Menjadi seorang tenaga pendidik, baik itu guru, dosen,
tentor atau ustadzah pasti memiliki masalah dengan mengingat siswa mereka satu
per satu dengan detail. Sangat wajar sebenarnya. Lihat saja, guru memiliki
ratusan bahkan hampir ribuan siswa untuk diingat. Ahh, bagi sebagian guru hal
ini sungguh pe er yang sangat besar.
Tentu bukan hal yang mudah untuk mensinkronkan nama mereka dengan wajah masing-masing. Terlebih lagi siswa perempuan. Semuanya seolah kelihatan sama dan serupa dalam balutan jilbab dengan warna senada. Hal ini yang terkadang membuat seorang guru dengan tidak sengaja sering menukar nama mereka. Mungkin wajah para siswa itu lebih sulit daripada rumus integral untuk mencari luas daerah di antara dua kurva.
Namun, walau begitu mengenali siswa itu adalah hal yang penting. Ingat ya, mengenali bukan hanya sekadar nama, nomor induk, ranking berapa atau ciri fisik saja. Guru seharusnya juga mengetahui cara belajar siswanya, hobi, bahkan termasuk hal kecil seperti makanan kesukaan atau masalah yang tengah dihadapinya.
Wah, berarti banyak banget dong tugas guru? Satu siswa aja udah banyak, bagaimana dengan ratusan atau ribuan siswa ya?
YAA. Tugas guru itu memang banyak. Itulah mengapa
pekerjaan menjadi guru bukan panggilan dunia, melainkan panggilan jiwa. Hanya
orang yang tergerak hatinya memilih guru
sebagai profesi dalam hidup mereka. Menjadi guru itu bukan semata pekerjaan
dunia, melainkan panggilan hati. Menjadi guru juga bukan sekadar ajang
pengumpul rupiah, melainkan sebagai sarana menambah saldo pahala.
Jikalau ada seorang guru yang masih kewalahan mengenali siswanya dengan baik, percayalah ia sedang belajar untuk mengenali siwa. Ada banyak cara yang bisa dilakukan guru agar bisa mengenali siswa mereka dengan baik. Salah satunya adalah dengan mengecek daftar hadir mereka.
Para guru bisa melakukan kebiasaan ini sebelum mengajar selalu mengecek daftar hadir siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan siswa datang tepat waktu di kelas. Nah, selain itu guru juga bisa menjadikan hal ini sebagai sarana untuk menghapal nama dan wajah mereka. Coba bayangkan jika seorang guru melakukan hal ini secara konsisten selama satu bulan, dapat dipastikan guru akan mampu mensinkronkan nama dan wajah siswa.
Nah, selain itu guru juga berlatih memanggila mereka dengan menyebut nama. Sebisa mungkin guru meminimalisir penggunaan kata “kamu”, “anda” atau “saudara”. Guru bisa menggantinya dengan langsung menyebut nama siswa yang dimaksud. Pelan-pelan guru akan bisa menghafal nama siswa di kelas tersebut.
Selain itu, memanggil nama secara langsung akan membuat para siswa merasa diperhatikan dan disayangi oleh guru. Perasaan ini adalah impuls paling mujarab untuk mendapatkan aktivitas belajar yang berkualitas. Jadi para guru jangan sungkan untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa ya.
“Iqbal rambut baru ya?”
“Cantik banget pakai baju itu Liza”
Lebay sih, tapi ini beneran membantu untuk
meningkatkan chemistry antara siswa
dan guru
Tidak ada salahnya untuk mencoba kan wahai para pencerdas anak bangsa?
Kuy silakan dicoba dan selamat membangun chemistry dengan siswa.
Medan, 28 Agustus 2020; 23 : 14