Angkutan
Umum merupakan salah satu sarana transportasi yang diminati oleh masyarakat. Trayeknya
yang beragam, biaya sewa yang terjangkau serta keberadaannya yang hampir
menelurusi jalan kecil, membuat angkutan umum menjadi primadona bagi
masyarakat, terutama angkot.
Di
Kota Medan khususnya, sahabat akan menemukan berbagai jenis angkot di sepanjang
jalan raya. Kami membedakan angkot berdasarkan nomor dan warnanya. Aku baru
menemukan angkot bernomor 135 merupakan angkot dengan nomor terbesar, belum
termasuk beberapa angkot bernomor sama dengan warna yang berbeda. Wahh...sangat
banyak sekali kan. Warna yang berbeda, nomor yang berbeda menandakan bahwa
tujuan angkot itu juga berbeda.
Menunggu
angkot merupakan hal yang sangat upredictable
banget. Tak bisa diprediksikan kapan
angkot kita akan datang. Adakalanya hanya hitungan detik kita mendapatkannya,
dan adakalanya kita butuh hitungan jam menunggu kedatangannya. Walau
membutuhkan waktu yang lama kita tetap setia bukan menunggu nya ? walau kadang
mulut penuh umpatan dan gerutu, angkot tersebut akan tetap ditunggu. Kenapa ?
kenapa tidak naik angkot lain saja? tentu para sahabat akan menjawab tegas
KARENA TUJUANNYA TIDAK SAMA. Yapp...tepat, itu poinnya. Kita tidak bisa menaiki
angkot lainnya karena tujuan kita hanya sama dengan angkot yang sedang kita
tunggu sekarang. Kalau memaksa naik angkot lain, tentunya kita akan tersesat,
kita akan berbeda dengan tujuan awal. Nah Lho..
Menunggu
jodoh layaknya menunggu angkot. Tak ada satupun orang yang bisa memprediksikan
kapan dirinya akan bertemu pasangannya. Ada yang cepat, hitungan hari
berkenalan dengan seseorang, beberapa minggu kemudian mereka sudah mengabadikan
cinta dalam bingkai pernikahan, cerita seperti inilah yang sangat
diimpi-impikan oleh kebanyakan manusia, bertemu dengan jodoh mereka “tepat
waktu”. Akan tetapi juga ada orang yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
menemukannya. Di saat usia tak lagi ideal lagi untuk menikah (menurut
“mereka”), sang Maha Segala mempertemukannya dengan seseorang yang
menyempurnakan separuh agamanya.
Apa
yang menyebabkan mereka lama menemukan jodohnya ? Ahh..pertanyaan yang sampai
detik ini akupun belum bisa menjawabnya untuk diriku. Kadang takdir Sang Maha
Kuasa sangat istimewa, tak terlintas dalam pikiran hamba Nya. Tak adakah para
“belahan jiwa” itu datang selama penantian ? Tentu saja ADA. Ada banyak yang
datang menghampiri. Lalu masalahnya ? harta ? rupawan ? keturunan ?. BUKAN !!.
Masalahnya hanyalah karena TIDAK SATU TUJUAN.
Menikah
itu bukanlah suatu ajang untuk melampiaskan hawa nafsu, ajang untuk mencari
gengsi dunia, melainkan alat untuk beribadah kepada Rabb. Menikah adalah komitmen
untuk mengarungi lautan dunia ini berdua dengan pasangan. Bahkan kita akan
lebih banyak menghabiskan masa usia kita dengan pasangan ketimbang dengan orang
tua. Ahh...artinya menikah benar-benar komitmen sisa hidupmu. Bahkan di salah
satu perkataan Sang Kuasa menyebutnya sebagai “mitsaqon gholizo” yang artinya
perjanjian yang kokoh. Bayangkan dua orang yang berkomitmen mengarungi lautan
dunia memiliki tujuan yang berbeda. Jika istri menyuruh A, dan suami menyuruh
B, rumah tangga seperti apa yang sedang terjadi.
Ahh..kan
rumat tangga kami demokrasi, rumah tangga kami pancasila, walau beragam tetap
satu, salah satu alasan klise pembenaran mereka. Kita boleh berbeda pendapat
tentang hal yang tidak prinsip, tetapi tentang hal yang prinsip, maka tetap
harus SATU TUJUAN. Wanita yang menginginkan keluarga yang bernuansa islami tak
masalah kah menikah dengan pria yang beragama non muslim ?. Sekufu, begitu juga
bahasa lainnya. Ketika menikah dengan orang yang memiliki tujuan yang sama,
minimal tak jauh berbeda, maka hidup kita akan lebih tentram. Kita akan lebih
mudah mencapai tujuan tersebut.
Jangan
hanya karena engkau merasa kehadiran “nya” terlalu lama, lalu engkau dengan
santainya memilih siapa saja agar bisa memenuhi gengsi mu itu. TIDAK. Layaknya angkot,
tetaplah menunggu. Jangan mengumpat, jangan menggerutu dan jangan menyalahkan
siapapun karena kegiatan itu tak akan mempercepat kedatangannya. Dia sedang
menuju ke arah mu, hanya saja kecepatannya yang terlalu lama. Maka, jemputlah
“dia”, bergeraklah ke arahnya. Ketika engkau dan “dia” bergerak menuju ke arah
yang sama, maka percayalah suatu hari akan bertemu.
Menjemput
“dia” ? Bagaimana caranya ? teruslah perbaiki diri menjadi sebaik-baik
pasangan, isi kegiatan “menunggu” dengan hal-hal positif, sehingga tak kau
sadari “dia” telah di depan mata, jangan lupa berdoa. Berdoa kepada Robb dalam
shalat malam mu, berdoa saat bersedekah, berdoa saat menuntut ilmu, berdoa di
waktu-waktu mustajab. Percayalah bahwa Allah sedang mempersiapkan seseorang
untukmu, dan jangan sampai engkau tidak siap ketika “dia” telah datang.
Para Kupu-Kupu Cinta..
Yuk Bermetamorfosa dengan
sempurna !!
Medan, 19 Januari 2017