”. Intinya, aku akan selalu memperhatikan wajah mereka satu per satu setiap kali aku masuk ke kelas. Dan alhamdulillah aku tidak melewati scene ini setiap memulai pelajaranku.

Lalu hasilnya ? Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah yang telah mengaruniakan ingatan terhadap mereka, aku mulai mengingat nama mereka, aku mulai terlatih menskironkan nama dan wajah mereka (yeyeyey, loncat-loncat di depan pantai dulu, eeeh). Nah, jadi buat para guru, para ustadz/zah, para dosen yang bermasalah dengan nama siswa nya, boleh mencoba caraku ini. Insya allah bakal mulai ingat tuh nama siswanya satu-satu.

Gak cuma ngabsen lo pak dan buibu. Aku juga tidak begitu suka dengan panggilan seperti “anda” atau “saudara” atau “kalian” apalagi “kau”. Biasanya dalam pembelajaran, aku mengusahakan untuk memanggil mereka dengan sebutan nama mereka. Wah..tentunya ini juga semakin berat tugasku kan, karena aku harus benar-benar pas mencocokkan antara nama dan wajah mereka. Tapi i did it  kok. Biasanya kata-kata panggilan di atas hanya keluar ketika aku mulai marah dengan mereka. Marah ? guru boleh marah kah ? boleh dong. Ntar di next tulisan aku coba bahas ya (semoga Allah mudahkan melawan rasa malas nulis ini, hehe)

Percayalah para pendidik, merasa diperhatikan, merasa disayangi, merasa menjadi objek penglihatan guru merupakan sensasi tersendiri bagi siswa. Hal itu merupakan impuls terbaik dalam proses pembelajaran. Salah satu cara agar siswa itu merasa diperhatikan, merasa disayangi adalah panggil lah mereka dengan nama mereka, kenalilah mereka pelan-pelan. Dan eits..jangan lupa perhatikan siswa secara detail yak, perhatikan perubahan yang mereka sajikan setiap harinya. Karena kebanyakan siswa membutuhkan komentar terhadap perubahan yang mereka tunjukkan. Jadi jangan sungkan untuk mengatakan “Ridwan, potong rambut ya?” atau “Masha Allah Ilma, kalau jilbabnya diulurkan ke dada gitu tambah cantik deh”. Bakalan klepek-klepek tuh siswa sama gurunya. Dan ketika sang guru telah berhasil merebut hatinya, percaya deh, para siswa itu juga akan memberikan sepenuh hatinya, pikirannya untuk sang guru.

Nah, buat para guru yang lain, monggo di coba caraku ya. Jangan berhenti menjadi guru terbaik untuk para siswa hebat ya.. Orang hebat hanya akan lahir dari tangan seorang guru yang luar biasa. Siap melahirkan dan mencetak generasi hebat ? maka jadilah guru yang luar biasa.

Medan, 17 Agustus 2017, 14:55 WIB
Memaknai kemerdekaan di kos an sederhana (eeh)

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...