Wednesday 18 January 2017

Jodoh dan Angkot



Pict : Angkot di Kota Medan

Angkutan Umum merupakan salah satu sarana transportasi yang diminati oleh masyarakat. Trayeknya yang beragam, biaya sewa yang terjangkau serta keberadaannya yang hampir menelurusi jalan kecil, membuat angkutan umum menjadi primadona bagi masyarakat, terutama angkot.
Di Kota Medan khususnya, sahabat akan menemukan berbagai jenis angkot di sepanjang jalan raya. Kami membedakan angkot berdasarkan nomor dan warnanya. Aku baru menemukan angkot bernomor 135 merupakan angkot dengan nomor terbesar, belum termasuk beberapa angkot bernomor sama dengan warna yang berbeda. Wahh...sangat banyak sekali kan. Warna yang berbeda, nomor yang berbeda menandakan bahwa tujuan angkot itu juga berbeda.
Menunggu angkot merupakan hal yang sangat upredictable  banget. Tak bisa diprediksikan kapan angkot kita akan datang. Adakalanya hanya hitungan detik kita mendapatkannya, dan adakalanya kita butuh hitungan jam menunggu kedatangannya. Walau membutuhkan waktu yang lama kita tetap setia bukan menunggu nya ? walau kadang mulut penuh umpatan dan gerutu, angkot tersebut akan tetap ditunggu. Kenapa ? kenapa tidak naik angkot lain saja? tentu para sahabat akan menjawab tegas KARENA TUJUANNYA TIDAK SAMA. Yapp...tepat, itu poinnya. Kita tidak bisa menaiki angkot lainnya karena tujuan kita hanya sama dengan angkot yang sedang kita tunggu sekarang. Kalau memaksa naik angkot lain, tentunya kita akan tersesat, kita akan berbeda dengan tujuan awal. Nah Lho..
Menunggu jodoh layaknya menunggu angkot. Tak ada satupun orang yang bisa memprediksikan kapan dirinya akan bertemu pasangannya. Ada yang cepat, hitungan hari berkenalan dengan seseorang, beberapa minggu kemudian mereka sudah mengabadikan cinta dalam bingkai pernikahan, cerita seperti inilah yang sangat diimpi-impikan oleh kebanyakan manusia, bertemu dengan jodoh mereka “tepat waktu”. Akan tetapi juga ada orang yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menemukannya. Di saat usia tak lagi ideal lagi untuk menikah (menurut “mereka”), sang Maha Segala mempertemukannya dengan seseorang yang menyempurnakan separuh agamanya.
Apa yang menyebabkan mereka lama menemukan jodohnya ? Ahh..pertanyaan yang sampai detik ini akupun belum bisa menjawabnya untuk diriku. Kadang takdir Sang Maha Kuasa sangat istimewa, tak terlintas dalam pikiran hamba Nya. Tak adakah para “belahan jiwa” itu datang selama penantian ? Tentu saja ADA. Ada banyak yang datang menghampiri. Lalu masalahnya ? harta ? rupawan ? keturunan ?. BUKAN !!. Masalahnya hanyalah karena TIDAK SATU TUJUAN.
Menikah itu bukanlah suatu ajang untuk melampiaskan hawa nafsu, ajang untuk mencari gengsi dunia, melainkan alat untuk beribadah kepada Rabb. Menikah adalah komitmen untuk mengarungi lautan dunia ini berdua dengan pasangan. Bahkan kita akan lebih banyak menghabiskan masa usia kita dengan pasangan ketimbang dengan orang tua. Ahh...artinya menikah benar-benar komitmen sisa hidupmu. Bahkan di salah satu perkataan Sang Kuasa menyebutnya sebagai “mitsaqon gholizo” yang artinya perjanjian yang kokoh. Bayangkan dua orang yang berkomitmen mengarungi lautan dunia memiliki tujuan yang berbeda. Jika istri menyuruh A, dan suami menyuruh B, rumah tangga seperti apa yang sedang terjadi.
Ahh..kan rumat tangga kami demokrasi, rumah tangga kami pancasila, walau beragam tetap satu, salah satu alasan klise pembenaran mereka. Kita boleh berbeda pendapat tentang hal yang tidak prinsip, tetapi tentang hal yang prinsip, maka tetap harus SATU TUJUAN. Wanita yang menginginkan keluarga yang bernuansa islami tak masalah kah menikah dengan pria yang beragama non muslim ?. Sekufu, begitu juga bahasa lainnya. Ketika menikah dengan orang yang memiliki tujuan yang sama, minimal tak jauh berbeda, maka hidup kita akan lebih tentram. Kita akan lebih mudah mencapai tujuan tersebut.
Jangan hanya karena engkau merasa kehadiran “nya” terlalu lama, lalu engkau dengan santainya memilih siapa saja agar bisa memenuhi gengsi mu itu. TIDAK. Layaknya angkot, tetaplah menunggu. Jangan mengumpat, jangan menggerutu dan jangan menyalahkan siapapun karena kegiatan itu tak akan mempercepat kedatangannya. Dia sedang menuju ke arah mu, hanya saja kecepatannya yang terlalu lama. Maka, jemputlah “dia”, bergeraklah ke arahnya. Ketika engkau dan “dia” bergerak menuju ke arah yang sama, maka percayalah suatu hari akan bertemu.
Menjemput “dia” ? Bagaimana caranya ? teruslah perbaiki diri menjadi sebaik-baik pasangan, isi kegiatan “menunggu” dengan hal-hal positif, sehingga tak kau sadari “dia” telah di depan mata, jangan lupa berdoa. Berdoa kepada Robb dalam shalat malam mu, berdoa saat bersedekah, berdoa saat menuntut ilmu, berdoa di waktu-waktu mustajab. Percayalah bahwa Allah sedang mempersiapkan seseorang untukmu, dan jangan sampai engkau tidak siap ketika “dia” telah datang.
Para Kupu-Kupu Cinta..
Yuk Bermetamorfosa dengan sempurna !!

Medan, 19 Januari 2017

KAU TAK SENDIRI

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang tengah merasa sendiri. Pernahkah merasa sendiri? Merasa seolah tak ada orang lai...